12. Bunda?

1 0 0
                                    

Happy reading
•••

+628*********

Start

“Apaan sih, ini orang gabut bener. Kagak ada kerjaan lain selain neror gue?” monolog Tavisha. Ia menyimpan kembali handphone-nya ke dalam saku, mengabaikan pesan tersebut.

“Kenapa?” tanya Angeliana sesekali melirik ke arah Tavisha.

“Ini ada orang gabut banget kayaknya. Hampir tiap hari dia ngirimin gue pesan ga jelas,” jawab Tavisha kesal.

“Coba sini hp nya,” Angeliana meminta handphone Tavisha. Ia menepikan mobilnya ke pinggir agar tidak mengganggu pengendara lain.

“Buat apaan?” tanya Tavisha.

“Ck, sini. Gue mau liat dia nge chat apa aja,” jawab Angeliana sambil merebut handphone tersebut dari tangan Tavisha.

Angeliana membuka handphone Tavisha, ia hendak membaca semua pesan tersebut, tapi ia mengurungkan niatnya setelah melihat satu pesan yang baru saja masuk.

+628**********

Datang ke cafe xx kalau mau liat hiburan yang menyenangkan.

📍 lokasi

Angeliana melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tavisha yang melihat itu hanya diam saja. Mungkin Angeliana ada keperluan mendesak, pikirnya. Namun, ia menyadari sesuatu. Jalan yang diambil Angeliana bukanlah jalan menuju ke rumahnya.

“Kita mau kemana?” tanya Tavisha.

Angeliana tidak menjawab, ia fokus mengendarai mobilnya, ia menghiraukan perkataan Tavisha. Tavisha tidak bertanya lagi, ia mengambil handphone-nya dan membuka aplikasi TikTok.

Sesampainya di sana, Angeliana langsung masuk ke dalam cafe tersebut, diikuti oleh Tavisha. Namun, kalimat yang baru saja keluar dari mulut seseorang membuat langkah keduanya terhenti.

“Baiklah, mereka akan menikah setelah ujian kelulusan.”

Angeliana langsung berbalik memeluk Tavisha, ia membawa Tavisha pergi dari tempat tersebut, berharap Tavisha tidak mendengar apa yang di katakan oleh Bagas tadi. Akan tetapi, Tavisha sudah mendengarnya.

Tavisha menangis. Sakit? Tentu saja. Kenapa ini terjadi ketika ia sedang mencoba menerima orang baru? Kenapa hal yang sama harus terulang kembali? Kedua laki-laki yang ia cintai harus pergi karena perjodohan sialan seperti ini.

Angeliana mencoba menenangkan Tavisha, ia memeluk Tavisha, memberikan kekuatan pada gadis tersebut. Setelah dirasa tenang, Tavisha melepas dirinya dari pelukan Angeliana dan mengajaknya pulang.
Angeliana mengangguk mengiyakan. Ia langsung melajukan mobilnya meninggalkan cafe tersebut. Di perjalanan Tavisha menatap jalanan dengan tatapan kosong. Ia masih tidak menyangka.

“Maaf. Seharusnya gue ga turutin perintah orang gila itu, harusnya gue ga ke sana,” Angeliana merasa bersalah. Ia sudah membuat Tavisha melihat apa yang harusnya tidak ia lihat.

“Gapapa, bukan salah lu,”  jawab Tavisha lemah. Matanya masih berfokus menatap jalanan.

Ting

Bunyi notifikasi dari handphone Tavisha. Ia mengambil handphone-nya dan melihat siapa yang mengirimkannya pesan.

+628**********

See? Gimana rasanya?

Ini baru permulaan sayang. Gue bakal lakuin yang lebih dari ini.

Selamat menikmati.

An Undisclosed Fact Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang