Mengenalmu tidak ada dalam rencanaku, namun jika tuhan dengan sengaja mempertemukan kita, maka akan ku letakkan tentangmu di bagian terindah dalam hidupku.
Akan ku rangkai kata demi kata yang menjadikan kalimat indah di setiap paragrafnya. Terlalu naif memang, tapi ini caraku menceritakam tentangnya kepada semesta.
Namun jika ini hanya sekedar pertemuan yang ujungnya gak akan pernah menjadi 'kita', maka akan ku pastikan tentangnya akan abadi dalam sebuah buku yang mungkin dia tak akan pernah tau.
-AnonimLA-
3 JANUARI 2022Dua minggu lebih berlalu, kini aku harus kembali ke aktivitasku sebagai seorang Siswa. Rasanya masih belum siap masuk sekolah karena sudah pasti aku akan bertemu dengan ujian dan sebagainya.
Namun mau gimana lagi, jadwal ujian sudah di depan mata. Dan semuanya harus dijalani dengan penuh tanggung jawab. Dan kali ini juga aku berniat tidak mau terlalu ambis.
Hari pertama masuk sekolah di semester 2 kelas 12 disambut dengan upacara rutin setiap hari senin.
Pagi ini aku berangkat di jam 06.15 WIB.Aku melewati jalan dengan biasanya, di jalan aku melihat beberapa siswa yang ku kenal. Hingga sampai pada sosok lelaki bertubuh agak kurus dan berkulit putih dengan tas nya yang berwarna hitam. Dia diboncengi oleh lelaki agak tua, entahlah mungkin itu bapaknya.
Aku yang melihat wajahnya seperti tidak asing, namun aku tidak pernah melihat dia di sekolah. Mungkin karena aku juga yang tidak terlalu update.
Tepat di menit 06.28 WIB, aku sampai di sekolah. 2 menit lagi bel berbunyi itu adalah waktu aku baru naik ke kelasku. Dan benar saja, saat aku baru sampai di kelas, bel langsung berbunyi dan Pak Odi dengan suara di microfonnya sudah memerintahkan seluruh siswa untuk turun ke lapangan.
"Destya, tungguin gue dong. " ucapku ke Destya yang sudah sampai di pintu kelas.
"Yuk cepetan, zien. " kata Destya.
Lalu aku bersama teman - teman yang lain bergegas turun ke lapangan untuk mengikuti upacara hari ini.
**
Kini upacara sudah berlangsung sekitar 15 menitan. Namun tiba - tiba saja pikiran ku teralihkan oleh cowok yang kutemui tadi pagi.
Entah kenapa kali ini aku menjadi penasaran dengannya. Tidak biasanya aku menjadi sepenasaran ini dengan seseorang yang kutemui secara random.
Setelah aku ingat - ingat kembali, wajahnya memang benar tidak asing. Tapi kira - kira dia kelas berapa ya. Apakah cowok itu seangkatan denganku?. Tapi kalau iya, masa selama hampir tiga tahun aku tidak pernah melihatnya.
"Siap gerak..." Suara lantang pemimpin barisan paling kanan yang sedikit agak fals. Akupun sedikit tertawa mendengar suaranya, dan mungkin juga dengan siswa yang lainnya.
"Belum minum tu orang kayaknya. " celetuk teman cowok di kelasku.
Kali ini aku penasaran dengan suara cowok yang agak fals tadi. Karena baru kali ini juga mendengar ada salah satu siswa yang menjadi pemimpin barusan namun suaranya agak fals.
Aku terus mencari celah dari barisan untuk melihat cowok tersebut. Namun sepertinya takdir mendukung penasaran ku ini. Akhirnya ada momen dimana cowok tersebut maju ke depan untuk mengambil posisi laporan.
Dan ya, akhirnya aku bisa melihat wajah cowok itu. Dan mungkin penasaran ku cukup terjawab dalam waktu yang cukup cepat.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Abu
Teen Fiction"Kalo gue sukanya warna langit abu abu, lo bisa apa? Gue sendiri fine - fine aja kok suka langit abu abu. " Jawabnya. •••••••• Dibawah langit yang sama ini, bukan pertanda kita akan selalu bersama, tapi itu takdir. Langit hanya akan menjadi saksi pe...