Pagi ini aku sudah berpakaian rapi dan tidak bangun kesiangan lagi.
Tapi sepertinya untuk hari ini saja. Soalnya hari ini sepupu aku datang dari Bandung."GIAAAAA, NOMI DATENGGG. " Kudengar suara dibalik pintu.
Yap, itu adalah suara sepupu aku yang memanggil aku dengan nama 'Gia'. Karena itu adalah nama kepanjangan aku.
Dan nama dia sebenernya Naomi. Tapi karena dia orang yang mageran, jadi dipersingkat lah namanya jadi 'Nomi'.
Aku dan naomi beda setahun. Dan Naomi setahun lebih muda daripada aku. Tapi aku manggil Naomi dengan sebutan 'kak'.
Entah kenapa harus begitu, tapi itu yang diajarkan orang tua ku untuk memanggil dia seperti itu. Mungkin karena Mama aku lebih muda dari mama Naomi.
Aku langsung membuka pintu dan berpelukan erat dengan Naomi.
"Aaaaaa Gia, aku kangen banget sama kamu.." kata Naomi.
"Kak Nomiiiii, aku jugaaa kangen banget sama kamu. Akhirnya kamu kesini juga, kak" kataku.
"Nih buat kamu, bukanya nanti aja yaa. Sekarang kita makan diluar yuk. Aku kangen Bakso Pak De Darman langganan kita dulu. " Kata Naomi sembari memberi aku sesuatu dan mengajak ku makan diluar.
Lalu aku mengangguk dan langsung keluar kamar untuk pergi bersama Naomi.
Setelah beberapa menit diperjalanan, akhirnya aku dan Naomi sampai juga di tempat makan Bakso itu.
Aku langsung mencari tempat duduk dan Naomi yang memesan makanannya.
"Udah lama banget aku gak makan disini huhu. Kangen rasa baksonya yang wuenak pisan. " Kata Naomi yang suka sekali dengan Bakso disini.
"Mangkanya kak, tinggal di Jakarta aja atuh jangan di Bandung. " Kataku sambil ketawa.
"Ya gimana, Gi. Di Bandung tuh sebenernya lebih seru. Apalagi di Bandung yang ada dianya haha. " Kata Naomi sambil menyindir kata 'dia' di kalimat barusan.
"Yaelah kak, kalau masih suka tuh diungkapkan atuh. Udah berapa tahun nih. 1...2...3.. setengah, eh engga, mau empat tahun malah. Ya kan kak?. " Kataku yang membuat Naomi menggelengkan kepalanya.
"Masih suka kan kakak sama- " kataku yang terpotong dengan abang - abang yang mengantarkan makanannya untuk kami.
"Nah mending makan aja yuk, udah laper nih aku. " Kata Naomi yang 'mungkin' males untuk membahas hal itu.
Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara Naomi dan cowok itu. Tapi aku sangat menunggu Naomi cerita akan hal itu.
"Emang kamu lagi dekat sama siapa, Gi?." Tanya Naomi yang memulai pembicaraan lagi.
"Hmm gak lagi dekat sama siapa - siapa kak. Lagi fokus sama kegiatan di kelas 12 aja sih. " Kataku dengan lancar.
"Bohong, itu yang kakel kemarin gimana perkembangannya?. " Tanya Naomi yang membuat ku berhenti menyuapkan makanan ke mulut ku.
"Yaaa, dia kan udah lulus kak. Lagian selama dia udah lulus, kita udah gak pernah ketemu. Aku follow Instagramnya juga gak di Follback. " Kataku yang malah berujung curhat.
Lalu Naomi langsung mengusap bahu ku pelan sambil berkata "Sabar ya, yang terbaik nanti pasti datang. "
Yap, kalimat itu selalu Naomi ucap jika aku sedang galau karena seseorang. Entah sudah keberapa kali kalimat tersebut dikatakan sama Naomi.
"Tapi kamu gak ada niatan mau punya crush yang seangkatan gitu, Gi?. " Tanyanya yang membuat ku agak bingung.
Bisa - bisanya Naomi melontarkan pertanyaan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Abu
Teen Fiction"Kalo gue sukanya warna langit abu abu, lo bisa apa? Gue sendiri fine - fine aja kok suka langit abu abu. " Jawabnya. •••••••• Dibawah langit yang sama ini, bukan pertanda kita akan selalu bersama, tapi itu takdir. Langit hanya akan menjadi saksi pe...