3. Bougainville

122 12 1
                                    

Happy Reading! ♡

Haechan dengan kecintaannya terhadap Bunga Kertas, tak bisa diragukan lagi. Disaat orang-orang membawa benih/tanaman Bunga Mawar, Bunga Matahari, Bunga Anggrek, Katus, dsb, Haechan justru menjadi yang paling mencolok diantara semua siswa maupun siswi.

Hanya dirinya seorang yang membawa tanaman Bunga Kertas.

Jika ditanya, 'Kenapa bawanya Bunga Kertas, Chan?'

Haechan akan dengan semangat menjawab, "Itu karena gue suka arti dari bunga ini!"

Tapi orang-orang lebih memilih untuk tidak peduli lagi dengannya. Benar bukan? Terkadang orang-orang hanya ingin tau saja, selebihnya ia tidak akan peduli.

Bahkan Jaemin pernah membuat pepatahnya sendiri untuk Haechan, "Di mana ada Bunga Kertas, di sana pula Haechan berada!"

Agak nyeleneh memang, tapi itu benar adanya.

Kafe yang menjadi tempat mereka berkumpul kemarin itu, juga menjadi salah satu tempat favorit Haechan untuk nongkrong. Entah itu sendiri, atau ditemani oleh Jeno dan Jaemin. Karena apa? Karena di halaman depan Kafe Asteria Sirius, dipenuhi oleh Bunga Kertas. Warnanya beragam, ada yang warna Putih, Merah, Oranye, Pink dan warna lainnya.

Kenapa seorang Haechan bisa sebegitu cintanya dengan Bunga Kertas? Apakah jawaban yang selama ini Haechan lontarkan itu benar-benar alasan mengapa ia memilih bunga ini dibandingkan bunga yang lain? Entahlah..

BRAKK!!!!

Itu suara Spidol yang dilemparkan oleh Pak Min yang mengenai tempat pensil salah satu siswa di kelas tersebut sampai jatuh. Kelas yang awalnya ramai mendadak hening seketika. Semua pandangan menunduk ke bawah, tidak ada yang berani menatap ke arah depan, bahkan untuk sekilas saja.

"Na Jaemin dan Lee Jeno, keluar."

Hanya itu kata yang keluar dari mulut Pak Min, Jaemin dan Jeno hanya menurut dan tidak berani membantah kata-kata guru mereka yang satu itu.

Sungguh. Mereka berdua baru bisa bernafas lega setelah menjauh dari kawasan kelas XII IPA 4.

"Lo ngelamunin apa sih, Jaem? Bahkan Pak Min aja sampe lempar Spidol." Tanya Jeno.

Jaemin menoleh, "Gue kepikiran Haechan, Jen.." Jawab Jaemin jujur. "Tadi gue sempet mikir yang aneh-aneh. Untung aja Pak Min lempar tu Spidol, kalo ngga, udah gatau lagi deh gue mikirin yang lebih aneh-aneh!" Ucap Jaemin frustasi.

Mereka berdua kini tengah duduk di kantin, mencoba menjernihkan pikiran dengan cara jajan. Bukan sih, itu karena memang Jeno sudah kelaparan sejak tadi. Dan disaat-saat seperti ini, mereka berdua bisa dengan leluasa untuk membahas tentang kejadian waktu lalu yang terjadi di Kafe dan juga kamar Jeno kala itu.

"Oh iya, Jaem. Yang waktu itu Beomgyu chat lo, itu beneran? Dia beneran tau siapa yang nyulik Haechan? Dan, kenapa Beomgyu bisa tau?" Jeno memberikan pertanyaan secara berturut-turut kepada Jaemin.

"Iya, itu semua bener."

"Tapii.. Ada 'tapi' nya, nih!"

Jeno mendengarkan dengan seksama. Ia tidak ingin ketinggalan informasi apapun yang berkaitan dengan Haechan. Untuk saat ini saja.

"Beomgyu gatau siapa namanya, orangnya kayak gimana, perawakannya kayak apa, gimana mukanya, berapa orang yang culik Haechan, di mana tempat kejadiannya, dia gatau dan lupa! Gue jadinya gedek ama tu anak! Kalo sempet, gue pasti bakal jewer dan masukin dia ke kandang Buaya!!"

Haechan or HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang