< Untuk penulisan garis miring tebal ( Contoh ) menandakan kalau kejadian/ percakapan sedang dalam alam bawah sadar sunha. >
< Untuk penulisan garis miring saja ( Contoh ) menandakan kalau kejadian/ percakapan sedang dalam batin/ hati. >
Selamat membaca!
*****
Siang ini di bengkel sepeda, Jung hee tengah memperhatikan bagaimana para tukang ini membenarkan sepeda nya yang stang nya ini berbelok ke kiri cukup parah. Kini tampilannya sendiri pun di penuhi bekas tanah berbau khas dan beberapa luka lebam di bagian kepala, tangan kiri bagian jari jari dan kaki kiri bagian tumitnya.
" Ya ampun, bagaimana kau jatuh tadi? Kenapa sepeda nya sampai rusak begini? Dan, lihatlah dirimu. " Heran salah seorang tukang itu kepada Jung hee.
" Aku tidak sengaja menabrak trotoar lalu oleng dan lanjut menabrak truk yang tengah membawa beberapa sapi besar di belakang nya kemudian berakhir masuk ke dalam semak semak dekat halte bus. Juga sepertinya aku terkena sesuatu yang hangat, " Jelas terperinci Jung hee yang membuat kedua tukang itu menganga.
" Sungguh tragis perjalananmu nak, " Ucap tukang yang lain yang di angguki mantap Jung hee.
Di saat yang bersamaan, Sunha membawa sepeda nya ke bengkel yang sama karena berhubung bengkel ini yang terdekat dari rumahnya. Tapi ini lain, tidak seperti kasusnya Jung hee Sunha malah merusak sepedanya sendiri karena suatu alasan.
" Ha? Ada apa dengan sepedamu? Apa kau juga mengalami nasib yang mengenaskan seperti aku? " Tanya Jung hee penasaran. Karena kini kondisi sepeda Sunha sedang dalam keadaan abnormal.
" Memangnya kau kenapa? Aku hanya berusaha mengusir seekor anjing yang menghalangi jalanku dengan sepeda, " Ujar Sunha yang membuat Jung hee memutar bola matanya malas.
" It's brutal out here. Tunggu dulu, jika kau membenarkan sepedamu disini itu berarti rumah mu ada di sekitar sini, benar begitu? " Tebak Jung hee yang di angguki mantap Sunha.
" Nice! Kalau begitu ayo kita ke rumahmu dulu, memperbaiki ini pasti membutuhkan waktu yang lama. " Jelas Jung hee yang membuat Sunha spontan buang muka.
" Waduh tiba tiba saja rumahku pindah alamat nih. " Ucap Sunha yang membuat Jung hee menatapnya sinis.
Beralih scene, di sisi lain terlihat Haeun di kamarnya yang tengah membuat sepucuk surat lucu dengan hiasan hiasan tangan hasilnya sendiri di kertas berwarna pink. Isi suratnya berisi tentang rasa kagumnya pada kakak tingkatnya ini yakni Dong hyun. Haeun ini memang tipe wanita soft berhati lembut yang hampir 90% nya mengandalkan hati daripada logika.
" Salam hangat, Haeun. " Ucap Haeun mengakhiri suratnya lalu menutup suratnya itu dengan stiker boneka lucu di tengahnya. Kini ia benar benar salting parah, padahal baru buat suratnya aja belum di kasih ke orang nya.
" Tapi...apa tidak terlalu cepat? " Bimbang Haeun, " Aku harus memberitahu sunha dulu, dia bisa memberikan solusi terbaik di saat saat begini. " Ucap Haeun lalu mengambil hp nya yang berada tepat di sampingnya lalu menghubungi Sunha, lebih tepatnya di telepon langsung.
( Suara telepon berdering )
" Halo? " Tanya Sunha di telepon.
" Ha, apa kau sibuk? Aku ingin meminta saranmu, " Ucap Haeun.
" Oke, " Mantap Sunha.
" Begini, aku kan baru saja selesai membuat surat untuk kak Dong hyun. Nah saranmu apa aku harus kasih suratnya besok atau apa menurutmu aku kecepetan ya? " Tanya Haeun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe, Another time?
Fantasy" Mungkin memang akulah takdirnya, tapi kau berhasil mendapatkannya. " Hwang Sunha.