Jenifer duduk di sebuah kursi bersama Sofyan keduanya sekarang sedang menjalankan misi pertama mereka yaitu menjaga ruang komputer, karena Edward berkata pria itu pasti akan kembali untuk mengambil beberapa data yang tidak sempat tersalin,jadi keduanya di tugaskan untuk menjaga
" Ini orang datang gak sih?" Ucap Sofyan yanb mulai jengah di sana
" Ya datang lah" ucap seorang pria dari luar jendela ia memecahkan kaca tersebut, Sofyan dan Jenifer sangat terkejut melihatnya
' maaf ya udah buat kalian nunggu lama" ucap nya dia kemudian menyemprotkan gak air mata ke arah mereka, namun mereka berdua dengan sigap
" Tidak semudah itu kau mengalahkan kami berdua" untuk sofyan
" Benar kah,mari kita lihat sebaik apa kalian berdua" Ia kemudian menyerang keduanya mereka berdua berhasil memukul mundur pria itu, karena merasa tidak sanggup melawan ia kemudian pergi namun keduanya tidak tinggal diam mereka berdua pergi mengejar nya
" Kau tidak akan bisa melarikan diri" ucap Jenifer
" Coba saja tangkap aku kalau kau bisa" mereka berdua pergi mengejar nya dengan Menaik motor yang berbeda,di tengah malam yang lumayan sepi membuat mereka lebih leluasa untuk berkendara, motor pria itu sangat laju bahkan ia sangat lincah berbelok ke sana kemari untuk mengelabuhi Sofyan dan Jenifer
Namun bagi Sofyan itu masih sangat mudah baginya ia mempercepat motor Nya, saat motor sudah mendekati motor pria itu ia langsung mengkaitkan tali pada belakang motor nya
" Kena kau" ucap Sofyan sambil tersenyum
" Sialan" umpat pria itu dia kemudian melompat dari motor nya dan terguling ke pinggir jalan, Jenifer yang melihat itu langsung pergi ke arahnya pria tersebut bangkit dan kembali berlari walaupun ia terlihat pincang, Jenifer turun dari motor dan pergi mengejar nya
Pria itu masuk ke dalam sebuah gang sempit dan gelap, Jenifer menghentikan langkahnya saat melihat gang tersebut ia merasa takut karena dia fobia terhadap gelap walaupun begitu ia tetap masuk dengan menggunakan sebuah senter ia berusaha mencari pria tersebut, namun naas nya pria itu seakan tau tentang fobia Jenifer ia secara diam menyerang Jenifer dan merusakkan senter nya
" Selamat menikmati kegelapan" ucap nya sebelum pergi meninggalkan Jenifer yang mulai merasa sesak nafas karena gelap
" Tolong gue please,gue gak bisa nafas" Jenifer berusaha untuk bangkit mencari jalan keluar namun karena panik ia tidak dapat keluar,air mata nya perlahan keluar kaki nya mulai melemah ia semakin susa bernafas
" Sofyan tolong gue" ucap nya sebelum pingsan
" Jenifer....Jen loh kenapa" Sofyan datang menghampiri gadis itu yang sudah terbaring lemah ia melihat sekujur tubuhnya namun tidak menemukan luka apapun,ia kemudian mengendong dan membawanya pergi dari sana
***
Keesokan harinya mereka berdua pergi bertemu dengan Edward keduanya masuk kedalam ruangan pria itu.
" Selamat pagi pak" ucap keduanya
" Pagi, silahkan duduk" mereka berdua kemudian duduk.
" Jadi bagaimana semalam?" Tanya Edward
"Maaf pak kami gagal mendapatkan pria itu" ucap Sofyan kepada Edward
" Tidak masalah yanb terpenting data itu aman"
" Ooo iya pak, saat dalam pengejaran pria itu tidak sengaja menjatuhkan ini" Sofyan menunjuk sebuah cincin emas
" Barang bukti yang bagus" ucap Edward sambil tersenyum
" Kalian berdua sudah melakukan yang terbaik aku bangga kepada kalian berdua" Sofyan tersenyum tapi tidak dengan Jenifer ia terlihat sangat murung, saat keluar dari ruangan Edward Jenifer berbicara kepada Sofyan
" Yan maafin gue kalau aja gue gak fobia sama gelap mungkin cowok itu sudah dapat,dan gue merasa gak layak disini gue ngerasa gue jadi beban aja buat kalian bahkan gue gak bisa melakukan apapun" ucap Jenifer dengan wajah sedih ia merasa sangat bersalah karena menghancurkan rencana mereka, Sofyan hanya diam menatap ia bingung harus berkata apa di dalam hatinya ia tidak tega melihat Jenifer seperti itu,ia juga tidak pernah merasa Jenifer beban baginya.
" Jen gue ga-" ucapan Sofyan terpotong saat seseorang menghubungi dirinya ia kemudian pergi menjauh untuk menjawab telpon tersebut
" Halo ma"
"halo sayang,kamu bisa gak jemput mama di kantor soalnya mobil mama mogok"
" Oke Sofyan bakal kesana"
Tut
Setelah mematikan handphonenya dia kemudian pergi meninggalkan Jenifer,ia melihat kepergian Sofyan dengan sedih
" Loh kenapa jen" tanya selen kepada Jenifer
" Gak kenapa Len"
" Jangan bohong loh, gue tau loh lagi gak baik-baik aja" ucap selen
" Gue baik-baik aja Len" bohongnya
" Gak mungkin loh baik-baik tapi muka loh pucat gitu' ucap selen
" Gus lagi pms makanya pucat" alasan Jenifer yang memang kebetulan sedang datang bulan,ia tidak ingin sahabatnya terlalu khawatir kepada nya
" Udah minum tablet tambah darah?" Tanya selen khawatir
" Sudah"
" Ya udah kalau gitu loh istirahat aja di UKS sini gue temanin loh kesana" mereka berdua kemudian pergi ke UKS untuk membawa Jenifer istirahat
" Loh istirahat aja dulu, nanti gue ijinin loh ke guru mapel" ucap selen
" Makasih ya Len"
" Sama-sama" selen kemudian pergi, beberapa saat kemudian Jenifer tertidur namun ia perlahan tersadar saat melihat dari balik tirai yang menutup nya ada sebuah siluet seorang laki-laki yang terlihat pincang
" Siapa itu" ucap Jenifer, sambil membuka tirai
" Astaga Jen!!!" Ucap deren terkejut
" Deren,loh ngapain" tanya Jenifer
" Mau obati luka gue,tadi habis jatuh di toilet" ucap deren sambil memperlihatkan lukanya, Jenifer melihat luka tersebut yang terlihat sangat parah namun luka itu bukan lebam namun goresan yang besar
" Parah banget ren,loh jatuh di bagian mana?"
" Bagian toiletnya lah" ucap deren setelah itu pergi mengambil kotak P3k , Jenifer tidak memperdulikan hal tersebut ia kembali tidur, namun ia bisa mendengar pergerakan deren yang seperti nya sudah pergi ia menoleh kebelakang namun ia sangat terkejut mendapatkan Sofyan berdiri tepat di depan pintu
" Astaga!!! Loh ngapain disitu" ucap Jenifer
" Mau ke sini lh" ucap Sofyan sembari masuk
" Loh ngapain kesini?"
" Ya gue ngapain kesini kalau gak sakit" balas Sofyan
" Sakit apaan loh, palingan loh mau bolos kan?"
" Dihh seorang Sofyan bolos,gak mungkin gue kesini karena kepala gue sakit mana bisa gue fokus belajar" ucap nya sembari berbaring di ranjang
" Eeemmm" ucap Jenifer,dia tidak ingin berdebat panjang dengan pria itu ia lebih memilih untuk kembali beristirahat
" Terus loh ngapain disini, jangan bilang loh yang mau bolos" ucap Sofyan namun tidak mendapatkan jawaban dari gadis itu karena gadis tersebut telah tertidur
" Dia tidur cepat banget" Sofyan bangkit dari ranjang pergi menuju Jenifer dia memperhatikan bahwa dia telah tidur ia melambaikan tangannya di depan muka Jenifer namun tidak ada pergerakan
" Tidurnya pulas banget" Sofyan perlahan menempel tangan nya di dahi Jenifer
" Gak demam tapi kok pucat banget" ucapnya khawatir?,iya memang benar Sofyan khawatir dengan gadis itu saat tau Jenifer tidak masuk kelas iya merasa gelisah ia juga ingin bertanya kepada selen Jenifer kenapa namun ia terlalu gengsi untuk melakukan nya, oleh sebab itu ia berbohong kalau ia sakit agar bisa melihat keadaan Jenifer
" Gue baru sadar ternyata loh cantik Jen"

KAMU SEDANG MEMBACA
two Spy (End)
Novela Juvenilbagaimana jadinya ketika musuh mu Mala menjadi teman sekerja mu dan bagaimana jadinya ketika kau dipercaya untuk menjadi seorang mata-mata untuk menjalankan sebuah misi besar, semua itu akan di jawab oleh Sofyan dan Jenifer