1

259 36 2
                                    



Langit hitam legam yang terpajang jelas di langit London saat ini, waktu yang mendukung keadaan Elysia yang sedang berargumen dengan pikirannya sendiri.

"Sialan, perburuan manusia tidak ada hentinya."

Kasus bangsawan melakukan perburuan manusia membuat Elysia sakit kepala. Jika perburuan manusia dilakukan oleh bangsawan, sudah pasti mereka tidak akan tersentuh oleh hukum.

Kasus perburuan manusia kali ini menargetkan anak-anak. Kereta kuda milik bangsawan akan datang dan menculik anak-anak sebelum fajar tiba. Dari kesaksian warga sekitar, kereta kuda itu akan datang dan anak-anak berebutan untuk naik, ada pula yang mendengar bahwa sang kusir berkata tentang sesuatu yang berhubungan dengan Dartmoor.

Dartmoor adalah salah satu lahan perburuan Enders, bahkan setelah Enders mati pun masih ada yang melanjutkan perburuan manusia itu.

"Setiap tanggal 1 sebelum fajar kereta kuda itu akan datang dan membawa anak-anak, anak-anak itu tidak akan kembali lagi. Masih tersisa 8 jam sebelum itu terjadi. Siapkan mantel hitam ku dan beberapa peralatan untuk pergi ke sana, Mattie. Kita tidak punya banyak waktu untuk ini."

"Baiklah." Mattie Riley, kepala pelayan keluarga Madelaine dan pengasuh Elysia sekaligus rekan kejahatannya. Wanita yang disebut Mattie itu pergi melangkah menuju dress room milik Elysia.

Sejak hari dimana [Name] berpindah jiwa menuju jiwa yang sekarang, alias putri sulung dari Marquess dan Marchioness Madelaine, [Name] mulai beradaptasi dengan cepat, mempelajari segala hal yang dilakukan wanita bangsawan. Dan [Name] pun tahu bahwa ia berpindah jiwa dan berpindah masa.

"Ini mantelnya, Ely."

"Terimakasih. Ayo kita pergi."

Sesampainya di wilayah perburuan, Elysia dan Mattie bersembunyi di semak-semak seraya menyelidiki area sekitar. Wilayah hutan milik keluarga Baskerville, dikelilingi oleh gunung dan rawa, tidak heran dijadikan tempat perburuan.

"Ely, gerbang utamanya dijaga, bagaimana kita bisa masuk?"

"Kita cari jalan ke Utara.

Setelah beberapa menit, akhirnya Elysia dan Mattie menemukan jembatan yang mengarah ke benteng besar.

"Jembatannya sudah lama, kemungkinan akan runtuh jika kita berdua menyebranginya bersama-sama. Mattie, kau pergi ke benteng yang lain saja, pasti ada anak-anak lain disana."

"Baiklah."

-

Jembatan yang aku lewati rubuh. Louis, Moran, dan Fred jadi tidak bisa melewati jembatannya. Raut wajah Louis terlihat sangat panik ketika aku hampir jatuh.

"Aku akan pergi ke benteng paling besar. Kalian pergi ke dua benteng di bawah." Ucapku menginstruksikan mereka.

Setelah itu aku pergi ke benteng besar. Sesampainya di benteng besar, aku melihat banyak kepala anak-anak yang diawetkan dan kepala yang sudah menjadi tengkorak. Aku melangkah lebih jauh ke dalam, tetapi saat diambang pintu ruangan kedua yang aku lewati, aku melihat sepasang kakak beradik memeluk seorang wanita seraya menangis dipelukannya, badan mayat yang sudah terpisah dari kepalanya itu berada di sebelah mereka. Anak-anak itu pasti anak yang hilang diculik, dan mayat itu adalah pelakunya, dan wanita itu?

Surai blondenya terlihat jelas, tetapi ia membelakangiku, aku tidak bisa melihat wajahnya. Wanita itu menenangkan kakak beradik itu seraya mengucapkan kata-kata yang membuat mereka merasa aman.

Kepalaku penuh dengan tanda tanya sekarang. Siapa wanita itu? Apakah ia mengharapkan dunia yang sama sepertiku?










𝐘𝐄𝐔𝐗 𝐃'𝐀𝐍𝐆𝐄 ; 𝙼𝚘𝚛𝚒𝚊𝚛𝚝𝚢 𝚝𝚑𝚎 𝙿𝚊𝚝𝚛𝚒𝚘𝚝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang