1. Haechan, are you okay?

271 20 0
                                    

Happy reading! ♡

Hening. Semua hening, kecuali suara jam dinding yang terdengar mengintimidasi.

Haechan hanya menunduk dalam diam.

Sungguh, Jaemin tidak bisa berkomentar apapun, ia bungkam seribu bahasa. Apa yang baru saja ia dengar?

Jeno tertawa dipaksakan, "Hahah! L-lo bisa aja bercandanya, Chan!" Sejujurnya, ada sedikit rasa khawatir yang memenuhi isi pikirannya. Tapi kemudian, Haechan menggeleng lemah. Setelahnya, ia tersenyum penuh arti kearah mereka bertiga. "Emang, lo ada ngeliat gue bercanda?" Ia menunjuk wajahnya sendiri.

"Chan udah, Chan-".

"Jaem, biarin Haechan cerita, dia butuh kita." Jeno berbisik tepat di telinga sebelah kanan Jaemin. Lalu, Jaemin menarik nafas panjangnya. "Lo bisa lanjut."

Haechan tersenyum kecil,

"Kejadiannya sekitar 6 tahun yang lalu. Tepat saat gue ulang tahun yang ke-11. Mereka nanya sama gue, 'Ulang tahun kali ini, kamu mau kado apa dari Bunda sama Ayah?'. Pas mereka nawarin kayak gitu, gue jelas bakal minta satu hal doang dari mereka. Gue jawab, 'Haechan mau Bunda, Ayah, sama adek pulang ke sini! Biar tahun ini kita bisa rayain sama-sama, bun! Udah lama Haechan ga ketemu sama kalian, Haechan kangen!'. Yang ngga gue tau, ternyata Ayah sama Bunda itu udah pisah 2 bulan sebelum kejadian. Dan saat gue kasih tau apa yang gue minta, orang tua gue diem, sampe Ayah nge-iyain permintaan gue. Mereka udah bikin janji sama gue Jen, Jaem, Ren. Mereka bilang bakal pulang buat rayain ulang tahun gue. Sialnya, mereka keliatan bahagia banget, bisa ketebak dari senyum mereka berdua lewat handphone yang waktu itu gue pinjem dari tante gue. Yang gue gatau, itu bakal jadi senyuman terakhir yang gue liat di wajah mereka." Haechan mulai meneteskan air matanya.

Jaemin memegang bahu kiri Haechan guna menyalurkan kekuatan.

"Mungkin, kalo bukan karena keinginan bodoh gue, Ayah, Bunda, sama Adek gue mungkin masih bisa nunjukin senyuman indah mereka sama dunia. " Haechan kembali tersenyum sendu.

"Chan, lo ga bisa ngehamikin diri lo sendiri kayak gitu! Itu semua bukan kesalahan lo."

Haechan terdiam.

Ia sudah mendengarnya dari berbagai mulut, sampai dirinya bisa membedakan mana orang yang benar-benar mengatakan hal tersebut dari hati dan yang tidak. Tapi mendengar ucapan Jeno barusan, tatapan Renjun, dan elusan tangan Jaemin di bahunya, ia bisa merasakan sesuatu yang lain dari mereka.

"Mereka berbeda." Haechan membatin.

🖤❤🖤

Keesokan harinya, tepatnya pada hari Selasa. Haechan tidak masuk hari ini. Tidak ada keterangan.

Jaemin sedikit khawatir, apakah Haechan membolos? Tadi pagi saja mereka berangkat bersama, Jaemin juga melihat Haechan meletakkan tas miliknya di kursi. Tapi nyatanya sekarang kursi itu kosong, ke mana anak itu pergi? Kalaupun ingin membolos, Haechan pasti akan menawarkan padanya. Tapi ia benar-benar tidak merasa ditawari oleh Haechan.

Mereka tadi memang sempat berpisah, itupun tidak lebih dari 10 menit mereka berpisah.

Ia harus mengabari Jeno tentang hal ini! Ya! Harus!

Haechan or HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang