Seven

1.2K 219 53
                                    

"Untuk apa kau membawaku ke game center?"

Niall menatapku datar, "Untuk tidur siang," jawabnya dengan sarkastik.

Aku tertawa, "It doesn't make sense."

"Ya tentu saja untuk bermain, Karen. Oh my God," balas Niall dengan gaya berlebihan ala perempuan.

"Kau sangat memalukan, aku jalan duluan," aku bercanda berjalan meninggalkan Niall di belakang sambil tertawa.

Niall berlari kecil menyusulku, "Wait!" tangannya tersampir di pundakku, "Kejam sekali kau meninggalkanku sendirian."

Aku terkekeh pelan menanggapinya.

Niall membawaku ke tempat bowling dan mengaturnya menjadi two players.

"Siapa yang duluan? Kau atau aku?" tanyanya seraya mengambil bola berwarna hitam pekat.

Aku tidak pernah bermain bowling sebelumnya, jadi lebih baik, "Kau saja," jawabku.

Niall menyeringai, "Watch me, my princess."

Tangan Niall bergerak maju ke depan, ketiga jarinya melepas bola yang dia pegang sehingga bola itu menggelinding menerobos pin bowling dengan sempurna.

"Strike!" Niall melonjak senang, "Sekarang kau, Karen."

Pray for me, please.

Aku mengambil bola yang tersedia. Bola itu cukup berat di tanganku.

Mataku terfokus pada pin bowling yang paling depan. Otakku mencari rumus fisika yang kira-kira bisa kugunakan untuk menghitung gaya dan kecepatan yang aku butuhkan agar bola yang aku pegang ini bisa meluncur dengan sempurna dan--

"Karen?" panggil Niall, "Kenapa kau diam saja?"

"Aku sedang menghitung kasar berapa gaya yang aku butuhkan untuk membuat bola ini menjatuhkan semua pin bowling itu dengan rumus fisika."

Mata Niall terpejam erat dan mulutnya terbuka mengeluarkan suara tawa yang keras.

"Seriously, Karen? Bahkan di tempat seperti ini kau masih memikirkan pelajaran," gelaknya.

Aku tersenyum malu, "Kurasa itu kebiasaanku."

"Entah kenapa hal itu membuatmu terlihat lebih menggemaskan di mataku," dia tersenyum menatapku.

"Actually, ini adalah pertama kalinya aku bermain bowling."

"Sini aku ajari," tawar Niall yang berpindah tempat ke belakangku, aku bisa merasakan dada Niall menempel pada punggungku.

Astaga, tanganku malah terasa menjadi semakin kaku.

Kaki Niall tiba-tiba mendorong kaki kiriku ke depan, membuatku tersentak kaget, "Letakkan kaki kirimu agak ke depan."

"Tarik bolanya ke belakang," Niall memegang pergelangan tanganku, "Lemaskan tanganmu, Karen. Jangan gugup begitu."

Aku menelan ludahku, "Bagaimana aku tidak gugup, kau dekat sekali denganku sekarang."

"So, I'm making you nervous now?" Niall tertawa meledekku sambil melangkah mundur.

"Well, kinda," aku mengakuinya dalam keadaan pipi yang bersemu karena malu.

Niall mengangkat kedua tangannya seperti tanda menyerah, "Baiklah, aku memperhatikanmu dari sini, ayunkan dan lepas bola itu sesuai dengan perasaanmu, Karen. Jangan terlalu kencang, aku tidak mau pergelangan tanganmu terkilir."

Aku menarik napas dalam dan melempar bola itu dengan pelan. Sayangnya, bolaku melenceng jauh dan hanya berhasil menaklukkan satu buah pin bowling.

Aku tertawa geli dan menatap Niall, "Sepertinya aku tidak punya perasaan," candaku.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

A/N

First of all, thank you for 1K reads! It's awesome! xx And thank you so much for all the votes and comments :) Sorry for typo(s) though.......

Fetus Niall on media :"))

Selena's Good For You mv :"))

IM DONE BYE

Love, Karen xo

NEXT UPDATE: 3 JULI 2015

Goodbye // Sequel to HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang