BRAKK...
Suara tumpukan beberapa buku yang ditaruh tepat di depan muka ku yang tengah tertidur pulas.Akupun sontak duduk dengan tegak dan kulihat tepat di depan meja ku berdiri Pak Ferdi, Guru mata pelajaran produktif Perkantoran yang terkenal tegas.
Aku yang sedikit sadar akan sikap ku yang tadi gak sengaja tertidur pun kini menyengir tengil sembari menyenggol siku teman sebangku ku yang tidak membangunkan ku saat itu.
"Kenapa tadi lu gak bangunin gue, Ta." Bisik ku ke Dita, teman sebangku ku.
"Gue gak tega bangunin lu, ly. " Jawab Dita sambil berbisik.
"Enzil, daritadi sa-" ucap Pak Ferdi yang kupotong karena memanggil namaku salah.
"Saya Dzienly pak, zien. Bukan enzil." Koreksi ku kepadanya.
"Ya siapapun itu nama kamu, tolong kalau di jam pelajaran saya jangan enak - enakan tidur. Kamu nyadar gak, kamu itu udah kelas berapa?. " Ceramah Pak Ferdi hingga memunculkan pertanyaan yang menurut ku tidak perlu ku jawab dia pun sudah tau jawabannya.
"Kelas 12 pak. " Jawabku.
"Nah itu tau. Udah tau kelas 12, masih aja tidur di kelas. Saya rekomendasiin gak lulus kamu nanti." Ucap beliau.
"Jangan dong pak, kan saya emang lagi ngantuk banget tadi. Jadinya saya ketiduran deh. Maaf ya pak hehe. " Ucapku sambil cengengesan dikit biar gak serius - serius banget.
Lalu Pak Ferdi hanya geleng - geleng kepala dan langsung menyuruhku memberikan setumpuk buku tadi ke kelas 12 Multimedia.
Aku pun langsung bergegas membawa setumpuk buku itu dan berjalan menuju kelas 12 Multimedia.
'Duh, agak jauh lagi kelas 12 Multimedia. Mager banget elahh' gerutu ku dalam hati.
Fyi, ruang kelas jurusan Multimedia di SMK Juara Mandiri tempatnya di lantai 1 semua. Dan ruang kelas 12 Perkantoran, alias kelas aku itu ada di lantai 3.
Jadi, mau gak mau aku harus turun ke lantai 1 untuk mengantarkan buku - buku itu.
Setelah sekitar 2 menitan aku berjalan, kini sampai juga di depan kelas 12 Multimedia.
Sebelum aku masuk, aku mengetuk pintu kemudia berkata 'permisi'
Lalu Ibu Wina yang sedang mengajar di kelas itu pun mempersilakan aku masuk.Akupun langsung memberikan tumpukan buku tersebut kepada anak yang tempat duduknya persis samping pintu.
"Saya mau kasih buku ini bu, titipan dari Pak Ferdi buat anak 12 Multimedia" ucapku sembari melihat Ibu Wina yang sedang menghampiri ku.
"Oh oke Zien, makasih ya. Randri tolong kamu bagiin ya buku - bukunya. " Ucap Bu Wina.
"Iya bu" Jawab anak yang namanya barusan disebut Bu Wina.
"Sama - sama, bu. Permisi." jawabku dan langsung keluar kelas.
••••••
"Zien, Dzienly.." Teriak seseorang yang memanggil namaku. Akupun langsung mencari sumber suara tersebut.
Dan ternyata Thea yang memanggil ku."Mau kemane lu. Latihan angklung dulu. " Ajak Thea dengan logat khas betawinya.
"Yaelah orang gue mau balik. Lagian udah kelas 12 masih latihan angklung." Protes ku kepada thea.
"Ya lu kan tau sendiri, Zi. Anak angklung kalau gak dibarengin sama anak kelas 12 kurang orang banget. Yakali satu orang megang 4 angklung." Jelas Thea yang membuatku semakin malas untuk datang latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Abu
Novela Juvenil"Kalo gue sukanya warna langit abu abu, lo bisa apa? Gue sendiri fine - fine aja kok suka langit abu abu. " Jawabnya. •••••••• Dibawah langit yang sama ini, bukan pertanda kita akan selalu bersama, tapi itu takdir. Langit hanya akan menjadi saksi pe...