6. Mimpi Seorang Lee Haechan

82 10 2
                                    

Happy Reading! ♡

"Jadi sekarang kita tersesat, nih?" Jaemin menumpu tubuhnya dengan pergelangan tangan pada lututnya. Ia terlalu letih untuk sekadar berdiri tegak.

Selepas mereka keluar dari tempat tadi, mereka terkejut karena tidak berada di daerah yang mereka kenali. Sudah sekitar 1 jam lebih mereka berjalan, tapi belum juga menemukan daerah yang sekiranya pernah mereka kunjungi ataupun lewati. Benar-benar asing. Hari 'pun sudah menjelang malam.

Untuk sekadar menanyakan tempat 'pun mereka juga kesulitan. Karena orang-orang di sini tidak ada yang ramah. Belum sempat bertanya, mereka bertiga sudah lebih dulu diacuhkan atau lebih parahnya sampai ada yang melempar mereka dengan batu-batu berukuran kecil. Ada apa sebenarnya dengan orang-orang di sini?

Jika ditanya lapar atau tidak? Tentu saja tidak, tadi 'kan sebelum dibebaskan oleh Pak Raga a.k.a Pak Pacong, mereka sudah terlebih dahulu disuapi makanan. Yang mereka khawatirkan kini adalah kondisi tenggorokan mereka yang kering. Untuk menelan ludah saja rasanya tidak bisa, terlalu kering.

Bibir kering dan sedikit terkelupas, agak perih memang. Tapi mereka kini bisa apa? Meminta minum kepada warga yang ada di daerah sini 'pun rasanya percuma. Yang ada mereka akan diusir atau lebih parahnya lagi diamuk masa oleh mereka. Hei, aku tidak melebih-lebihkan soal itu. Memang kenyataannya, kok. Daripada diamuk, mereka lebih memilih untuk bertahan saja dengan rasa haus yang kian waktu kian parah pula.

Handphone? Entahlah, sudah tidak ada di saku mereka. Mungkin terjatuh atau mungkin juga diambil oleh orang-orang yang sudah menculik mereka?

"Istirahat dulu dah di sana," Ucap Jeno dengan suara seraknya sambil menunjuk Saung/ Pendopo/ Gardu/ Tempat Ronda yang ada di daerah sana.

"Ga bakal diamuk 'kan, Jen?"

"Cuma istirahat ini,"

"Yodah deh, tapi kalo kita diamuk, salahin Jeno,"

"Iye dah, serah lo."

Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di tempat yang Jeno tunjuk tadi.

"Gini banget dah nasib jadi orang ganteng, masa harus sampe diculik, sih? Padahal level kegantengan gue ga setampan Jeffry Nichole, Boy William, Reza Rahardian, Stev-" Omong kosong Jaemin dipotong oleh Jeno.

"Syahrini, Luna Maya, Ayu Ting-ting, Lucinta Lun-" Jeno menirukan gaya bicara Jaemin ketika sedang congkak. Ucapan Jeno juga dipotong oleh Haechan.

"Teletubbies, Upin&Ipin, Masha & The Bear, SpongeBob SquarePants, BoBoiBoy, Dora The-" Haechan juga sama saja, tapi ia memilih menyebutkan nama-nama kartun.

"The-kepret ku aing!!" Kesal Jaemin.

Sedangkan Jeno dan Haechan puas mentertawakannya. Menurut mereka, Jaemin itu sangat lucu ketika sedang kesal. Jadi mereka tidak akan pernah bosan jika berurusan dengan menjahili seorang Na Jaemin.

°

°

°

"Kak, sampe kapan kita bakal ngawasin terus di sini?" Tanya Jisung yang sudah mulai kelelahan dan juga rasa pegal yang datang bersamaan. Mereka kini ada di tempat/ lokasi yang dikirimkan oleh orang suruhan Renjun yang ia beri nama 'Penyidik 3' kala itu.

Haechan or HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang