“Ngapain lu di sini? Belum puas? Mau sampai kapan?” Tavisha menatap Angelina tajam.
“Kak, dengerin aku dulu,” pinta Angelina serius. Matanya berkaca-kaca, ia menutup pintu kamar tersebut dan duduk di samping Tavisha.
“Dengerin apa, Na? Lu mau ngapain lagi? Belum cukup yang semalam? Belum cukup bikin gue dibenci sama semua orang? Gue capek, Na!” Tavisha berusaha mengontrol emosinya agar tidak kelepasan, ia tidak mau terkena masalah lagi.
“Aku ga tau kalau kejadian semalam bisa sefatal itu. Aku pikir cuma papa yang bakal marah. Maafin aku...,” lirih Angelina.
“Lu ngapain juga buat ayah benci sama gue, hah? Maksud lu apa, Na? Gue pernah ganggu hidup lu?!” tanya Tavisha lemah, ia lelah.
"Kita sama-sama terluka tapi dengan cara yang berbeda,” lirih Angelina.
“Maksud lu?” tanya Tavisha bingung.
“Peran aku di sini cuma sebagai peran pengganti.”
•••
Haii, aku baru mulai nulis cerita, hehe.
Ceritanya udah lama numpuk di otak, berisik banget. Semogaa kalian suka yaa( ◜‿◝ )
KAMU SEDANG MEMBACA
An Undisclosed Fact
Teen Fiction"Aku terlalu sibuk menata hari-hariku, hingga aku lupa bertanya. Siapa aku sebenarnya?" *** Cover by pinterest
