Bab 7 Hari Festival

6 1 4
                                    

Sudah beberapa minggu setelah kejadian yang menimpa Tasya waktu itu, bisa dilihat ekspresi dari dirinya banyak yang berubah walau tidak ada yang tahu kalau itu hanyalah topeng untuk membuat dia tidak kembali mengingat kejadian yang membuat dirinya seperti ini.

Sekarang dia sudah berada di kampus yang di mana bisa dilihat banyak sekali yang sibuk, termasuk organisasi fotografernya. Dia dengan ketiga temannya sudah bersiap-siap termasuk anggota lainnya untuk mengambil dokumentasi dari kegiatan yang di selenggarakan ini.

“Apa kalian sudah, siap?” tanya sang ketua organisasi yang tidak lain adalah Rio.

“Sudah, ketua!” jawab mereka serempak.

“Baiklah, kalian berpasangan dan Tasya dengan gue!” jelas Rio kepada yang lain.

“Ketua tidak adil!” keluh para cowok yang tidak terima.

“Tidak ada bantahan! Cepat pergi sana,” usir Rio menatap semua anggotanya itu.

Setelah itu Rio dan Tasya pun juga pergi sebab mereka memang tidak terlalu dekat, tetapi Tasya akan selalu mengikuti perintah dari ketuanya yang memang sangat baik tersebut.






Beberapa jam berlalu akhirnya semua anggota fotografer sudah selesai termasuk Tasya sendiri, sekarang dia berada di tempat tunggu yang sudah di siapkan.

Sampai akhirnya handphonenya bordering, dia pun mulai mengambil handphonenya yang berada di atas meja dan bisa dia lihat chat dari ibu mertuanya.

CHAT ROOM

IBU MERTUA
[Tasya, kamu berada di mana? Kok ibu tidak melihat kamu bersama dengan Gavin?] dibaca.

Tasya
[Maaf, bu! Tasya lagi berada di ruang organisasi, memangnya ada apa bu?] dibaca.

IBU MERTUA
[Ibu mau foto dengan kamu juga Gavin, nanti kalau sudah selesai apa kamu bisa keruangan dekan? Sebab ibu ada di sana bersama yang lainnya,] dibaca.

Tasya membaca chat dari ibu mertuanya itu, dia bisa bayangkan apa yang akan terjadi kalau dia ke sana sekarang juga.

dia tahu mereka menikah orang tua dari Gavin tidak tahu seperti apa sifat dari anak mereka, tetapi dia juga tidak mau membohongi mereka hanya demi kebahagian cowok itu.

Tasya
[Akan Tasya usahakan yah, bu! Sebab Tasya lagi sangat sibuk sekarang ini,] dibaca.

IBU MERTUA
[Baiklah, nak!] dibaca.

CHAT OFF

Tasya hanya membacanya saja tanpa membalas lagi, lalu dia kembali menatap para orang-orang yang berlalu lalang di tempatnya sekarang.

“Tasya!” panggil Salsa sambil menepuk bahunya.

“Ada apa?” tanya Tasya yang beruntung tidak kaget.

“Mengapa lo bengong seperti itu?” tutur Salsa menatap khawatir kepada temannya ini.

Tasya yang mendengar ucapan dari Salsa hanya tersenyum kaku, sebab dia hampir saja ketahuan kalau lagi banyak masalah.

“E-Eh! Tidak kok, gue ha---,” ucapan Tasya terpotong oleh seseorang.

“Bisakah kalian bantu gue untuk mengantar dokumen ini keruangan BEM?” tanya Rio kepada Salsa juga Tasya.

Kedua cewek itu menatap Rio, lalu mereka saling tatap kembali sebab tidak ada dari mereka yang mau ke sana.

“Ayolah kalian berdua! Ini perintah dari ketua kalian sendiri, loh!” rengek Rio kepada kedua cewek cantik yang hanya diam saja itu.

Tasya Life JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang