Two

1.4K 237 46
                                    

"Babe, it's Nialler here. I just want to tell you that you're so beautiful, aku tahu kau pasti tersenyum ketika mendengar voicemail ini saat kau terbangun. Aku harap senyuman itu terus kekal sepanjang hari. Love you, Karen. Bye!"

Niall benar, bibirku mengulum sebuah senyuman saat itu juga.

Dari suaranya yang terdengar agak serak dan berat, aku tahu dia mengirim voicemail ini tepat saat dia terbangun.

Aku menyibak selimutku dan menelpon Niall. Setelah beberapa dering terlewati, suara Niall mulai merambat melewati gendang telingaku, tiga tulang pendengaran, dan menggetarkan koklea di telinga dalamku sehingga impuls itu sampai diotakku melalui saraf vestibulokoklear.

"Hello?"

Senyumku terus mengembang, "Niall, thank you for the voicemail," ucapku tersipu malu.

"You're welcome, princess," kekehnya, "And by the way, Harry mengadakan pesta malam ini. Kau mau ikut?"

Aku tertawa, "Aku bukan tipe orang yang suka berpesta dan kau tahu itu, Niall."

"Mungkin jika aku yang mengajak kau akan berubah pikiran?" tanyanya dengan harapan.

Aku menggeleng walaupun Niall tidak bisa melihatku melalui ponsel, "No, but thank you for asking."

"Baiklah, sudah dulu ya," ucap Niall ingin mengakhiri pembicaraan.

"Okay," balasku.

"Bye, Kareeeen," tawanya dengan renyah.

"Goodbye," aku tersenyum simpul.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Aku sedang membantu Mom menyiapkan makan malam saat bel rumahku berbunyi.

"I'll go get it," anggukku pada Mom.

Aku membuka pintu dan sosok perempuan dengan rambut pirang muncul di hadapanku.

"Perrie?"

Entah kenapa Perrie terlihat kaget sambil memperhatikanku dari atas sampai bawah.

"What are you doing? Go get dressed! Kau ikut bersamaku pergi ke pestanya Harry," perintahnya tanpa basa basi.

"Karen, siapa yang ada di pintu?" seru Mom dari dapur.

"Temanku, Perrie," sahutku.

"Perrie, I don't do party, sorry," ucapku pelan, "Dan kalau Mom tahu, she will totally kill me," tambahku.

Tiba-tiba Mom sudah muncul di belakangku, "Kenapa kau tidak menyuruhnya masuk, Ree?" tanya Mom.

"Dia hanya mampir seben--,"

"Good evening, Mrs. Smith!" salam Perrie, "Aku ingin bertanya apakah aku boleh mengajak Karen main kerumahku malam ini?" tanyanya dengan sopan dan nada yang ramah.

"Kalian hanya berdua?" tanya Mom khawatir.

"Oh, tentu saja tidak, aku juga mengajak temannya Karen yang bernama, uhh, Silky?" tanya Perrie menghadapku.

"Sidney," aku membetulkan ucapan Perrie.

"Yes, maksudku Sidney!" Perrie tertawa geli.

Mom terlihat bingung sebelum akhirnya mengijinkan, "Baiklah, jangan pulang diatas jam sebelas, okay?" ujarnya.

"Okay, thank you so much, Mrs. Smith," angguk Perrie sambil menggandeng tanganku.

Eh, apa-apaan ini?

"Uhh.. Mom, aku pergi dulu," pamitku sebelum Perrie benar-benar menggeretku ke mobilnya.

"Take care, sweetie."

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

A/N

Boyfriend goals itu Niall. Niall itu boyfriend goals.

Thank you so much for reading! I hope you guys like it! ;)

Jangan lupa tinggalkan jejak hahaha

Love, Karen xo

NEXT UPDATE: JUMAT, 12 JUNI 2015

Goodbye // Sequel to HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang