10. Salah paham?

2 0 0
                                    

“Dulu, aku sering berharap dia kembali kepadaku dan memperbaiki semuanya. Namun, aku tersadar kalau di ceritanya aku bukan lagi tokoh utamanya.” -Tavisha Anggita.

***

Happy reading
•••

Ting

+628**********

Lo bisa bersenang-senang sekarang, karena sebentar lagi lo akan kehilangan satu persatu kebahagiaan lo.

Tavisha mengabaikan pesan tersebut, ia mematikan handphone-nya dan lanjut berbincang bersama teman-temannya, sambil berjalan menuju kelas.

Ting

Handphone-nya berbunyi kembali. “Ck, siapa sih,” kesal Tavisha. Ia kembali membuka handphone-nya untuk melihat siapa yang mengirimkannya pesan.

Askanjing

Istirahat temui gue di rooftop.

“Ngapain tu anak? Biasanya juga langsung samperin ke kelas,” monolognya.

“Kenapa, Sha?” tanya Raysa.

“E-eh engga, ini Aska nge chat,” jawab Tavisha.

(ʘᴗʘ✿)

Istirahat Tavisha langsung pergi ke rooftop untuk menemui Aska. Setibanya dia di sana, Tavisha melihat Aska sedang duduk dengan tatapan kosong sambil menyebat rokoknya.

“Lo ngapain sih ngerokok segala. Nanti sakit baru tau rasa,” omel Tavisha sambil mengambil rokok tersebut, dan membuangnya.

“Ck,” decak Aska tidak suka melihat Tavisha yang dengan gampangnya membuang rokoknya.

“Ada apa? Kalo ada masalah, sini cerita ke gue.”

“Masalahnya ada di lo.”

“Maksud?” tanya Tavisha heran. Ia tidak mengerti apa yang di maksud oleh Aska.

“Jadi ini tujuan lo ga mau publik hubungan kita?” tanya Aska mengintimidasi sambil memperlihatkan foto Tavisha  memeluk Biru. Ralat, lebih tepatnya Biru yang memeluk Tavisha. “Biar lo bisa main sama cowok lain?” lanjutnya.

“Enggak. Gue bisa jelasin semuanya,” jawab Tavisha. “Lo dapat foto itu dari siapa?” tanya Tavisha.

“Lo ga perlu tau, sekarang jelasin maksud dari foto ini dan siapa dia,” ucap Aska penuh penekanan.

“Oke, dengerin penjelasan gue. Jangan potong apa pun sebelum gue selesai bicara,” putus Tavisha.

“Dia mantan gue, namanya Biru. Gue sama dia pacaran saat kelas 2 SMP. Gue sayang sama dia, sangat. Tapii...,”

Flashback on /4 tahun yang lalu

Tavisha’s POV

Malam itu gue di kamar sendirian. Gue takut karena malam itu pertama kalinya bunda sama ayah bertengkar hebat. Gue membuka pintu kamar sedikit, untuk melihat apa yang mereka lakukan. Gue menutup mulut gue saat melihat pisau dapur di tangan ayah gue. Gue langsung masuk ke kamar, menangis tanpa suara. Gue takut, takut bunda gue kenapa-napa. Gue gatau harus ngelakuin apa, gue takut.

Nafas gue mulai ga beraturan, sesak. Gue mencoba mengobrak-abrik laci meja belajar gue mencari obat yang biasa gue minum saat panik. Setelah menemukannya gue langsung menelannya 2 pil sekaligus.

Gue mencoba menghubungi pacar gue saat itu, Biru. Karena Cuma dia yang gue punya satu-satunya. Gue berulang kali meneleponnya, tapi handphone-nya tidak aktif. Rumah gue ga terlalu jauh dari rumah dia. Gue berinisiatif buat keluar lewat jendela kamar, dan pergi ke rumah dia.

An Undisclosed Fact Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang