🌺🌺🌺
Edward sedang duduk di ruangannya termenung,ia sedang memikirkan bagaimana cara menemukan berkas tersebut namun pikiran nya teralihkan ke telponnya,
Ia melihat Sofyan mengirimkan sebuah voice note ia mendengarkan nya dan terkejut dengan apa yang ia dengar.Tanpa berpikir panjang ia langsung menuju ke sana, ternyata sebelum di tangkap Sofyan sudah mengirimkan rekaman itu kepada Edward
" Sedikit saja aku terlambat kalian bertiga sudah pasti mati" ia memperlihatkan sebuah bom yang terpasang di pintu sel itu
" Pak Bambang bagaimana bapak bisa disini?" Tanya deren
" Tentu saja bisa" ucap nya dia kemudian pergi membebaskan mereka bertiga
" Bos mereka melarikan diri berkas itu ada bersama mereka"
" Tidak semudah itu mereka pergi"ucap Edward
" Ayo anak-anak kita harus membereskan mereka" mereka bertiga mengikuti Edward dengan beberapa anak buahnya,Pengejaran antara mobil terjadi, Edward terasa susah untuk mengejar mereka karena jalan yang ramai
" Aaaa kenapa jalan ini sangat padat" kesal nya
" Pak apa boleh saya yang bawa,saya tau jalan pintas nya" ucap deren mendengar itu Edward setuju,deren kemudian membawa mereka melewati jalan pintas
" Kok gue gak tau ada jalan ini di kota kita" ucap Jenifer
" Loh hafal banget sama jalan ini ren" ucap Sofyan
" Gue udah terbiasa" ucap nya
Tanpa berlama-lama mereka berhasil mengepung mobil kepala sekolah tersebut Edward turun dari mobil dan Langsung menghampiri mereka
" Hendra lebih baik kau menyerah sekarang" ucap Edward kepada kepala sekolah
" Apa ini yang kau kejar " ucap nya keluar dari mobil
" Lebih baik kau menyerah sebelum aku menangkap mu"
" Kau pikir semudah itu aku menyerah" tanpa aba-aba dia langsung menyerang Edward karena tidak siap Edward terjatuh karena di pukul
" Pak Edward!!" Ucap Jenifer kaget, dia bergegas untuk pergi membantu namun di tahan oleh Sofyan
" Jangan Jen"
" Benar jangan gegabah,pak Hendra itu orang yang licik" ucap deren, mereka bertiga memantau dari mobil melihat keduanya berkelahi, terlihat Hendra sudah mulai terpojok namun dengan sigap anak-anak buahnya datang menolong Hendra sehingga membuat Edward kualahan.
" Cihhh main curang" ucap deren dia turun dari mobil bersama dengan Jenifer dan sofyan mereka langsung membantu Edward melihat ada kesempatan untuk melarikan diri Hendra kemudian pergi dengan berkas di tangan nya namun Jenifer sempat melihatnya dia kemudian pergi mengejarnya
" Pak sebaiknya anda berhenti sebelum saya bertindak kasar kepada anda" ucap Jenifer yang berhasil menghadang nya
" Dasar anak kecil" dia langsung mengeluarkan sebuah pisau dan langsung menyerang Jenifer namun ia berhasil menghindar Hendra terus menyerang namun Jenifer terus menghindar dan ia berhasil memukul mundur Hendra namun sayangnya tangan nya terluka karena terkena pisau
Sssttttt
" Aaahhh sial" karena kesal dia memukul balik sehingga membuat nya pingsan
" Dasar tua bangkak" dia mengambil berkas itu dari Hendra tak lama Edward Sofyan dan deren datang bersama dengan polisi
" Jen loh gak papa" ucap Sofyan menghampiri gadis itu
" Iya gak papa" ucap nya namun Sofyan sempat melihat tangannya yang luka
" Ini kenapa Jen" dia memegang nya
" Tergores sedikit aja"
" Sedikit apa nya,ini darah banyak banget" dia menarik Jenifer ke dalam mobil dengan cepat ia merobek kain bajunya untuk di pakai menutup luka tersebut dia mencoba mencari kotak P3k di dalam mobil tersebut setelah mendapatkannya ia kemudian mengobati luka tersebut
" Kalau sakit ngomong ya" Jenifer mengganguk dia mematung melihat perlakuan Sofyan kepada nya
" Udah selesai" ucap Sofyan dia kemudian membereskan semuanya
" Yan loh khawatir banget ya?" Tanya Jenifer, Sofyan berhenti dan langsung menatap Jenifer
" Gue cuma panik aja kok" ucap Sofyan dengan gugup, mendengar ucapan itu Jenifer tersenyum kecut dia kemudian keluar dari mobil tersebut
" Bukan itu yang gue pengen ngomong Jen" ucap Sofyan melihat Jenifer pergi
***
Tiga bulan berlalu setelah kejadian tersebut mereka kembali kepada aktivitas mereka sebagai anak sekolah terlebih lagi mereka sudah mulai mempersiapkan ujian sekolah, adapun Jenifer dan Sofyan mereka berdua kembali menjadi canggung Sofyan dan deren lebih sering menghabiskan waktu dengan teman-teman yang lain sedangkan Jenifer ia sekarang lebih sering menghabiskan waktu bersama selen
Ia juga sudah memberi tahu tentang dirinya yang bergabung menjadi ejen" Jadi pak Bambang udah gak pernah manggil loh buat misi gitu?" Tanya selen
" Iya karena dia mau gue fokus sama ujian akhir" ucap Jenifer
" Jadi selama ini loh Ama Sofyan Udah dekat dong" ucap selen
" Iya cuma sebatas teman kerja aja,kita gak dekat amat kok" ucap Jenifer dengan seyum kecut, setelah mengetahui bahwa Sofyan Hanya menganggap diri sebagai teman ia mulai menjaga jarak dengan nya, walaupun perasaan itu masih ada padanya.
" Yan gue lihat loh Ama Jenifer kaya jaga jarak sekarang ini" ucap deren
" Gak tau juga ren" ucap Sofyan dengan sedih
" Loh suka gak sama dia?" Sofyan terdiam mendengar pertanyaan tersebut
" Gue juga gak tau sama perasaan gue ren"
" Sebaiknya loh pikir baik- baik yan, jangan sampai loh menyesal" mendengar itu Sofyan terdiam dia berpikir bahwa apa yang di katakan deren benar ada nya
" Baru aja gue ngomong tuh udah ada yang datang" deren menunjuk ke arah lapangan, terlihat Jenifer yang sedang asik berbicara dengan seorang pria bahkan pria itu merangkul nya sambil mereka berjalan, melihat itu Sofyan merasa kesal tanpa basa-basi ia langsung menuju kesana
" Hai sayang" ucap Sofyan sambil melambaikan tangannya ke arah Jenifer
KAMU SEDANG MEMBACA
two Spy (End)
Teen Fictionbagaimana jadinya ketika musuh mu Mala menjadi teman sekerja mu dan bagaimana jadinya ketika kau dipercaya untuk menjadi seorang mata-mata untuk menjalankan sebuah misi besar, semua itu akan di jawab oleh Sofyan dan Jenifer