13. Fitnah?

2 0 0
                                    

“Terkadang, membiarkan luka lama itu sembuh dengan sendirinya lebih baik, dibandingkan berusaha menyembuhkannya bersama orang baru yang pada akhirnya hanya akan membuat luka itu semakin dalam.” _An Undisclosed Fact_

Happy reading

•••

Tavisha berangkat ke sekolah seperti biasanya. Hari ini terasa berbeda dengan hari-hari lainnya. Wajahnya terlihat begitu pucat.

Sesampainya di sekolah, ia terkejut. Berita tentang pertunangan Angelina dan Aska tersebar begitu cepat, semua murid SMA Melati sudah mengetahuinya. Mereka juga di undang ke acara pertunangan resmi yang diadakan di villa keluarga Tavisha.

Banyak yang merasa iri pada Angelina, karena Angelina yang notabenenya murid baru bisa mendapatkan seorang Aska. Tavisha duduk di bangkunya, ia menutup telinga berusaha untuk tidak mendengar gosip-gosip di kelasnya yang tengah membicarakan tentang Aska. Ia tidak berbicara sepatah kata pun. Ketiga temannya juga tahu apa yang dirasakan Tavisha.

“Diam! Gosip mulu. Belajar! Sebentar lagi ujian,” Raysa menyuruh teman-teman sekelasnya untuk tidak membicarakan tentang pertunangan itu lagi.

Kini Tavisha sedang duduk di kantin bersama keempat temannya, yaitu Angeliana, Raysa, Eka, dan Nazila. Tavisha hanya menatap makanannya, ia tidak bernafsu untuk makan.

“Sha, makan dulu. Ntar makanannya keburu dingin,” ucap Eka.

Tavisha menggeleng pelan, ia memindahkan mangkuk bakso itu ke samping.

“Kamu Angeliana, kan?” tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Dia, Angelina.

“Iya, kenapa?” tanya Angeliana datar.

“Aku Angelina, kembaran kamu,”  jawab Angelina.

“Gausah ngadi-ngadi lu, lu tau dari mana kalau gue punya kembaran?” tanya Angeliana sembari menaikkan sebelah alisnya.

“Beneran. Karena kamu kembaran aku makanya aku tau, kak Enjel,” jawab Angelina. “Liat,” Angelina menunjukkan kalung. Angeliana terkejut, kalung itu mirip dengan kalung yang dimiliki oleh kembarannya.

“Kakak gamau pulang?” tanya Angelina.

“Gue mau pulang kemana? Orang tua gue aja ngebuang gue,” Angeliana menatap Angelina datar.

Teman-teman yang lain hanya menyimak pembicaraan mereka, termasuk Tavisha.

“Mama kangen sama kamu, Kak. Dia tiap malam nangis. Ayo pulang,” mohon Angelina.

“Nanti gue ke rumah sama mami,”  putus Angeliana. “Mana nomor hp lu?” Angeliana meminta nomor handphone Angelina. Setelah memberikan nomor tersebut, Angelina juga ikut bergabung bersama mereka.

“Selamat ya. Lu udah nemuin kembaran lu,” ucap Tavisha tulus. Ia ikut senang karena sahabatnya sudah menemukan kembarannya yang selama ini ia rindukan.

“Makasih.”

Selesai istirahat, Tavisha pergi ke rooftop untuk menemui Aska. Hampir semua murid juga berkeliaran di luar kelas, dikarenakan para guru sedang rapat.

Tavisha membuka pintu rooftop, ia berjalan ke arah Aska yang sedang menatap langit yang cerah. Sejujurnya ia malas menemui Aska, ia takut para murid salah paham.

Tavisha berdiri di samping Aska, ia menghirup udara dalam-dalam. “Ada apa?” tanya Tavisha memulai pembicaraan. Ia berusaha untuk tidak meluapkan emosinya. Sejujurnya ia ingin sekali berteriak di depan Aska, ‘kenapa lu terima perjodohan sialan itu?’

An Undisclosed Fact Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang