hukuman

60 5 0
                                    


🖤🖤🖤

Sofyan berjalan menyusuri jalan yang begitu Ramai sambil menggenteng sepatu skating nya, sudah menjadi rutinitas nya setiap sore pergi berlatih, karena dia akan mengikuti turnamen beberapa Minggu lagi,dia tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada.

Setelah berjalan beberapa menit ia akhirnya sampai saat masuk ia langsung di sambut pemain lain, Sofyan sudah sangat populer di kalangan mereka selain karena bakat nya ia juga terkenal karena wajahnya yang tampan bahkan mereka sering menjulukinya ice prince.

" Selamat sore Yan" ucap Luna salah satu teman ice skating nya

" Sore " ucap nya dengan singkat,hari ini mood nya benar-benar jelek setelah kejadian di sekolah tadi siang ia dan Jenifer di berikan hukuman oleh pak Bambang,dan ia menyuruh mereka berdua bertemu dengan nya sore ini.

" Loh bad mood ya?" Tanya luna, Sofyan hanya diam dia langsung menggunakan sepatu nya dan kemudian meluncur ke lapangan Luna melihat nya dengan seksama Sofyan terlihat sangat tampan saat bermain ice skating,hal itu semakin membuat ia jatuh cinta kepadanya

Setelah selesai berlatih Sofyan kembali ke pinggir lapangan untuk beristirahat sejenak.

" Apa kau baik-baik saja?" Tanya seorang wanita paruh baya kepada Sofyan

" Bu Siska" ucap Sofyan

" Kamu kenapa Yan?"

" Gak kenapa Bu,cuma capek aja" ucap nya sambil tersenyum

" Kalau capek jangan di paksa Yan,kamu juga harus menjaga kesehatan mu jangan terlalu keras pada diri mu sendiri,lagi pula turnamen nya masih lama kamu gak perlu terlalu keras mengerti" jelas Bu Siska selaku pelatih nya.

" Baik Bu terima kasih Bu" ucap Sofyan,dia melirik jam di handphone nya saat dia untuk bertemu dengan wali kelas nya,dia sudah memberikan alamat kepada nya setelah berpamitan dengan pelatih nya dia kemudian pergi.

***

" Loh mau kemana Jen" tanya salah satu teman Jenifer

" Keluar bentar" ucap nya sambil membereskan peralatan memanahnya.

" Loh balik gak nanti?"

" Kurang tau gue,ya udah gue pergi dulu ya nanti kalau pak Harto datang bilang gue ijin ya,besok gue bakal lanjut lagi latihan nya" setelah mengatakan itu dia pergi, tentu saja ia memiliki tujuan yang sama dengan Sofyan.

Baik Sofyan maupun Jenifer sama-sama terdiam saat melihat apa yang ada di depan mereka

" Tembok?" Itu lah kata-kata yang pertama keluar saat mereka sampai ke tempat yang di janjikan pak Bambang

" Ngapain pak Bambang ngajak kita ke sini?" Ucap Sofyan

" Mana gue tau, mungkin dia pengen hukum kita untuk panjat ini tembok" ucap Jenifer

" Yang benar aja loh"

" Ya mana gue tau, terus buat apa kita kesini pak Bambang aja gak ada" ucap Jenifer sambil melihat sekeliling hanya ada bangunan kosong di pinggiran tembok besar tersebut.

" Apa kita salah alamat ya?" Sofyan kembali mengecek handphone nya, namun tiba-tiba tembok di depan mereka bergerak ke atas dan memperlihatkan sebuah jalan rahasia betapa terkejut kedua orang tersebut.

" Ini apaan" ucap Sofyan sambil berjalan ke arah tembok tersebut

" Jalan rahasia" ucap Jenifer dengan bersemangat tanpa berpikir panjang ia langsung masuk

" Woii tunggu gue" Sofyan mengejar Jenifer saat mereka berdua masuk pintu itu kembali tertutup, mereka berdua melihat di depan mereka ada sebuah lift mereka berdua masuk ke dalamnya lift itu bergerak membawa mereka ke ruang yang sangat menakjubkan saat keduanya keluar mereka tercengang dengan apa yang mereka lihat.

Sebuah ruangan yang di penuhi dengan berbagai jenis senjata dan peralatan lainnya ruangan bernuansa putih itu terlihat klasik.

" Selamat datang anak ku tersayang" mereka berdua melihat ke sumber suara pak Bambang turun dari tangga dengan menggunakan baju yang rapi tidak seperti yang mereka selalu lihat saat di sekolah, disini dia terlihat sangat berbeda

" Pak?" Ucap Jenifer

" Ayo ikut dengan ku" mereka berdua mengikuti pak Bambang ke dalam sebuah ruangan mereka berdua di berikan secangkir kopi oleh pak Bambang di a menatap keduanya dan kemudian tersenyum

" Kalian pasti bertanya ini dimana dan mengapa aku memanggil kalian berdua ke sini benar bukan" keduanya mengganguk

" Baiklah pertama-tama perkenalkan nama ku tuan Edward aku adalah ketua Badan inteljen,aku mengundang kalian berdua kesini untuk menjadikan kalian berdua intel"

" HAH?" Ucap keduanya terkejut

" Maksudnya apa pak?" Tanya Jenifer

" Beberapa hari yang lalu kantor kami kecolongan kami kehilangan flashdisk yang berisi data-data penting, seorang pria masuk ke kantor salah satu pekerja dia menyerangnya dan mencuri flashdisk tersebut tapi syukur nya tidak semua data berada di flashdisk tersebut,aku ingin kalian berdua menyelidiki kasus ini"

" Bapak salah jika menunjuk kami,kami sama sekali tidak memiliki pengalaman tentang hal seperti itu ucap Sofyan

" Aku tau kalian berdua belum berpengalaman namun bakat yang kalian berdua miliki itu lah yang penting,Sofyan kau itu orang yang lincah dan gesit dan kau Jenifer pandai dalam berpikir kritis aku sudah mengawasi kalian berdua sejak awal masuk sekolah aku yakin kalian orang tepat" ucap Edward

" Tapi pak kita berdua kan masih sekolah ada juga saya sedang berlatih untuk turnamen ice skating saya" jelas Sofyan

" Iya pak saya juga sedang mempersiapkan diri untuk turnamen"

" Apaan sih loh ikut-ikut aja" kesal Sofyan pada Jenifer

" Ikut apaan gue memang benar ya' balas Jenifer

" Sudah cukup, kalau masalah itu kalian berdua tenang saja itu tidak akan menggangu kegiatan kalian berdua aku akan membahas hal tersebut dengan pelatih kalian berdua" ucap Edward

" Jadi apa kalian berdua setuju?" Tanya Edward, keduanya sama-sama terdiam mereka berpikir sejenak " " " " tidak ada salahnya menjadi seorang Intel itu pasti menarik" itu lah yang mereka berdua pikirkan, mereka berdua kemudian setuju

" Kami berdua setuju" ucap keduanya

" Baiklah kalau begitu, anggap saja ini hukuman untuk kalian berdua" ucap Edward sambil tersenyum.

two Spy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang