QUICKE - (THE8)

6.5K 84 14
                                    

World tour sudah berakhir dan masa promosi album mereka masih dalam minggu-minggu ini. Dan hari ini jadwal kita yaitu sedang bersiap karna akan sedang syuting Going Seventeen untuk bulan depan, cuaca di Seoul hari ini cukup hangat walau udara dingin masih terasa. Beberapa member mulai bermunculan, menyapaku satu persatu, mereka diminta untuk segera masuk ke ruangan ganti dan bersiap untuk berdandan sesuai konsep mereka masing-masing oh iya hari ini kami syuting Going Magazine.

Setelah pekerjaan ku selesai, aku bisa sedikit bersantai karna konsep hari ini mereka yang berperan banyak. Maka aku hanya duduk-duduk santai bersama staffs lainnya. Aku memperhatikan semua gerak-gerik mereka, sambil meminum kopi yg ada di tanganku aku bergumam di dalam hati, bisa-bisa bisanya mereka terlihat seperti tidak pernah terjadi apa-apa bersama ku.

Lamunan ku tersadar setelah salah satu dari mereka menghampiri ku.
"eoh... eisa-shi ada apaa?..." tanyaku sambil menyimpan cup coffee di atas meja.
"aku sedikit kesusahan karena bahuku, saat ingin memasang baju Hoodie ku ini, bisakah kau membantuku Hyeri-ya?" ucapannya sambil terus struggling dengan bahu nya yang sedang luka.
"geuree... tentu aku bantu. ayo kita ke wardrobe room, aku rasa ada pakaian yang lebih nyaman untuk mu"

Kami berdua berjalan menuju wardrobe room yang agak sedikit jauh dari kawasan syuting, karna studio ini sangat besar maka jarak antara ruangan ke ruangan cukup jauh.

Saat kami masuk, ada beberapa staff yang sedang membereskan beberapa baju disana, ruangan ganti hanya ditutup dengan gorden, aku cukup peka dengan perasaan dan situasi Hao saat ini, maka aku meminta secara baik-baik agar para staffs disana untuk keluar sebentar.

"Yeajin-na... ahh mian , tapi bisakah kalian keluar dari disini, kau tau kan eisa kurang agak nyaman bila terlalu banyak orang asing." ucapku mencoba membuat mereka paham.
"aah iya aku baru ingat, mereka hanya nyaman dengan mu saja ya. oke, kita pergi dari sini, maaf ya.. " jelasnya.

"no no its okay.. " balas ku dengan senyum. mereka meninggalkan kami berdua, aku mulai mencari sesuatu dan Hao menutup pintunya.
"aku tutup dulu pintunya..." lalu menguncinya.
"tak perlu kau kunci juga oppa.. "
"aku khawatir kalo tiba-tiba ada orang yang masuk tiba-tiba..." ucapnya cukup meyakinkan ku.

"ohh.. iya juga... oke sebentar aku cari lagi jumpsuit denim yang lainnya.. hmm aku yakin aku memasukkan kesini.." saat aku sedang mencari baju yang aku maksud, Hao hanya duduk sambil memainkan handphone nya.

"nah.. ketemu.. ayo ganti dengan yang ini, aku rasa ini akan cocok dan lebih nyaman tentunya.. "
Hao bangkit dari duduknya, dan masuk ke dalam gorden, aku menunggunya sambil membereskan beberapa wardrobe yang perlu aku bereskan.

Saat aku sedang berkutat dengan kegiatan ku, tiba-tiba Hao memanggilku.
"Hyeri-ya, aahh.. kau bisa kemari tidak?
"oppa...? kau baik-baik saja...? "
"bahuku sakit kembali karena tali jumpsuit ini stuck dibagian punggungku.. tolong bantu aku.." aku langsung masuk kedalam dan betapa kagetnya, ternyata Hao telanjang dada, hoodie yg aku berikan tadi belum ia kenakan.

"ahh.. maafkan aku oppa, aku kira kau sudah berpakaian..." ucapku sambil menghampirinya dengan malu dan agak menundukkan kepala ku.
"tak apa, jangan seperti itu. kau ini seperti pertama kali melihatku seperti ini..."

"iyaa tapi tak pernah saat posisi berdua seperti ini..." ucapku sambil membenarkan bajunya.

tiba-tiba hao membalikan tubuhnya menghadap padaku, tubuhnya yang terhitung paling ramping tapi dadanya yang bidang cukup membuat jantungku berdegup kencang. aku menengadah keatas, menatap dia yang sedang menatapku dengan lekat, tubuh tingginya cukup mengcover tubuh ku yang pendek, suhu ruangan cukup dingin, aroma greentea + lavender dari tubuhnya sukses membuatku terpukau.

SEVENTEEN ONE SHOT 21+ - ONGOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang