*****
Pertengkaran gracia dengan alzean pagi itu, agaknya membuat seluruh penjuru sekolah gempar. Ada yang mangambil video, ada yang membicarakan mereka di belakang, dan pula yang justru fokus membicarakan pesona alzean 'si murid ganteng baru' itu.
zee berjalan masuk ke sekolah, menuju ke ruang kepala sekolah. Sesuai prosedur yang ada, anak baru diharuskan menemui kepala sekolah terlebih dahulu.
Seluruh murid yang ada di lorong gedung itu langsung memusatkan matanya ke arah zee. Badan tinggi nan tegap yang membuatnya terlihat berkarisma itu, mengundang gelak suara para siswi Garuda Putih.
'Ganteng bangetttt!!'
'Keren bangettt woii!! Tipe gue banget gilak!'
'Matanya cakep bener. Gak bisa berpaling, tolongggg!!'
'Kayak fiksi'
'Ya emang fiksi kalo buat lo mah'
'Sadarin gue tolong, ini gue di dunia mana sih?'
'Alamakkkk. Pengen gue cangkok matanya taro mata gue!! Cakep banget matanya'
Dan masih banyak lagi suara-suara yang terdengar di sepanjang lorong itu, dan itu cukup sukses membuat zee risih.
Di satu sudut, terdapat suatu gerombolan cewek-cewek yang merupakan anak kelas 12.
"Cakep banget njirrr!"
"Mau taruhan?" ucap salah satu dari mereka yang bernama Chika, menantang temannya yang menjadi salah satu Most Wanted di angkatannya, yaitu marsha.
marsha yang sedari tadi diam dan hanya memandang zee dari kejauhan, mendengar tantangan barusan, sontak ia menatap ke arah sumber suara. "Taruhan?"
chika terkekeh kecil. "Kayaknya lo tertarik tuh sama anak baru itu. Nih, kalo lo berhasil dapetin dia, mobil gue akan ganti nama jadi milik lo," ucap chika. Dua teman lainnya hanya diam tercengang mendengar taruhan mereka.
marsha tertawa kecut. "lo serius nantangin gue soal beginian?" sarkas marsha.
"Yaa, untung banyak kan? Lo dapetin dia, lo juga dapetin mobil gue. Tapi kalo lo gagal, ya mobil lo buat gue."
marsha terkekeh penuh percaya diri. "So E Z."
"Oke, deal?" Mereka pun saling berjabatan tangan.
Sesaat kemudian, zee melewati gerombolannya. Aroma parfumnya mendadak membuat kerombolan ini membeku. Wanginya seperti mengimpresentasikan dirinya, yang tampan, cool, tinggi, dan berkarisma itu.
Setelah itu chika memberikan aba-aba seolah berkata, 'gih sana beraksi!'
marsha langsung melangkah menyusul langkah zee, kemudian menghentikannya dengan cara menghalangi tubuh zee. "Hei. Lo anak baru ya? Kelas berapa?"
zee hanya memandanginya dengan tatapan yang kurang ramah.
marsha mengulurkan tangannya dan berkata. "Kenalin, gue marsha. Lo?"
zee tak menjamak tangan marsha dan hanya menjawabnya dengan menunjuk name tag yang terkait di seragamnya.
"Oh, alzean. Okee ..." ucapnya sembari menelan rasa malunya sendiri.
"Permisi." zee langsung melangkah lagi melewati samping tubuh marsha.
marsha terpenganga. Baru kali ini dia dilewati oleh cowok begitu saja. Namun tak mau menyerah, marsha langsung membalikkan tubuhnya dan menghampiri zee lagi. "Lo mau ke ruang kepsek? Biar gue anterin."