Prolog

9.8K 379 2
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote, suwun.

***

Halo cah! Eak ganti intro boss ws gak halo rek, ora popo seng penting ora halo dek, wusss asli bahaya iku, haha. Ramadhan kali ini kalian akan ditemani oleh JoBel yang launching dengan versi terbaru (authore gabut soale cah mergo biasane sibuk golek seng spek Jovan ahay! Mergo poso dadi tobat dulu cah!) akan ada banyak tokoh baru dan alur yang sedikit berubah namun masih diselingi dengan bucinnya JoBel.

***
🎧 (Saktenane - Vadesta ft Destya Eka) 🎧

Seorang anak laki-laki yang umurnya sekitar 7 tahun itu menghampiri anak perempuan seusianya yang terduduk di hamparan rumput sambil menangis.

"Abeng!" Panggilnya, anak perempuan bernama Abel itu reflek menoleh sambil mengusap air matanya. Karena kesulitan mengucap paten L alhasil ketika menyebut kata yang berakhiran L menjadi paten NG.

Anak laki laki itu berjongkok disebelah Abel. "Pasti dulinan mu direbut karo adekmu to?" Tebaknya.

Abel mengangguk samar samar, lalu anak laki laki bernama Jovan itu mengulurkan tangannya dan disambut dengan hangat oleh Abel

"Gak papa Beng, aku janji, besok lek aku sudah besar kamu tak tumbasno dulinan apapun seng kamu pengen" ucap Jovan menenangkan Abel. Meskipun menggunakan bahasa yang campuran antaran Jawa dan Indonesia namun masih bisa dipahami oleh Abel.

Abel tersenyum mendengar janji yang dikatakan oleh Jovan, yang entah itu akan terwujud atau tidak karena janji anak kecil hanya sebatas ucapan saja, karena jika mereka dewasa pasti mereka akan lupa karena terlalu sibuk mengejar dunia yang semakin hari semakin keras.

"JOVAN! ABEL!"

Jovan dan Abel menoleh pada sumber suara dimana terdapat anak laki laki yang bernama Baim kakak kandung Abel usianya lebih tua 5 tahun dari mereka, menghampiri mereka.

"Dicariin ternyata ndek kene to, ayo mantuk" ucapnya seraya menggandeng tangan mungil Jovan dan Abel.

"Mas Baim, Jovan mo mantuk dulu, Jovan mau tumbas es krim" ujar Jovan pada Baim yang menggandeng tangannya dan Abel.

"Loh tadi pagi bukane mpun mimik es?" Tanya Baim.

"Jovan pengen beliin Abeng es krim" jawab Jovan.

"Kenapa Jovan pengen?" Tanya Baim, lagi.

"Jovan pengen ngehibur Abeng, kasian dulinane direbut Salva terus"

Baim mengusap lembut rambut Jovan yang memiliki model potongan batok itu. "Gausah ngak papa Van, nanti Abel ben mas baim yang beliin, kan mas Baim masnya Abel"

"Tapi mas—"

"JOVAN!"

Ucapan Jovan terhenti saat gadis berusia 17 tahun itu menghampirinya dan langsung menariknya dalam gendongannya.

"Kamu itu yo! Dicariin kok, nanti ditinggal ibuk sama bapak lo"

"Jadi pindah sekarang mbak?" Tanya Baim pada gadis yang menggendong Jovan yang tidak lain dan tidak bukan adalah kakak dari Jovan.

"Iya Im" jawab Restanti.

Restanti menatap adik kecilnya yang nampak sedih itu, ia tau apa yang Jovan rasakan saat tau bahwa mereka akan berpindah rumah yang artinya Jovan tidak bisa lagi bermain dengan Abel.

"Jovan, pamit ke Abel dulu" ucap Restanti seraya menurunkan Jovan dari gendongannya.

"Jopan mau kemana?" Tanya Abel.

Baim menunduk mensejajarkan tingginya dengan Abel. "Jovan mau pindah rumah, Dek"

"Kenapa? Jovan wes ngak mau temenan sama Abeng?"

Restanti ikut berjongkok agar tingginya setara dengan anak anak kecil dihadapannya. "Ngak gitu Beng, kan bapaknya Jovan kerja di Jakarta jadi kita mau nyusul kesana biar bisa ketemu bapak setiap hari"

Abel menatap melas pada Jovan. "Tapi Jovan bakal sambang kesini kan?"

"Iya Beng, aku janji bakal terus sambang"

Abel menodongkan jari kelingkingnya pada Jovan. "Janji bakal berbarengan sak lawase?"

Jovan menyambut jari kelingking Abel dengan jari kelingkingnya membentuk sebuah janji. "Janji" ucapnya tegas sambil tersenyum.

***

Segitu dulu, suwon mwahh!

Senin, 25 Maret 2024.
Cintanryhft.

bebarengan (Jovan & Abel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang