Aku ingin ngucapin permintaan maaf sebesar-besarnya buat kalian yang nungguin double up kemarin lusa😭
Soalnya kemarin badanku rasanya gak enak banget, dan juga lagi hari raya makanya agak sibuk. So gak bisa banyak update.
Semoga aku bisa update tiap hari ya! And jangan lupa untuk vote agar aku semangat update❤😙
oOo
Teriakan menggema keras dari arah dapur di sebuah rumah besar yang di tinggali oleh Kana. Membuat Kana yang awalnya sedang fokus untuk belajar dan mengerjakan tugas jadi teralihkan karena terkejut.Dengan bergegas Kana membuka pintu kamar dan berjalan cepat menuruni anak tangga. Hari ini Kana sedang berada di rumah sendirian. Papanya sedang bekerja, mamanya pergi keluar untuk berbelanja sedangkan sang Kakak bekerja kelompok di rumah temannya.
Mendengar seseorang yang berteriak di lantai satu, membuat Kana turun dari lantai dua untuk menghampiri suara tersebut. Ketika sudah sampai di lantai satu, Kana melihat bibi Sumi sang pekerja di rumahnya sedang di tenangkan oleh para bodyguard papa Kana.
"T-tadi dia k-keluar dari dapur."
Kana yang mendengar suara bibi Sumi bergetar ketakutan, mengerutkan dahi bingung. Sebenarnya apa yang terjadi, pikir Kana. Dengan langkah pelan setelah menuruni anak tangga terakhir, Kana menghampiri para pekerja dan bodyguard yang sedang mengerumuni bibi Sumi.
"Ada apa ini? Kenapa bi Sumi berteriak?"
Mendengar suara nona mudanya semua pekerja menundukkan kepala tanda hormat. Di tanya mengapa dirinya berteriak bibi Sumi langsung mendekat pada sang nona muda.
"I-itu non, tadi ada penyusup."
Kana yang mendengar jawaban bibi Sumi sontak terkejut."Penyusup?"
Tanya Kana memastikan. Bagaimana bisa di rumah sebesar ini bisa kemasukan penyusup dengan penjagaan yang sudah sangat ketat. Dan yang Kana ketahui papanya sudah menambah personil bodyguard dan masih kecolongan.
Bertahun-tahun Kana berpindah jiwa ke tubuh ini, tidak pernah rumah ini kemasukan penyusup. Baru kali ini saja. Lamunan Kana buyar ketika salah satu penjaga menyuruhnya untuk kembali ke kamar.
"Sebaiknya nona kembali ke kamar saja, takutnya kalau nona berkeliaran, penyusup itu mencelakai nona."
Kana menganggukkan kepala tanda setuju. Kalau boleh jujur sekarang dirinya juga sedikit ketakutan. Bagaimana kalau penyusup itu membawa senjata tajam dan berniat mencelakai orang. Memikirkannya saja sudah membuat Kana bergidik ngeri.
Kana menatap penjaga yang menyuruhnya untuk kembali ke kamar. Sepertinya Kana belum pernah melihat penjaga itu. Apa dia penjaga yang baru papa rekrut. Penjaga itu terlihat seperti seorang bodyguard profesional dengan aerphone yang terpasang di telinga kanannya. Terlihat kontras berbeda dengan penjaga rumah biasanya.
Menghilangkan pikiran tersebut, Kana naik dengan di temani satu penjaga dan penjaga lain yang sudah mulai menyebar mencari dimana sang penyusup itu berada.
Setelah sampai di kamar, Kana disuruh oleh penjaganya untuk mengunci pintu kamar, pintu balkon dan jendela kamarnya. Kana hanya bisa menuruti semua perkataan penjaganya tersebut.
Kana melanjutkan mengerjakan tugas dari sekolah dengan perasaan yang masih was-was. Detik demi detik berlalu, sudah hampir 20 menit Kana mengerjakan tugas dan gadis itu sudah mulai fokus lagi.
Tapi, suara ketukan dari arah balkon membuat konsentrasi Kana mulai buyar kembali. Dirinya menatap aneh ke arah balkon kamar miliknya. Kamarnya berada di lantai dua, bagaimana bisa ada yang mengetuk pintu balkon kamarnya.
Kana semakin ketakutan ketika ketukan itu semakin jelas. Awalnya hanya 3 ketukan saja, namun lama kelamaan menjadi terus menerus membuat bulu kuduk Kana berdiri.
Rasanya Kana berada di situasi pada film-film horror yang pernah dia tonton sebelumnya. Kana semakin ketakutan ketika pintu Balkon yang terbuat dari Kaca itu di ketuk dengan sangat kuat oleh sesorang dari luar.
Dengan langkah pelan Kana berniat untuk pergi keluar dari kamar, namun suara rintihan berasal dari arah balkon membuat Kana mengurungkan niatnya.
"T-tolong..."
Rintihan tersebut seolah menghipnotis Kana untuk menghampiri asal suara dan menolong orang yang mengeluarkan suara penuh kesedihan itu. Tanpa sadar Kana melangkah ke arah balkon.
Suara ketukan keras menggema di kamar yang di tempati oleh Kana membuat gadis itu tersadar. Dari luar kamar, Kana mendengar penjaga yang sedang memanggil namanya dan menyuruh Kana untuk membuka kamar miliknya.
Suara di balkon masih terdengar namun lirih. Kana yang baru sadar bahwa kakinya berjalan mendekati balkon, langsung berlari ke arah pintu dan membukanya. Terlihat sang bodyguard yang menatap khawatir kearahnya.
"Boleh saya masuk kamar anda, nona? Tadi penjaga gerbang ada yang melihat penyusup tersebut naik ke kamar anda dari luar."
Kana yang masih syok, menganggukkan kepalanya tanda setuju. Dengan mengikuti bodyguard nya dari belakang Kana ikut mengintip ketika sang bodyguard membuka pintu balkon kamarnya dengan hati-hati.
Sepi. Itu yang Kana lihat di balkon kamarnya. Lalu, suara yang Kana dengar tadi itu apa? Pikiran Kana melayang jauh memikirkan hal yang tidak-tidak.
Tiba-tiba Kana dikejutkan dengan bodyguard yang langsung menutupi seluruh tubuhnya dengan tubuh sang bodyguard hingga Kana tidak bisa melihat apapun. Suara barang yang dilempar terdengar sangat keras di telinga Kana.
"Sialan."
Bodyguard Kana mengumpat sambil menjauhkan tubuh kekarnya dari Kana. Bodyguard itu berlari kearah balkon untuk menangkap penyusup tersebut namun sudah terlambat.
"Dia jatuh ke bawah, jaga gerbang depan!"
Bodyguard tersebut langsung menutup pintu balkon lalu menatap Kana yang sedang terkejut melihat pecahan vas bunga yang lumayan besar pecah di depannya. Vas bunga tersebut pecah karena mengenai punggung sang bodyguard ketika melindungi Kana dari lemparan penyusup tersebut.
"Nona di sini saja, saya akan memanggil bebarapa maid untuk menemani anda."
Setelah berkata seperti itu, pria dengan tubuh kekar itu berlari keluar kamar dan meninggalkan Kana sendirian yang masih dalam keadaan syok di dalam kamar dan memanggil beberapa maid untuk menemani dan menjaga sang nona muda di dalam kamar.
Saat tiba di luar, dirinya menyuruh semua penjaga untuk mencari ke halaman belakang dan halaman depan untuk menangkap penyusup. Ponsel di sakunya berdering dan dengan cepat dia mengambilnya. Menghela napas pelan lalu mengangkat telpon tersebut dengan suara tegas miliknya.
"062 Red A!"
***
Suara ketukan tongkat di sebuah ruangan dengan pencahayaan temaram membuat suasana semakin mencekam. Meskipun banyak manusia yang berada di ruang tersebut tidak membuat ruangan tersebut menjadi ramai.
"Tidak berguna!"
Semua manusia yang berdiri di ruangan tersebut hanya bisa menundukkan kepala sebagai rasa bersalah atas kelalaian mereka. Tidak ada yang berani bersuara. Hanya suara ketukan tongkat yang masih bergema di ruangan tersebut.
Mata tajamnya menatap ke arah pria yang masih setia berdiri di samping tempat duduknya. Lalu menghentikan ketukan pada tongkatnya dengan lantai.
"Suruh dia kesini."
oOo
Halo guys, gimana kabarnya?
Makasih banget yang masih setia baca cerita ini sampai sekarang, aku bener-bener terharu banget sama kalian😭
Semoga cerita ini gak membosankan ya😭
Pokoknya makasih buat kalian yang udah baca dan vote buat semangatin aku buat lanjutin cerita ini.
See you next time👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ruler for Kana
FantasíaDia diberikan kesempatan kedua. dihidupkan lagi di raga yang berbeda. Masuk kedalam dunia cerita. Bukan sebagai pemeran Protagonis, maupun pemeran Antagonis. Hanya sebagai seorang figuran tanpa peran. Dia Kanaya. ...