❤️❤️❤️
Seminggu telah berlalu semua berjalan seperti biasa Sofyan masih sibuk dengan tokohnya dan latihan nya,sedangkan Jenifer juga memiliki kesibukan yang sama ia mulai fokus latihan karena turnamen sudah dekat mereka berdua juga sudah jarang bertemu karena tidak pernah mendapatkan misi lagi, Edward telah memberikan mereka libur yang panjang, ada pun berapa bukti yang telah Sofyan temukan ia tidak memberitahu kepada Edward karena masih ada yang ia ingin selidiki.
" Tumben banget loh gak suka menghilang akhir-akhir ini?" Tanya selen
" Menghilang? Hahah" tawa Jenifer
" Gue rasa gue gak pernah menghilang" ucap nya
" Itu menurut loh,gue selalu memperhatikan loh yang kalau pulang tiba-tiba aja hilang" ucap selen, Jenifer Hanya tersenyum dia tidak menjawab pertanyaan sahabat nya itu.
" Akhir-akhir ini gue jarang ngeliat deren udah seminggu loh dia gak hadir ke sekolah" ucap Jenifer yang tiba-tiba penasaran dengan deren yang juga merupakan teman sekelas nya itu
" Sama gue juga" ucap selen
" Menurut loh Sofyan tau gak dia kemana?" Tanya selen, Jenifer mengerakkan bahu menandakan ia tidak tau
" Yan,gue lihat deren udah seminggu gak sekolah dia kemana?" Tanya selen pada Sofyan yang baru saja masuk kelas.
" Mana gue tau"
" Loh kan teman nya'
" Iya gue teman nya tapi bukan orang tua nya" ucap nya
" Orang gak jelas loh nanya" ketus Jenifer.
***
Sepulang sekolah Jenifer dan selen hendak pergi ke toko untuk membeli beberapa barang namun telpon Jenifer berbunyi dia melihat ternyata itu panggilan dari Sofyan di rasa itu hal yang penting ia langsung pergi tanpa berpamitan dengan selen yang masih berada di dalam kelas.
" Sorry Len,gue pergi tanpa pamit" ucap nya
" Kenapa Yan" tanya Jenifer saat sampai di parkiran tempat Sofyan menunggu
" Ni coba loh lihat" dia memperlihatkan sebuah video kepada Jenifer ia sedikit terkejut dengan apa yang dia lihat
" Ini loh dapat dari mana?"
" Rahasia" ucapnya
" Dihh" kesal Jenifer
" Jadi gimana kita bawa ini ke pak Edward atau kita selidiki sendiri"
" Lebih baik bawa ke pak Edward aja"
" Oke"
" Sore ini kita berdua ke sana" ucap Sofyan
Setelah pulang Jenifer segera bersiap ia mandi dan kemudian membersihkan rumah seperti biasanya setiap sore ia selalu sendiri karena kedua orang tua juga sibuk setelah selesai semua nya dia kemudian pergi bersama Sofyan selama perjalanan keduanya tidak berbicara sampai pandangan Sofyan tertuju pada sebuah motor di depan mereka
" Jen loh lihat tuh" Jenifer melihat motor tersebut
" Itu dia kan"
" Gimana kita ikuti gak?"
" Ikut aja" mereka berdua mengikuti motor tersebut dan mereka sangat kaget melihat motor tersebut berhenti di depan sebuah rumah besar
" Ini kan rumah kepala sekolah ngapain deren ke sini" ucap Jenifer mereka berdua mengikuti deren perlahan-lahan namun mereka berdua tidak bisa masuk karena pintu gerbang di jaga
" Kita berdua gak bisa masuk Jen, pintu utama di jaga"
" coba cari jalan lain" mereka berdua pergi dari sana dan kemudian menemukan sebuah jalan masuk dari taman belakang mereka berdua masuk secara perlahan
" Itu deren" mereka berdua melihat deren duduk bersama kepala sekolah mereka, terlihat pembicarannya dengan kepala sekolah sangat serius, Sofyan dan Jenifer merasa kesusahan untuk mengetahui apa yang mereka bicarakan karena jarak yang cukup jauh
" Gue gak dengar apa yang mereka ngomong" ucap Jenifer
" Loh tenang aja" Sofyan mengambil handphonenya dan memperlihatkan rekaman yang berisi pembicaraan deren
" Kok loh?"
" Gue udah pasang rekaman sama deren' ucap nya
" Kok bisa?" Tanya Jenifer
" Nanti gue ceritain" mereka berdua kemudian mendengarkan rekaman tersebut dan terkejut dengan pembicaraan mereka.
" Aku sudah memberikan mu banyak kesempatan namun apa, tidak ada hasil sama sekali apa susah nya kau mengurus mereka berdua yang begitu lemah" ucap kepala sekolah dengan kesal
" Maafkan saya pak, saya akan berusaha sebaik mungkin" ucap deren
" Tidak aku sudah tidak membutuhkan mu lagi" ucap nya
" Pak tolong kasih saya satu kesempatan" ucap deren memohon
" Tidak ada kesempatan bagi mu lagi, penjaga!!!" kepala sekolah mengisyaratkan para penjaga untuk menangkap deren
" Pak tunggu sebentar " deren terkejut saat kedua penjaga memegang tangan nya
" Cepat bawa dia ke ruang bawa tanah,jika dia dilepaskan rahasia kita akan bocor"
" Pak tapi ibu saya membutuhkan saya pak,dia sedang sakit" ucap deren namun kepala sekolah acuh tak acuh dia kemudian pergi meninggalkan deren
Melihat sikap kepala sekolah seperti itu emosi Sofyan meluap dia hendak pergi menemui nya namun di cegah oleh Jenifer
" Jangan gegabah yan" ucap nya
" Kita harus apa Jen,deren dalam bahaya " ucap nya dengan khawatir
" Loh tenang dulu kita harus kasih tau ini ke pak Edward dulu" setelah menenangkan pikiran nya dia kemudian menyetujui ucapan Jenifer saat mereka berdua akan pergi salah seorang penjaga melihat mereka berdua
" Kalian berdua berhenti!!!!" Satpam itu mengejar mereka berdua dan di ikuti dengan yang lainnya, Jenifer dan Sofyan dengan cepat berlari namun naas nya mereka berdua sudah di jegat oleh yang lain.
" Siallll" umpat Sofyan
Mereka berdua di tangkap dan dibawa ke penjara bawah tanah deren sangat terkejut melihat mereka berdua
" Ngapain loh berdua kesini" tanya deren yang berada tepat di depan mereka berdua
" Ngikutin loh" ucap Jenifer
" Jadi loh berdua dua tau semua nya"
" Iya tapi cuma gue aja" jawab Sofyan dia ternyata sudah mengetahui hal tersebut saat mengecek CCTV di toko sepupunya namun dia tidak ingin langsung memberi tahu kepada Edward karena dia yakin deren melakukan hal itu pasti ada suatu alasan.
" Jadi loh ngelakuin itu demi ibu loh" tanya Jenifer,deren mengangguk lemah
" Dan sekarang gue udah di tangkap,gak ada lagi yang bakal ngerawat ibu gue" ucap deren sambil menunduk kepalanya ia perlahan-lahan menangis Jenifer yang melihat nya jadi tidak tega
" Yan kita harus lakuin sesuatu"
" Loh tenang aja" ucap Sofyan sambil tersenyum
Duaarrrrrr
Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang besar mereka bertiga sangat terkejut
" Aaaaaaa!!!!!!!" teriak Jenifer tiba-tiba pintu ruang tersebut terbuka menampakkan Edward di sana
" Pak Bambang" ucap deren terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
two Spy (End)
Teen Fictionbagaimana jadinya ketika musuh mu Mala menjadi teman sekerja mu dan bagaimana jadinya ketika kau dipercaya untuk menjadi seorang mata-mata untuk menjalankan sebuah misi besar, semua itu akan di jawab oleh Sofyan dan Jenifer