18. Tepat Sasaran

1 2 0
                                    

Aktivitas berburu yang dilakukan Daeng Mangalle bersama Marauleng tidak semenyenangkan yang Daeng kira. Sulit sekali mendapatkan hewan buruan, terutama jika sang pemburu merupakan seorang pemula yang bahkan baru menyentuh busur dan anak panah. Contohnya saja Daeng Mangalle. Ia pernah membayangkan pergi berburu dan mendapatkan hewan buruan.

Namun, kenyataan tidak terjadi seperti yang diharapkannya. Daeng Mangalle bahkan tidak berhasil membawa pulang satu hewan buruan pun. Masalah utama yang dihadapi Daeng Mangalle tentu saja dari teknik. Meskipun sudah cukup bagus, tetapi belum dapat dikatakan sempurna. Belum lagi dengan Daeng Mangalle yang mudah sekali panik. Setiap kali hewan itu bergerak, maka tanpa sadar tangannya melepaskan anak panah.

"Saya tidak berhasil mendapatkan hewan buruan," ucap Daeng Mangalle murung. Sejak tadi, usaha yang dilakukannya belum juga membuahkan hasil.

"Tidak masalah, Daeng. Kita akan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang Daeng Mangalle buat hari ini. Latihan hari ini kita selesaikan sampai di sini. Saya tunggu kedatangan anda di lain waktu. Saya tidak meminta anda untuk datang besok, melainkan saya meminta anda untuk datang disaat anda siap. Anda harus siap secara fisik dan mental," tukas Marauleng sebelum berpamitan.

Daeng Mangalle menoleh pada Uleng yang berasal tepat di sebelahnya. "Saya payah sekali, ya, Uleng?" tanyanya dengan suara pelan. Nyaris Uleng tidak dapat mendengarnya.

"Tidak. Anda tidak sepayah itu, Daeng. Anda pasti bisa mendapatkan hewan buruan pada latihan-latihan berikutnya. Tidak ada sayur matang yang dapat dipetik dikebun. Sayur itu mentah dan harus diolah terlebih dahulu. Sama seperti Daeng Mangalle yang berproses terlebih dahulu. Jika Anda menyerah sekarang, bagaimana bisa anda menyaingi Karaeng Galesong, atau bahkan melindunginya dari bahaya suatu hari nanti? Bukankah Anda ingin menjadi pemimpin yang tidak akan pernah meninggalkan keluarganya? Maka, jadilah kepala keluarga yang tidak pernah berputus asa. Jika anda jatuh, maka bangkitlah. Jika Anda terluka, maka sembuhkanlah dan jika anda merasa ingin menyerah, maka ingatlah orang-orang yang anda sayangi."

Ucapan Uleng tidak sepenuhnya dapat dipercaya oleh Uleng, tetapi Daeng Mangalle mengerti maksud ucapan Uleng. Satu yang pasti ialah, ia tidak boleh menyerah jika ingin mewujudkan mimpinya itu.

"Daeng paham apa yang saya maksud?" tanya Uleng setelah tidak mendapatkan respon dari Daeng Mangalle.

Deretan gigi ditunjukkan Daeng Mangalle di depan Uleng. "Sedikit," jawaban tanpa dosa.

"Ya, setidaknya Anda mengerti," balas Uleng lagi yang tidak ingin ambil pusing.

Daeng Mangalle beruntung sekali memiliki Uleng yang menjaga dan selalu mempedulikan dirinya. Berbicara dengan Uleng juga membuat Daeng Mangalle nyaman, sehingga ia tidak pernah luput memberitahukan apa pun tentang dirinya pada Uleng. Tidak hanya mendengarkan, tetapi Uleng juga memberikan beberapa tanggapan, saran atau pun kritikan. Uleng membantu Daeng Mangalle dalam membuat keputusan.

***

Aktivis berburu Daeng Mangalle tidak membuahkan hasil, tetapi, Daeng Mangalle tetap akan berlatih dengan rutin. Perkataan Marauleng mengenai dirinya yang harus siap secara fisik dan mental benar-benar berpengaruh. Daeng Mangalle sempat tidak mempercayai diri sejenak, tetapi Uleng berhasil membangkitkan semangatnya.

Sebelum turun langsung ke hutan, Marauleng meningkatkan intensitas latihan Daeng Mangalle. Gerakan-gerakan Daeng Mangalle disempurnakan dan ia juga belajar mengendalikan rasa paniknya. Marauleng juga memberikan beberapa tips dan trik berburu pada Daeng Mangalle. 

"Sekarang Daeng siap membawa pulang hewan buruan," kata Marauleng.

Jantung Daeng Mangalle berdebar kencang. Terakhir kali ia berburu hanya mendapatkan rasa lelah dan semangat yang semakin memudar. Tentunya ia tidak ingin hal itu terulang kembali, tetapi Daeng Mangalle pun tidak bisa berlatih dengan menggunakan objek benda mati saja. Kemampuannya harus terus diasah dengan cara berhadapan langsung dengan mahluk hidup.

"Tenangkan diri Anda. Saya telah mengajari Anda semuanya dan saya yakin Anda bisa membawa pulang hewan buruan hari ini."

Perkataan Marauleng sedikit melegakan hati Daeng Mangalle. Keduanya segera berangkat menuju hutan. Sayangnya, Uleng tidak ikut serta. Daeng Mangalle lah yang tidak mengizinkannya untuk ikut dikarenakan ia tidak ingin Uleng kelihatan kegagalan yang mungkin saja Daeng Mangalle dapatkan pada perburuannya kali ini. Uleng telah banyak membantunya dan tidak ingin melihat Uleng mengkhawatirkannya lagi.

Seekor rusa menjadi target buruan Daeng Mangalle. Marauleng membiarkan Daeng Mangalle melakukan apa pun yang diinginkannya. Ia ingin melihat sampai sejauh mana anak itu berkembang. Bagaimana caranya mengatur strategi, konsentrasi dan membuat keputusan akhir.

Percobaan pertama, anak panah Daeng Mangalle melekat di dekat kaki rusa. Tidak ingin kehilangan rusa itu, Daeng Mangalle memutuskan mengejarnya. Akan tetapi, gerak rusa itu jauh lebih gesit dari Daeng Mangalle sehingga ia kehilangan jejak.

Marauleng mengamati pergerakan Daeng Mangalle. Tubuh anak itu kurus, tetapi gerakannya terbilang lambat. Seharusnya ia bisa menyeimbangi pergerakan rusa yang diburunya itu.

Pada percobaan selanjutnya, anak panah Daeng Mangalle jauh meleset pada target sasaran dikarenakan ia tidak fokus. Bunyi nyaring yang berasal dari dalamnya hutan membuat konsentrasi Daeng Mangalle pecah.

"Apakah Daeng ingin beristirahat terlebih dahulu?" tanya Marauleng memperhatikan keringat yang membasahi pakaian Daeng Mangalle.

"Saya tidak lelah dan akan mendapatkan hewan buruan," jawab Daeng Mangalle sembari menyeka keringat dengan handuk kecil.

Marauleng menghormati keputusan Daeng Mangalle dan membiarkannya melanjutkan aktivitas berburu. Kali ini, tidak satu pun hewan buruan yang dapat ditemukan. Tampaknya hewan-hewan dan sempat lolos dari anak panah Daeng Mangalle telah memberitahu teman-temannya jika mereka sedang berada dalam bahaya.

Rasa lelah mulai menghinggapi Daeng Mangalle, tetapi ia belum memiliki keinginan untuk berhenti. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk mendapatkan hewan buruan, ia tetap akan berada di sana. Satu hewan saja. Satu hewan sudah cukup sebagai pembuktian Daeng Mangalle pada Marauleng dan Uleng. Bahwa latihan yang dilakukannya selama dua bulan terakhir tidak berakhir sia-sia.

"Ayolah, saya ingin membuktikan jika saya pun memiliki kelebihan. Saya telah berusaha sekeras ini, jadi saya mohon jangan kecewakan saya," ucap Daeng Mangalle dalam hati sembari meremas dadanya.

Doa Daeng Mangalle terjawab. Seekor rusa yang lebih besar dari yang pertama kali diburu olehnya terlihat. Daeng Mangalle tidak melepaskan pandangan rusa itu dan langsung mendekatinya dengan perlahan dan hati-hati. Fokusnya hanya pada rusa itu sehingga ia tidak lagi mendengar suara-suara yang ada di sekitarnya. Hanya deru napasnya sendiri lah yang mampu di dengan oleh Daeng Mangalle.

Setelah memperhitungkan segalanya, Daeng Mangalle melepaskan anak panah. Jika perhitungannya tidak meleset, maka rusa itu akan didapatkan oleh Daeng Mangalle. Tingkat kepercayaan dirinya 90%, tetapi ada 10% kemungkinan apa pun yang dapat terjadi.

Suara ringkihan rusa itu tidak membuat Daeng Mangalle iba. Ia malah berbahagia, karena anak panahnya mendarat tepat di perut rusa yang hendak pergi sesaat sebelum ia melepaskan anak panahnya.

"Saya berhasil," gumam Daeng Mangalle seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Bersambung...

Laron Menerjang Sinar [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang