Pagi ini rumah ku sudah disambut dengan derasnya hujan yang membuat hawa menjadi dingin dan tentunya membuat ku semakin malas untuk beraktivitas.
Namun tidak dengan deringnya alarm ku, tiba - tiba saja berbunyi dengan nyaring.
Nit nit nit nit....
Suara alarmnya berbunyi tepat di jam 06.30 WIB. Aku yang tengah tertidur pulas pun kini harus terbangun."Argh kenapa bunyi sih. Ganggu aja" celetuk aku sambil mengambil alarm dan mematikannya.
Dengan penglihatan yang agak samar, kulihat jam di layar ponsel menunjukkan pukul 06.30 WIB dan ternyata masih pagi sekali kalau untuk hari libur.
Aku pun berniat untuk kembali tidur dan mengabaikan suara notifikasi dari beberapa pesan yang masuk di ponsel ku.
Namun tidak lama kemudian ada dering telfon di ponsel ku. Aku yang enggan mengangkat tapi pas melihat nama kontak tersebut jadi harus menjawab telfonnya.
"ZIENNNN lO KEMANA AJA SIH, BELOM BANGUN YA LO" Suara Destya, teman ku yang satunya lagi.
(Fyi, jadi kalau di sekolah, aku punya teman deket itu ada 3 orang. Yaa kalau kalian udah baca part sebelumnya pasti udah tau 2 temanku itu siapa. Nah yang ketiga ini temanku namanya Destya, dia paling ekstrovert dan percaya diri banget diantara kami berempat)
"Ish, baru jam setengah 7. Masih pagi banget. Hujan juga kan di luar." Prostesku kepadanya.
"SETENGAH 7 PALA LU. ORANG SEKARANG UDAH JAM SETENGAH SEPULUH ZIENNN. MANA ADA HUJAN , ORANG TERANG BEGINI KOK." Jelas Destya yang membuat ku bingung.
Akupun menaruh asal ponselku di kasur dan langsung mengecek jam di alarm ku.
Namun yang kulihat sekarang jam menunjukkan pukul 06.45 WIB. Dan memang masih pagi. Aku cek lagi jam di ponselku.
Dan ternyata....
"Ah shitt, bisa - bisanya gue salah liat angkanya." Akupun kaget dengan angka jam pada ponsel, kenapa seketika berubah menjadi jam 09.45 WIB.Seketika ku baru ingat, kalau alarm jam punyaku memang sedang rusak. Dan niatnya hari ini mau diperbaiki.
Lalu aku cek cuaca di luar melalui jendela kamar dan benar saja cuacanya cerah tidak hujan sedikitpun.
Entah darimana suara hujan deras yang ku dengar tadi.
"Perasaan tadi jelas banget loh ada suara hujan deres. Anjir ini gue yang ngingau apa gimana. " Gumam ku dengan raut muka yang makin bingung.
Ku raih kembali ponselku, ternyata masih tersambung telfon dengan Destya.
"Des, gue otw 30 menitan ke halte yaa. Sorry gue agak ngaret hihi. " Kata aku dengan penawaran waktu untuk bersiap - siap.
"Huft, kebiasaan lo, Zi. Yaudah gue tungguin. Awas aja lewat dari 30 menit, lo traktir gue, Dita sama Thea yaa. " Kata Destya dengan ancaman jika aku telat dari waktu yang aku tentukan.
Lalu aku hanya jawab "yayayaya" dan langsung mematikan telfonnya.
Kemudian dengan cepat aku bersiap - siap. Semua yang diperlukan aku ambil asal.
Tok..tok..tok..
Suara seseorang mengetuk pintu kamarku."Dzienly, bangun. Udah jam berapa ini. Udah siangg, anak gadis pamali kalau bangun siang. " Teriak mama di balik pintu kamarku.
Aku yang mendengar suara mama dan berniat untuk tidak menyautnya, karena percuma jika aku teriak pasti tidak kedengeran juga.
"Dzienly, Cepet bangunn. Ini ada tukang jam mau benerin alarm kamu." Teriak mama lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Abu
Teenfikce"Kalo gue sukanya warna langit abu abu, lo bisa apa? Gue sendiri fine - fine aja kok suka langit abu abu. " Jawabnya. •••••••• Dibawah langit yang sama ini, bukan pertanda kita akan selalu bersama, tapi itu takdir. Langit hanya akan menjadi saksi pe...