Bab 8 Perlombaan

2 1 0
                                    

"Mana mungkin cewek beasiswa seperti lo punya pacar?!" ejek Sinta dengan tatapan hina yang ia berikan kepada Tasya.

Tasya yang di tatap begitu ingin sekali menampar wajah angkuh cewek didepannya ini, tetapi didahului oleh suara yang ia kenal.

"Gue pacarnya!" ucap Laskar dengan menekan setiap katanya.

"Apa?! Itu tidak mungkin! Lo pacaran dengan cewek yang tidak sederat dengan diri lo," Lontar Sinta tidak percaya apa yang diucapkan Laskar.

"Suka-suka gue lah, lo tidak berhak mengatur gue!" balas Laskar sambil menatap tajam Sinta.

Sebelum Sinta berbicara lagi, Tasya cepat-cepat menyelesaikan keributan ini sebab ia tidak mau lama-lama berada di ruangan ini sekarang.

"Kak aku pergi dulu, jangan berdebat lagi!" ungkap Tasya lalu pergi dari sana, tetapi sebelum pergi ia membisikan sesuatu kepada Sinta.

"Lebih baik lo cari bukti dulu sebelum berbicara, sebab gue bukan orang yang takut kepada seseorang yang memulai keributan dengan diriku terlebih dahulu! Ingat itu baik-baik," bisik Tasya sambil melirik tajam kearah Sinta.










🌻🌻🌻

Sekarang Tasya sudah berada di tenda fotografer, ia duduk dengan tenang sampai beberapa temannya mendatangi dirinya. Tetapi ia bisa melihat ekspresi dari Alana tidak baik.

"Tasya!" ungkap Alana dengan mata yang berkaca-kaca, hampir menangis.

"Ada apa? Tenangkan dirimu dulu," jawab Tasya sambil memberikan tissue kepada Alana.

"Hiks, Tasya bisa bantu gue?" ungkap Alana yang sudah mulai menangis.

"Astaga lo kenapa? Jelaskan dengan gue, bantuan apa?!" tanya Tasya yang mulai khawatir pada temannya ini.

"Begini Sya, para perlomba yang akan mengikuti perlombaan malah tidak datang karena sakit! Jadi Alana bingung siapa yang bisa menggantikan mereka bertiga," jelas Salsa kepada Tasya.

Sekarang barulah Tasya paham apa yang terjadi dengan Alana, ia pun menghela nafas sebentar sebelum berbicara kembali.

"Baiklah, gue akan menjadi peserta dari perlombaan yang diikuti!" jawab Tasya dengan lantang.

Hal itu sontak membuat si kembar kaget, tetapi tidak untuk Alana yang sudah sangat senang. Terlihat sekali air matanya sudah tidak ada lagi dan Alana langsung menarik Tasya membawa pergi dari sana sebelum si kembar sadar.











🌻🌻🌻

Di sinilah Tasya sekarang, ia sudah berada di ruang music yang dimana banyak sekali peserta menunggu gilirannya. Dia bisa melihat para temannya yang berada di luar sedang menyemangatinya, ia pikir perlombaan yang akan ia ikuti tidak seperti yang ia pikirkan sekarang, tetapi ini malah lebih menyusahkan sekali.

"Gue tertipu!" batin Tasya berbicara.

Setelah lama menunggu akhirnya giliran Tasya yang maju, ia pun memilih alat music piano yang mana tidak satupun dari peserta yang memilihnya. Terlihat jelas dari luar kalau teman-temannya juga kaget akan pilihan Tasya.

Tasya duduk dan memulai memainkan piano tersebut dengan sebuah lagu yang cukup terkenal, bisa dilihat semua yang ada di ruangan tersebut terhanyut dengan alunan piano yang dimainkan.

Tasya menghayati setiap lirik music yang ia mainkan, sampai ingatan yang ia rasakan saat berada di rumah dan pertengkaran dengan Gavin menjadi pemicu dari kemaran yang terlintas diwajah cantik itu.

Tasya Life JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang