4. Memilih Untuk Menghindar

105 10 1
                                    

Happy Reading! ♡


"Buka!" Perintah seseorang pada bawahannya.

Tanpa berkomentar sedikit 'pun, tiga orang yang sudah siap di belakang Haechan, Jeno, dan Jaemin langsung membuka penutup mata yang terikat kencang di kepala ketiga anak itu secara kasar.

Mereka bertiga masih tak sadarkan diri akibat pukulan benda tumpul yang orang-orang tadi berikan.

Satu orang diantara mereka -yang tadi memberikan perintah- mulai mendekati Haechan.

"Makanya, jangan suka ngelawan! Gini 'kan sekarang jadinya! Jadi orang bukannya bersyukur masih gue biarin hidup, eh, elo nya malah gatau diri!"

"Gue, Jae, sama si Jung udah mati-matian belain lo waktu itu, tapi ini balasan lo sama kita? Wajar, sih.. Buah jatuh tak akan pernah jauh dari pohonnya."

Entah kenapa orang itu berbicara sendiri, padahal ia tau Haechan tidak akan menanggapinya. Tapi yang pasti, itu semua ditunjukkan untuk Haechan.

Sementara itu, seseorang di sana tengah menahan perasaannya yang campur aduk. Diantara marah dan sedih. Tapi jika ia bergerak sedikit saja, sudah dipastikan ia akan ketahuan.

🖤❤🖤

"Ini bocah tiga pada kemana, sih?!"

Ya, itu Renjun.

Ia sedari tadi terus menggerutu sendiri di depan gerbang sekolahnya Haechan, Jeno, dan Jaemin. Kesal karena dirinya sudah lelah menunggu sedari tadi di sini. Tapi ketiga anak itu belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Karena benar-benar jengkel, ia 'pun mengotak-atik ponselnya dan mulai membuka aplikasi Chat.

Lee Jeno

Woy! Kalian di mana, deh? |
Gatau apa gue udah nungguin berjam-jam |
di sini?!
Kalo 10 menit lagi kalian belum muncul, |
Bodo amat, gue tinggalin! |

Kira-kira seperti itulah Renjun menghubungi Jeno. Tapi yang ia tidak tau, sebenarnya mereka bertiga sedang dalam bahaya sekarang.

Tak lama setelah itu, seorang pria berkacamata keluar dari kawasan sekolah sembari berjalan kaki, dan pandangannya terus tertuju ke bawah.

Renjun yang menyadarinya, ingin berniat bertanya.

"Hei!" Seru Renjun pada pria itu.

Tapi bukannya menengok, pria itu justru makin menundukkan kepalanya dan menghindari Renjun. Renjun yang tidak tau apa-apa jelas dibuat bingung oleh pria itu. "Emang gue setan apa sampe dijauhin gitu?" Ucapnya dalam hati.

Karena memang sedang membutuhkan informasi, akhirnya Renjun lah yang mendekati pria itu untuk bertanya.

"Eh, bentar! Gue mau tanya sesuatu,"

"E-enggak! Gue ga liat apapun!!" Hindar pria itu dan terlihat.. Takut? Tunggu sebentar, untuk apa ia takut pada Renjun? Renjun saja tidak mengenali pria ini, ia hanya ingin bertanya saja, kok. Pikir Renjun.

"Gue cuma mau nanya sesuatu, elahh.."

Setelah mendengar itu, pria tadi mendongakkan kepalanya perlahan. Dan ia bisa bernafas lega setelahnya. Rupanya ia salah mengira orang.

Haechan or HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang