"Aaaaaahh!!!" Teriak staf wanita itu.
Rupanya Jay kini telah menggagalkan rencana staf itu. Jay memelintir tangan dan membalikkan badan staff itu. Jarum itu pun jatuh ke lantai.. Tingg...
Ia memegang tangannya dengan erat hingga staff itu kesulitan bergerak. Posisi staf itu sekarang membelakangi Jay."Jadi kamu selama ini?? Tapi kenapa?" Kata Jay.
"Apa yang kamu maksud Jay-ssi?" Kata staff itu mencoba pura-pura bodoh.
"Masih pura-pura innocent ya? Sudah cukup, aku cuman pengen tau alasannya. Aku gak akan ngelaporin kamu asal kamu jujur dan minta maaf"
"Hahaha kamu pikir saya bodoh. Kamu pasti sudah pasang alat perekam kan?"
"Kamu bisa cek sendiri. Kamu pikir saya gak tau kamu pakai kacamata sensor kamera kan?"
Jay pun melepaskan tangan staf itu. Auuww.. Tangannya memerah. Ia memegang pergelangannya dan mencoba melihat sekitar. Kacamatanya memang canggih. Ia bisa melihat sensor kamera walau di tempat tersembunyi sekalipun. Ia dalam posisi tersudut sekarang ini. Tidak mungkin ia bisa lari. Bagaimanapun dia seorang wanita. Tentu saja tidak bisa melawan Jay. Makanya selama ini dia cuma bisa main dari belakang.
"Aku memang tidak melihat apapun. Baiklah aku akan jujur. Lagipula ini kesempatan bagiku meluapkan kekesalan padamu bocah tengikk!!!!"
Jay hanya smirk.
"Akhirnya kau menampakkan wujud aslimu?"
"Tau apa kau tentang aku. Menjadi tampan, kaya dan berbakat hanya bisa membuatmu merasa hebat kan?!!" Kata staf itu sambil menahan air mata dipelupuk matanya.
"Apa maksudmu?"
#Flashback.....
5 tahun lalu.
Jay sedang berjalan menuju sekolah yang memang gak jauh dari rumahnya. Dia males masa deket gitu doang harus dianter pake mobil. Walau mamanya sering ngomel-ngomel tapi Jay tetep mau jalan aja. Maklum anak tunggal kaya raya lagi.
Bruggghh..
Seorang anak SMP perempuan tiba-tiba pingsan didepannya. Jay pun kaget.
"Ehh kamu kenapa?? Kok tiba-tiba pingsan ditengah jalan sih?" Jay yang tanpa babibu langsung gercep gendong anak itu di punggungnya dan bawa dia ke RS terdekat. Kebetulan daerah itu dekat dengan RS.
Anak itu membuka matanya.
"Jadi gimana Pak Dokter? Dia gak apa-apa kan?" Tanya Jay.
"Gak apa-apa kok. Dia pingsan karena perutnya kosong. Sepertinya dia belum makan dari kemarin?" Kata Dokter.
"Oo kok bisa sih? Ya udah makasih ya Dok" Dokter pun pergi meninggalkan UGD.
Jay pun menghampiri anak itu.
"Hai aku Jay. Kamu pasti bingung kan? Tadi aku kebetulan liat kamu pingsan jadi aku bawa ke sini. Aku udah beliin makanan buat kamu itu di meja. Mmm untuk tagihan RS udah aku bayar juga. Gak apa-apa gak usah diganti ya. Oo ya kamu disini gak apa-apa kan sendiri? Kayaknya bentar lagi aku terlambat. Jadi aku harus buru-buru pergi.. oke deh... semoga cepat sembuh yaa.. byeeee!!!" Kata Jay yang berlari keluar ruangan dengan tergesa-gesa.
"Ttt-terimakasih" kata gadis itu pelan dan hanya mengernyapkan matanya ketika melihat Jay.
Siapa laki-laki itu. Dia sangat baik. Aku harus ngucapin terimakasih ke dia. Batin gadis itu.
Ya gadis itu adalah Bae Jeni adik dari Bae Wuni, staf enhypen sekarang.
Bae Jeni menjadi obsesi pada Jay. Dia mencari seluk beluk tentang Jay. Dia tau dimana tempat tinggal, sekolah, kelas berapa, hobi, makanan kesukaan. Bahkan dia selalu diam-diam menunggu Jay lewat untuk melihat dan memfotonya. Bahkan Jeni memenuhi seluruh kamarnya dengan foto-foto Jay. Ia merasa Jay lah penyelamatnya dan pelindungnya berbeda dengan orang tuanya yang telah menelantarkannya selama ini. Bahkan ia sering menceritakan tentang Jay pada kakaknya dengan semangat.Sejak saat itu ia bertekad bersekolah yang sama dengan Jay di Hanlim. Tentu saja itu sulit. Karena seleksi yang cukup ketat dan biaya sekolah yang sangat mahal. Namun kakaknya tidak tega melihat adiknya itu sedih karena ia baru pertama kali melihat adiknya ini ceria seperti dulu lagi sebelum kedua orang tuanya bercerai. Akhirnya kakaknya bekerja banting tulang untuk mewujudkan keinginan adik kesayangannya ini.
"Yeeee kakakkkk aku diterimaaa!!!" Jeni melompat dan memeluk Wuni dengan bahagia. Wuni pun meneteskan air mata terharu.
"Akhirnya aku bisa satu sekolah dengan Jay kak. Kalau ketemu dia aku bakalan ngungkapin semua perasaan aku ke dia. Yeeee.... Aku bisa mati kalau Jay nolak aku.. hahaha"
Seketika Wuni menurunkan sudut bibirnya yang tadinya tersenyum menjadi diam. Tiba-tiba ia merasa khawatir pada adiknya.
Setelah selang lama berlalu.
Jay bahagia banget hari ini. Karena dia lolos audisi dan berhasil jadi trainee Bighit. Dan entah kenapa berita itu nyebar sampai satu sekolah tau. Mendadak Jay jadi famous dan banyak cewek-cewek yang ngerubuni dia setiap hari.
Jeni selalu memperhatikan Jay dari jauh. Gimana dia bisa ngungkapin perasaannya kalau benar-benar gak ada waktu yang tepat.
Akhirnya Jeni memberanikan diri mendekati Jay yang saat ini lagi di kelas. Dia gak peduli. Dia mau Jay tau perasaannya dan jadi miliknya.
Ia mendekat berjalan ke meja Jay. Di lihatnya ada wanita di samping Jay.
"Jj-Jay-ssi?!" Panggilnya dengan terbata.
Jay gak denger karena dia lagi dengerin wanita sebelahnya ngomong.
"Maaf Jay, aku gak bisa nerima perpero dari kamu ya"
"Haah kenapa?"
"Gak apa-apa cuman gak bisa aja"
"Mm ya udah deh aku gak ada maksud laen kok tapi bisa gak kamu terima aja peperonya ya"
"Mmm gimana ya? Eh itu ada yang manggil kamu tuh"
Jay noleh ke samping dan mendongakan wajahnya.
"Eh iya, kamu siapa ya?" Kata Jay.
Deg....
Jeni mematung dan pikiran berkecamuk di otaknya. Hah? Kenapa dia gak ngenalin aku? Kenapa Jay ngasih pepero itu sama perempuan itu? Apa itu artinya Jay suka sama dia? Kenapa? Kenapa bukan aku?? Satu kalimat yang ngebuat Jeni udah ngerasa dunianya runtuh.
Jeni gak ngejawab, ia melangkah mundur dan ngejatuhin pepero yang dari tadi ditangannya. Ia berbalik dan berlari sambil menitihkan air mata.
Jay yang ngeliatnya cuman kebingungan.
Jeni sampai dirumah. Ia melihat kakaknya dengan tatapan sedih. Kakaknya sudah merasa gak enak. Jeni berlari dan memeluk kakaknya dan menangis sejadi-jadinya.
"Kenapa kak? Kenapa? Kenapa dia gak ngenalin aku?? Kenapa sih semua orang selalu ngabaikann aku? Gak mama papa bahkan Jay. Orang yang aku cintai kak?? Kenapa kak??" Tangis Jeni sambil mukulin pelan dada kakaknya.
Wuni gak kuasa. Rasanya benar-benar pedih. Dia pun ikut menangis dan mengelus kepala adiknya itu.
Setelah satu malaman menangis akhirnya adiknya itu tertidur. Wuni pun mengangkatnya ke tempat tidur.
"Besok pasti akan baik-baik saja" ia mengelap air matanya dan meninggalkan kamar.
Keesokan harinya.
"Aaaaaaaaaaa!!!!!!" Wuni teriak histeris sambil terjatuh duduk lemas gak percaya akan apa yang baru aja dia liat. Matanya terbelalak. Gak mungkin.. gakkk mungkiiiiinn!!!
Ternyata Jeni udah terduduk di samping ranjangnya dengan bersimbah darah yang keluar dari pergelangan tangannya. Jeni bunuh diri dengan mengiris urat nadinya.
#Flashback end..
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian • (Jaywon)
Fanfiction"Disini aku mau ngaku kalau aku suka Jungwon!" Latar belakangnya, aku bakal ngambil profesi asli mereka as idol ya.. sebenarnya gak cuman bxb tapi bakalan ada bumbu bxg nya juga 🙏 Cast: ♡ Jay x Jungwon ^* Jay x Haerin 》Jay x Karina ♤ Kazuha x Hwang...