*****
Pulang sekolah, zee langsung kembali ke rumahnya tanpa mampir ke manapun. Sore hingga malam harinya, hanya ia habiskan dengan rebahan, sambil mencari IG 'SHANI'.
Dengan menggunakan keyword nama panggilan saja, tentu sulit didapatkan, apalagi bagi seorang laki-laki. Tentunya tak akan sejeli perempuan saat stalking, bukan (?)
Namun, setelah berjam-jam membuka beberapa akun yang bernama 'Shani', akhirnya dia menemukan yang ia cari. Ia nampak begitu sumringah. Senyuman lebar tergambar di mukanya, dan berujung dengan scrolling akun itu.
Beberapa foto telah ia lihat, hingga sesaat kemudian terdengar bunyi ketukan pintu.
*Tok tok tok*
"Mas zee, disuruh bapak makan," teriak asisten rumah tangga zee, dari luar kamar.
"Iya bentarrr," sahutnya.
Setelah itu, ia keluar dari kamar dan turun untuk makan malam bersama keluarga kecilnya, yaitu ada Papa dan Bunda-nya.
zee merupakan 2 bersaudara. Dan ia adalah anak bungsu, kakak laki-lakinya telah menikah dan tidak lagi tinggal satu atap bersama mereka.
Sesampainya di meja makan, zee duduk di kursinya. Makan malam yang biasa ia lakukan, adalah makan malam santai. Tidak begitu formal, jadi tetap ada obrolan diselanya. Tentunya jika tidak sedang mengunyah.
Sang Papa memulai sebuah percakapan."Gimana sekolahnya?"
"Ya gitu, Pah."
"Jawab kok 'ya gitu'. Dijelasin dong, zee," sahut Bunda-nya.
"Ya ada senengnya, ada jengkelnya. Banyakan jengkelnya," jawab zee.
Wajah orang tua zee seperti terlihat antusias mendengar kelanjutan cerita zee. "Jengkel kenapa?" tanya Papanya lagi.
"Papa tau kan cewek yang kata Papa, anaknya om kinal? Dia satu sekolah sama zee. Dan parahnya, baru sehari zee sekolah di sana, udah dua kali zee bermasalah sama dia," ceritanya, dengan nada yang sedikit kesal.
"Haha, gracia maksud kamu?"
zee hanya mengangguk.
"Jelaslah dia satu sekolah sama kamu. Orang yang ngerekomendasiin sekolah itu kan papahnya. Dan dia juga salah selaku pemilik gedung sekolah itu," ujar Papa zee.
"Ooh, pantes."
"Pantes kenapa?"
"Seenaknya kalo di sekolah."
"Emang 2 kali berurusan sama dia, apa aja tadi?" tanya Bundanya.
"Aduh, Bund. Kalo nginget itu bawaannya emosi. Gak usah dibahas ya."
"Hahaha, sabar. Wanita tuh emang perlu dipahami. Dulu Bunda juga kayak gitu, suka bikin emosi Papah, tapi ujungnya cinta," ujar Papa zee yang berujung dicubit oleh istrinya.