Perjalanan yang cukup singkat membawa kami ke sebuah pemandangan baru. Dari atas lembah, desa yang dimaksud oleh petani itu telah terlihat, ia menunjuknya dan mengatakan kepada kami bahwa rumah dan warga lain yang menunggu ada di sana.
Sedikit curam, untuk mencapai desa, kami harus menepi. Melalui jalan setapak yang berada di antara jurang dan tebing tinggi. Desa itu diapit oleh 3 bagian daratan, terpisah oleh jurang dengan sungai sungai yang mengalir deras di bawahnya. Sungai itu berbentuk seperti huruf T yang menghadap ke arah timur. Di sebelah baratnya ada hamparan daratan yang luas dan di sebelah timurnya ada perbukitan tinggi yang menjulang. Dari yang mataku tangkap desa itu ada di barat. Menyebar kecil di dekat tebing sungai yang berbatasan dengannya.
Alz mengikuti, tampaknya ia sedikit penasaran dengan berjalan di samping jurang. Sedari tadi ia selalu di depan kami, berjalan ke sana kemari dengan ekspresi yang ria. Seakan sangat menikmati perjalanannya. Petani yang melihatnya sedikit khawatir, seakan takut Alz akan jatuh ke jurang dan mati sebelum pertempuran sempat terjadi. Kalau misalnya benar begitu, kalimat "aku adalah penyihir yang kuat" benar-benar akan menjadi sebuah ironi.
Alz menunjuk berkali-kali, sambil mengarahkan pandangannya kepadaku. Jembatan yang menyambungkan tiga dataran telah terlihat. Dalam, cukup dalam. Tak kusangka ada dataran seperti ini di dekat desa tinggalku. Jembatan ini menghubungkan dua bagian, sisi timur dan sisi barat dari sungai yang berbentuk T. Untuk mencapai daratan yang landai di barat, kami harus melewati dua jembatan yang panjangnya tak nampak di mata.
Menggantung, jembatan itu tampak bergoyang diterpa angin, untuk pertama kalinya aku melewati jembatan gantung dengan ketinggian seperti ini. Kami mulai menginjakkan kaki di atas jembatan. Seperti yang kuduga, jalannya bergoyang kencang. Namun Alz dan petani itu tetap terlihat tenang, bahkan sempat-sempatnya wanita itu berpegangan pada pembatas jembatan sambil menunjukkan ekspresi yang terpukau luas. Mulutnya seakan membulat, menciptakan ekspresi yang berbentuk seperti huruf o. Jiwanya benar-benar seperti anak muda pada umumnya. Ah tidak, sepertinya anak muda lain pasti sangat takut ketika melewati jembatan ini.
Setelah beberapa lama kami berhasil melewati jembatan gantung itu, kini kami telah sampai di bagian dataran yang sedikit landai, tidak ada bangunan, namun sedikit hampar di tengah. Sempit, lahan ini sangatlah sempit, dibatasi oleh bukit-bukit tinggi yang menjulang di timur. Ujungnya tak terlihat, tertutup oleh kabut yang menghalang.
Meski tidak ada bangunan, terdapat banyak ladang pertanian di sini. Buah-buahan, sayur-sayuran, serta gandum dan bahan pokok lainnya semua berkumpul. Mungkin, meski sempit, daerah bagian ini sangatlah subur hingga para penduduk lokal menggantungkan sebagian lahan pertaniannya di sini.
Desa yang akan kita tuju semakin dekat, bahkan sudah terlihat. Di seberang sana, sisi selanjutnya dari lembah yang luas dan dalam itu. Terdapat jembatan yang sangat besar dan panjang, dibentuk oleh batuan besar yang sangat kokoh. Kini bukan jembatan gantung, namun sebuah jembatan yang menancap jauh ke bawah tebing. Dalam, air deras terlihat mengalir dari ujung fondasi jembatannya. Merembes, melalui sela-sela fondasi, sebuah pemandangan yang unik dan tidak pernah terbayangkan.
Petani itu menjelaskan kepadaku, katanya jembatan ini bukan dibuat oleh orang-orang di desa. Dulu ada sebuah kota besar di sekitar desa. Makmur, bahkan mencapai jumlah populasi yang luas. Setidaknya itu kata orang-orang. Namun, kota itu telah hilang, tersisa reruntuhan, sama seperti reruntuhan besar lainnya di seluruh penjuru benua. Mirip dengan Milten, terdapat banyak reruntuhan di bagian barat desa.
Bagi warga desa tentu sangat mustahil membangun jembatan besar seperti ini. Tak terbayang sumber daya apa yang mereka punya gunakan sampai bisa membuatnya. Ada yang bilang ini adalah perbuatan raksasa, dan ada yang bilang sebuah peradaban maju hancur tanpa bisa menjelaskan semuanya. Apa pun itu, yang jelas mereka semua mengakui, bukan mereka yang membangun jembatan itu. Tinggi, kokoh, kebesarannya menambah misteri baru atas dunia. Tentang seperti apa peradaban maju yang pernah terbentang jauh di Benua Clayrien.
![](https://img.wattpad.com/cover/344668579-288-k604382.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rattleheart
Aventure(Cerita Update setiap 3-10 hari sekali) Arslan adalah seorang tentara bayaran yang mencari arti dari dunia. Baginya dunia tak lagi sama semenjak dia terpaksa menjadi tentara bayaran. Peperangan, rasa sakit, hubungan antara manusia. Apa sebenarnya it...