Meluapkan

1.4K 109 12
                                    

Hy bestie kembali lagi dengan Sarawattine jangan lupa follow coment dan vote ya bestie karena setiap lentikan jari kalian pada tanda bintang dan kolom komentar sangat berati bagi ku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading




Jejak airmata masih terlihat, dua jam sejak pertengkaran telah di lewati namun suasananya masih terasa Win termenung seorang diri di ruang tengah memandang bekas pecahan piring yang tidak sengaja ia buat.

Bright meninggalkannya setelah melayangkan beberapa kalimat jahat jujur ini memang salahnya Maka dari itu win hanya bisa diam pasrah menerima rentetan ujaran tidak mengenakkan dari sang suami dan pada akhirnya ia tak jadi iku bersama bright kerumah sakit.

Flass on

"Seharusnya kamu itu bisa bikin aku nyaman di rumah, bukannya malah seperti ini.. seolah-olah aku ini tidak punya batas kesabaran dan kamu malah semakin berbuat seenaknya!"

Jemari kakinya menekuk sembari menundukkan kepala nyaris bertabrakan dengan perut yang mulai membuncit win ketakutan.

Bright mengusap wajahnya kasar "Kamu- astaga.. bisa tidak sih jangan berlebihan? hanya karena kamu hamil bukan berarti aku harus selalu menurut aku juga punya kesabaran win"

"M-maaf.."

"Aku juga pengen kamu ngertiin win bukan kamu aja yang harus aku ngertiin"

Beberapa menit di lalui tanpa kata hanya ada hembusan nafas juga isakan win yang tidak tertahan.

Hingga suara langkah kaki terdengar menuju pintu utama, bright meninggalkannya.

Flass off

Bright menghembuskan nafas lelah pertengkarannya dengan win tadi benar-benar mengubah total suasana hatinya, Lebih ke merasa bersalah Tapi sesekali ia merasa perlu melakukan ini agar win juga bisa mengerti dan paham situasi yang sedang mereka hadapi terlebih bright adalah orang yang harus menanggung semuanya sendirian karena ialah orang yang bertanggung jawab untuk semuanya Dan baru kali ini bright menyadari bahwa win itu sedikit merepotkan benar yang dikatakan soraya kemarin bahwa ia tak harus terus memanjakan win sesekali ia harus tegas pada istrinya.

Bright memutuskan tidak bekerja hari ini ia ingin menenangkan fikirannya terlebih dahulu dan urusan rumah sakit ia limpahkan pada sinto untuk sementara waktu.

Bright Hening sejenak sebelum ia menjalankan mobilnya ia memandang kosong jalanan yang ramai akan keadaraan yang berlalu lalang, bersama semilir angin sejuk yang menyapu wajah tampannya.

bright akan menikmati waktu-waktu seperti ini Setelah semuanya membaik ia akan segera meminta maaf pada win.

Krist menatap sendu sahabatnya yang kini terlihat pucat pagi tadi anak itu meneleponnya dan berkata ia sendirian di rumah dan perutnya terasa kram Lebih menyakitkannya lagi ternyata Bright tidak pulang dari pagi tadi sampai malam seperti ini win pun sudah menceritakan semuanya perihal apa yang terjadi sebelum mereka seperti ini.

"Kamu tidak mau pulang ke rumah bunda saja? disana pasti ada yang jagain Kalau aku tidak bisa terus-terusan disini maaf ya." Win membalas senyuman itu namun garisnya tidak sampai ke mata.

HE IS MY HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang