Setelah beberapa hari yang lalu Tasya maupun Gavin tidak pernah berbicara, walau Tasya masih berusaha menjadi istri yang baik untuk Gavin tetapi tidak pernah dilihat oleh Gavin sendiri.Sama seperti sekarang ini, terlihat Tasya sedang menyiapkan sarapan pagi sebab hari ini dia tahu kalau Gavin akan berada di rumah saja.
“Selamat pagi, mas Gavin!” sapa Tasya dengan senyuman di wajahnya.
Tetapi bisa dilihat Gavin tidak membalas sapaan tersebut, hal itu sudah biasa Tasya terima. dia tidak masalah dengan hal itu yang penting masakan yang dia buat masih di makan oleh suaminya.
Tasya menyiapkan makanan untuk di makan oleh suaminya yang sudah duduk di kursi, setelah itu untuk dirinya sendiri dan mereka makan dengan tenang tanpa adanya percakapan.
“Hari ini jangan pernah mengganggap lo kenal dengan gue!” perintah Gavin kepada Tasya.
Tasya yang mendengar hal itu hanya bisa menganggukkan kepalanya, dia ingin bertanya tetapi dia tahu tidak akan pernah mendapatkan jawaban apa pun dari suaminya ini.
Hanya butuh beberapa menit kedua pasangan suami istri ini pun selesai sarapan pagi, mereka akhirnya berangkat bersama untuk pergi ke universitas yang sama.
Hanya butuh 1 jam mobil Gavin sampai di parkiran kampus, lalu kedua orang itu pun keluar dari mobil.
“Fakultas lo di sebelah sana!” terang Gavin menunjuk sebuah gedung di sisi kanannya.
“Te-terima kasih,” jawab Tasya lalu pergi dari hadapan Gavin.
Setelah itu Tasya kembali menghela napas saat sudah jauh dari Gavin, dia tidak tahu apakah dirinya yang salah di sini saat perubahan yang dia lihat dari suaminya itu.
Karena dia tidak pernah tahu seperti apa sifat dan juga sikap dari Gavin, jadi dia masih tidak bisa menerima semua ini.
Akhirnya dia sampai di kelasnya, saat masuk dia bisa menemuka satu kursi yang kosong alhasil dia menuju ke kursi tersebut.
“Hai,” sapa seseorang perempuan cantik sambil menatap Tasya dengan ramah.
“Hai, juga!” balas Tasya sambil tersenyum kembali.
“Lo mahasiswi baru itukan?” tanya perempuan tersebut yang duduk di dekat Tasya.
“Iya, ada apa?” tanya balik Tasya yang terlihat bingung.
“Perkenalkan nama gue Sisilia Salshabilla, panggil saja Sisil! Salam kenal,” terang perempuan tersebut.
“Salam kenal kembali Sisil, nama gue Tasya Wijayanto! Salam kenal,” balas Tasya dengan ramah.
Setelah itu mereka banyak sekali mengobrol dan mulai akrab tidak canggung seperti tadi, sampai dosen pun datang.
Beberapa jam berlalu kedua perempuan itu pun keluar dari kelas sebab sudah selesai dengan mata kuliah untuk hari ini.
“Tasya! Apa lo mau ikut ke kantin bersama gue?” ajak Sisil kepada Tasya.
“Tentu, aku juga merasa lapar!” jawab Tasya dengan senang hati.
“Ayo kita berangkat! Nanti gue perkenalkan dengan teman juga kembaran gue,” terang Sisil yang terlihat bahagia mendapatkan teman baru.
Tasya yang mendengarnya hanya terkekeh kecil, sebab dia merasa hari ini akan baik-baik saja walau tadi pagi tidak menyenangkan sama sekali.
🍀🍀
Mereka pun sudah sampai di kantin yang terlihat banyak sekali mahasiswa, lalu kedua perempuan tersebut menghampiri dua perempuan lainnya yang berada di salah satu meja yang sudah berisi makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasya Life Journey
RomanceTasya Wijayanto, perempuan yang sangat rapuh sebab selalu diperlakukan kasar oleh orangtuanya termasuk kakak nya sendiri. Dikucilkan sampai membuat fisik dan batin perempuan itu terluka. Suatu hari sebuah keluarga mendatangi rumah kediaman Wijayant...