5. "Terimakasih, Pak!"

77 9 3
                                    

Happy Reading! ♡

"Jen! Bangun, Jen! Jeno!"

"Chan! Haechan!"

"Arghh.. Sialan! Ini di mana, lagi?!" Ucapnya dalam hati.

"WOYY!! ADA ORANG 'GA DI SINI..?!!"

"DIAM!" Gertak seorang pria berkepala plontos di sudut ruangan ini.

Jaemin yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas pasrah. Tangannya diikat ke belakang, kakinya 'pun juga diikat. Untungnya mulut dan kepalanya tidak ditutup.

"Pak, gabut amat sih nyulik orang ganteng kayak saya? Kenapa saya juga diculik? Kenapa ngga mereka berdua aja? Kalo saya kenapa-kenapa, nanti bapak lho yang disalahin sama fans-fans saya." Entah keberanian dari mana, yang jelas waktu itu Jaemin sama sekali tidak ada raut wajah takut di mukanya. Yang ada hanya ekspresi seseorang yang sedang narsis.

Orang yang sedang berada di sudut ruangan itu hanya diam memperhatikan Jaemin, tapi juga tak menanggapi.

"Pak! Tau, ga? Saya punya fans banyak banget lho, Pak! Satu sekolah itu adalah fans saya! Termasuk guru-guru nya. Bapak tega sama idola sekolah kayak saya? Badan saya udah lecet-lecet, nih! Gara-gara bapak, 'kan?"

"Ck, iya, Pak.. Saya tau kalo saya emang ganteng, tapi yang Alhamdulillah nya itu saya masih lurus kok, Pak. Serius, deh. Jadi, bapak jangan liatin saya sampe segitunya dongg.."

"Pak? Bapak punya anak?

"Pak, gimana ya kalo semisal manusia di dunia ini tuh wajahnya sama kayak bapak? Serem ya Pak, ya?"

"Pak, coba tebak, di tangan saya ada apaa..?"

"Pak, saya laper.."

"Pak, saya mau Nasi Goreng Seafood atuh, Pak.."

"Jangan apa-apain saya ya, Pak, saya masih pengen kuliah, terus nikah, pengen punya anak 7, pengen bahagiain orang tu- Eh, lupa! Saya 'kan anak yang ga dianggep sama mereka, hehe.."

"Pak, dua ditambah dua itu hasilnya berapa, sih?"

"Pak, nama bapak siapa?"

"Pak, saya ganteng, 'kan? Kayak siapa? Hah? Kayak Upin-ipin? Yang bener atuh, pakk.."

"Bosen euy, main Catur yuk, Pak!"

Mau sampai mati 'pun Jaemin mengoceh, ia tidak akan ditanggapi oleh bapak itu.

"Pak- Eh, anyingg.. Jadi selama ini teh aing ngomong engga direspon sama si bapak, karena telinganya disumpel..!! Pasrah da, pasrahh.."

Ya, Jaemin benar sekali. Telinga bapak bertubuh kekar dan ber kepala plontos itu sedari tadi memakai Earplug/penyumnat telinga. Pantas saja sedari tadi ia berbicara hal random tapi tidak ditanggapi, karena hal itu? Sungguh malang nasibnya.

"Jen, bangun atuh, Jen! Masa gue doang yang udah sadar? Ga seru atuh, ah!" Lalu ia beralih ke Haechan.

"Chan, hudang atuh maneh teh, Chan! Tong sare teuing! Hehh.. Dasar kebo maraneh teh!"

Haechan or HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang