Dugaan

1.2K 95 20
                                    

kembali lagi dengan Sarawattine jangan lupa follow coment dan vote ya bestie karena setiap lentikan jari kalian pada tanda bintang dan kolom komentar sangat berati bagiku
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading










Waktu baru menunjukkan pukul dua siang win mengaduk adonan kue-nya hati-hati mengabaikan sepupu bright yang baru datang karena permintaan dari suaminya sebenarnya win tak menyukai ton karena menurutnya ton itu menyebalkan suka berlaku seenaknya membuat ia merasa kalau Ton itu adalah musuh abadinya walau ia tak membencinya tapi tetap saja gadis bermata sipit itu menyebalkan.

hari ini win tak berangkat kerumah sakit bersama bright karena badannya terasa tak enak dari sepulang bekerja kemaren ia merasakan tubuh dan kepalanya pusing serta mual namun tak ada yang ingin dia keluarkan  perutnya terasa di aduk-aduk dari dalam Wajah kelinci manis bright itu terlihat sedikit pucat tapi entah kenapa anak itu sangat memaksakan diri untuk membuat kue.

"Aneh." Guman ton saat melirik kearah win.

Ttak!

Mangkuk besar penampung butter cream jatuh menghasilkan desisan kesal dari sang empunya.

"Butuh bantuan?" Tawar Ton.

"Kamu jangan dekat-dekat aku masih marah" hardiknya sembari mengacungkan telunjuk.

"Tiap hari kamu selalu marah jika didekat ku"

Benar juga tapi win sudah terlanjur kesal makanya ia tidak berbicara dengan Ton sedikitpun Ditambah wanita muda itu selalu memperhatikannya dalam diam.

"Pokoknya jangan dekat-dekat dengan ku"

Satu ide jail terbesit di otak kecil ton ia ingin sedikit bermain dengan kelinci nakal milik sepupunya itu Jemari nya mengambil satu potong besar mangga.

"Enak Aku mau coba pake butter cream dong."

"Jangan ganggu dulu bisa tidak sih?"

"Dasar galak sedikit doang kok" ton mencoba mengapai butter cream yang tergeletak di meja namun entah hanya perasaan Ton saja atau memang istri sepupunya ini sempat terhuyung pelan.

Benar saja di detik selanjutnya tubuh itu luruh nyaris menghantam sisi meja Ton menarik Win lalu menempelkan punggung tangannya ke kening si manis.

"Kamu sakit?"

"Hiss ngak usah pegang-pegang"

"Aku cuma mastiin doang takut kamu sakit kalau kamu sakit aku yang akan dimarahi oleh bright"

"Tapi ngak usah pegang-pegang bisa ngak sih?"

"Repot banget hidup lo" dengus kesal ton.

Tempat tidur itu terlihat sangat lapang menampung tubuh seseorang yang kini sedang tergulum di dalamnya hampir sebatas dada dengan sebuah fever patch menempel erat di dahi mulusnya bahkan wajahnya juga ikut memerah karena suhu tubuh yang meninggi.

Win total jatuh sakit setelah beberapa kali terhuyung kebelakang untunglah ada ton yang sigap memegang tubuhnya lalu ia membaringkan tubuh  lemas win diatas kasur namun masih menyebalkan di mata ton.

HE IS MY HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang