fobia

48 6 0
                                    


💜💜💜

Sssttttt

Ssssttttt

Sssttttt

" Bagus Jen " ucap pak Harto sambil bertepuk tangan ia sangat kagum dengan kemampuan memanah Jenifer, setelah selesai berlatih Jenifer duduk di bangku sambil termenung

" Kenapa bengong Jen?" Tanya salah seorang temannya

" Hah?"

" kaya banyak pikiran aja loh " ucap teman itu sambil terkekeh

" Gue lagi mikir bagaimana cara ngilangin fobia gue"

" Emang loh fobia apa sih"

" Gue fobia gelap"

" Kalau gak salah Jen,gue sempet baca di artikel cara ngilangin fobia loh itu caranya coba masuk kedalam ruangan dengan keadaan lampu remang-remang kemudian loh tutup mata loh dan tenanggin diri setelah merasa tenang loh mati lampu tersebut kalau sering loh lakukan pasti fobia loh bakal berkurang" Jenifer mendengar penjelasan tersebut dengan seksama, tidak tau bahwa temannya itu mengerjai dirinya

" Oke makasih sarannya" ucap nya sambil tersenyum, sepulang latihan Jenifer langsung bergegas ke rumahnya ia mendapati rumah kosong seperti ayah dan ibunya belum pulang kerja,ia masuk kamar dan mempersiapkan apa yang ia butuhkan

" Semoga aja ini berhasil, setidaknya fobia gue berkurang" ucap nya dia kemudian mematikan lampu kamar dan menutup pintu kamar nya hanya ada sebuah lilin kecil saja di dekatnya ia kemudian mulai menenangkan diri nya dan perlahan memejamkan matanya, perlahan-lahan dirinya mulai tenang, dia kemudian mematikan lilin tersebut namun saat lilin tersebut mati tiba-tiba ia merasa sesak ia berusaha untuk tetap tenang namun ia tetap merasa sesak, ia perlahan mendekati pintu namun karena terlalu gelap ia tidak dapat menemukan dimana pintu tersebut sedangkan handphone nya berada di luar.

" Tolong siapa pun yang dengar gue tolong!!!!" Ucapnya dengan suara keras, namun sayangnya tidak ada yang mendengar teriakannya, Jenifer sudah benar-benar menyerah ia juga merasa kesal pada dirinya karena melakukan hal bodoh seperti ini

" Tolong gueee!!!!" Ucapnya sambil terisak menangis

Brukkk !!!!!!

" Jenifer!!!" Pintu kamarnya terbuka menampakkan seorang laki-laki dengan nafas tersengal-sengal

" Sofyan" Jenifer berlari ke arahnya dan memeluknya

" Loh ngapain jen" ucap nya sembari membalas pelukannya, Jenifer tidak menjawab ia Mala semakin mengeratkan pelukannya pada Sofyan ,ia bahkan bisa merasakan bajunya telah basa karena air mata wanita itu

" Udah loh gak perlu takut lagi"
Sofyan kemudian membawa ia keluar kamar mereka berdua duduk di ruang tamu tetapi Jenifer masih belum melepaskan pelukannya

" Loh ngapain sih Jen, udah tau fobia masih aja mau ke tempat gelap" ucap Sofyan, Jenifer kemudian melepaskan pelukannya

" gue mau ngilangin fobia gue,kata temen gue cara gitu" mendengar itu Sofyan ingin tertawa namun ia tidak melakukannya karena takut Jenifer akan marah

" Gak gitu juga kali Jen,itu sama aja loh menyiksa diri loh sendiri"

" Jadi caranya gimana,gue merasa selalu jadi beban buat loh gue gak pernah membantu loh setiap ada misi justru gue yang selalu menggagalkan nya" ucap Jenifer kembali menangis

" Heiii gak usah nangis gue gak pernah bilang loh beban, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan Jen loh gak boleh bilang loh itu gak berguna,pak Bambang mempercayakan ini kepada kita berdua karena dia yakin kita bisa dan dia gak mungkin milih loh kalau loh itu gak hebat,loh itu hebat Jen percaya sama gue" jelas Sofyan panjang lebar, Jenifer mendengar ucapan Sofyan ia akhirnya paham bahwa apa yang dikatakan Sofyan memang benar

" Makasih ya Yan" ucap nya sambil menunduk kepalanya ia merasa malu karena tindakan bodoh itu

" Iya " ucap Sofyan sambil mengelus rambut Jenifer.

***

Dalam sebuah ruangan mewah terlihat seorang laki-laki paruh baya duduk sambil memegang gelas berisi anggur merah

" Malam ini kau harus mendapatkan semua data tersebut, karena kita tidak akan bisa memulai rencana kita jika data yang kita miliki tidak lengkap" ucap pria itu pada tangan kanannya itu

" Baik tuan"

" Jika kau berhasil aku akan menambah gaji 2 kali lipat tapi jika tidak akan ku potong" ucap pria itu

" Baik tuan" dia kemudian pergi dari ruangan itu

"Maafkan aku ibu aku harus melakukan ini, karena aku gak tau lagi bagaimana cara mendapatkan uang"

Malam hari nya sesuai rencana pria itu kembali ke kantor tersebut untuk menjalankan misinya tapi saat akan melewati terowongan rahasia itu,ia mendapati Sofyan dan Jenifer sudah menunggu nya

" Akhirnya kau datang juga, bagaimana luka mu apa sudah sembuh" ucap Jenifer sembari menodongkan ia senjata,pria itu hanya bisa membeku namun baginya tidak ada kata menyerah ia perlahan mengeluarkan sebuah semprotan tanpa sepengetahuan mereka berdua dengan cepat ia menyemprotkan ia kepada mereka berdua

Bangggg

Jenifer tak kalah cepat menembak ia obat bius, namun pria itu sempat melarikan diri saat asap menyelimuti tempat itu

"Huukkk kemana perginya tu cowok" ucap Sofyan berusaha melewati asap tersebut

" Mana gue tau,sial lolos lagi tu cowok" kesal Jenifer

***

Pria itu terus berlari walaupun matanya sudah tak sanggup obat bius itu bereaksi sangat cepat perlahan ia mulai terjatuh dan pingsan untungnya ia sempat masuk ke dalam sebuah toko untuk bersembunyi.

Keesokan paginya pemilik toko datang ia masuk dan terkejut melihat pria itu terbaring di depan pintu nya ia kemudian keluar untuk meminta bantuan tapi saat ia kembali dan beberapa orang bersamanya pria itu sudah hilang, wanita itu menjadi gemetar ketakutan apakah yang ia lihat tadi memang manusia atau makhluk halus?


***

" Untuk kedua kalinya kita berdua gagal lagi menangkap pria itu" ucap Jenifer kesal

" Kalian berdua gak perlu takut, karena jalan rahasia nya sudah di tutup otomatis kemungkinan sangat kecil jika dia ingin kembali lagi untuk sementara waktu kita akan tinggal bagaimana cara kita untuk mengambil kembali  flashdisk tersebut" ucap Edward

" Jadi kami berdua bebas kan hari ini?' tanya Sofyan, Edward mengangguk

" Yessss gue bisa santai-santai di rumah" ucap nya dengan senang.

***

"Jen besok loh kemana?" Tanya sofyan saat mereka berdua keluar dari kantor tersebut

" Gak tau, mungkin sore baru gue jalan"

" Kemana latihan?"

" Iya"

" Loh mau gak jalan-jalan besok pagi" ucap Sofyan spontan hal itu tidak sama sekali muncul dibenak nya, bahkan setelah mengatakan itu ia baru sadar

" Sofyan bodoh log ngomong apaan" ucap nya dalam hati

" Kalau loh sibuk gak papa Jen,gue bercanda aja" elaknya

" Oooo ya udah,gue kira beneran" ucap Jenifer

" Loh memang mau kalau beneran"

" iya "

" Oke besok gue bakal jemput loh" ucap Sofyan,dia kemudian naik ke motor nya dan pergi.

Hai semua aku kembali lagi ❤️❤️

gimana ceritanya semoga suka ya beberapa Minggu yang lalu sempat Hiatus sebentar karena fokus buat tamatin cerita ini, sekarang udah selesai tinggal di up aja lagi, tetap dukung terus ya,dan maaf kalau banyak typo🙏🙏🙏

two Spy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang