Selamat membaca
Jangan lupa vote, suwun!***
4. Usaha pendekatan
Seusai berdebat dengan Sonia, Baim tidak langsung masuk ke kamarnya, ia melipir terlebih dahulu ke kamar Abel, pelan pelan ia membuka pintu kamar adiknya takutnya Abel sudah tidur, ternyata belum, Abel masih berkutat diatas meja belajarnya dengan beberapa tumpukkan buku.
Baim berjalan mendekati adiknya lalu menepuk kedua pundak Abel, membuat Abel berjenggit kaget, ia pun menoleh kebelakang ternyata ada kakaknya yang tersenyum tanpa dosa.
Karena kesal Abel menggeplak cukup keras otot bisep Baim. "Huh ngagetin aja!" Kesal Abel, karena posisinya membelakangi pintu jadi ia tidak tahu kapan Baim masuk.
Baim tertawa ringan melihat wajah kesal sang adik, mengganggu adiknya adalah hobinya setiap hari, selain bisa menjadi hiburan, mengganggu Abel juga bisa meredakan rasa lelah setelah ia seharian bekerja.
"Sehari gak usil hidup lo ngak tenang keknya mas" gerutu Abel, membuat Baim gemas dan mengusak rambut Abel.
Cukup! Kesabaran Abel ini bak tisu dibelah tujuh, ia tadi sudah cukup sabar menghadapi sang bunda yang selalu membela adiknya, kini ia diusili oleh Baim, tanpa ba-bi-bu Abel mencubit pinggang Baim hingga sang empu menjerit kesakitan.
"ATTAHH, AMPUN BEL AMPUN!!!" Pekik Baim.
"Gak ada kata ampun!"
"Iya iya ngak usil lagi"
Baim mengusap pinggangnya yang terasa nyeri akibat cubitan maut Abel, ada sebab ada akibat, berani mengganggu Abel harus terima konsekuensinya.
"Bel" panggil Baim dan dijawabi Abel deheman.
"Jovan?"
Satu kata itu sukses membuat Abel yang tadinya tengah menulis kini terhenti, ia menoleh menatap sang kakak yang juga tengah memperhatikannya.
"Gue ketemu dia tadi, lo udah tau kalau dia disini?" Tanya Baim sekedar basa basi.
"Ngak tau" jawab Abel bohong.
"Padahal dia satu sekolah sama lo, tapi dia di SMK"
"Ohh"
"Kok cuma ohh sih jawabnya Bel"
Abel memutar bola matanya jengah. "Trus gue harus bilang wow gitu?"
"Ya seenggaknya lo tantrum tipis tipis gitu kek, atau ngak yang kaya nangis bombay gitu, kan ini konsepnya bertemu kembali dengan sahabat lama"
"Dih! Gue ngak se alay elu ya!"
"Dih! Ngatain gue alay, ngak inget lo dulu tiap malem nangis bombay setelah ditinggal Jovan"
"Yeuw! Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang, dulu sama sekarang ya beda jauh!"
"Emang lo ngak kangen Jovan?"
"Ngak"
"Kenapa? Karena kecewa janjinya Jovan ngak dia tepati?"
"Apasih lo mas, sok tau! Udah sana lo hempas jauh jauh dari kamar gue" usir Abel.
"Cie ada yang kejewa" goda Baim sambil menoel pipi Abel.
"IHH MAS BAIM!!!!!!"
"Bercanda sayangkuuu" canda Baim dengan nada panjang diakhir kalimat.
"Bercandanya bawa bawa sayang tapi sayangnya cuma bercanda" sindir Abel.
"Oh ngode minta dinikahin dek?" Tanya Baim dengan alis yang naik turun menggoda Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
bebarengan (Jovan & Abel)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! *** "Janji bakal berbarengan sak lawase?" "Janji" Entah itu akan terwujud atau tidak karena janji anak kecil hanya sebatas ucapan saja, karena jika mereka dewasa pasti mereka akan lupa karena terlalu sibuk mengejar dunia...