[2] Perkara Pelet Cinta Lolita

178 18 0
                                    


Hai, Hai!

Kalian suka cerita ini?

Kalau iya, make sure kalian punya akun Karyakarsa buat baca kisahnya Loli & Adnan ya, Bestie-Bestie.

Cerita ini hanya tamat di Karykarsa. Jadi jangan lupa isi terus koinnya, biar nggak ketinggalan serunya mereka.

Untuk sekarang, selamat membaca chapter 2 ya, teman-teman.

***


"Loliiiii!!"

Brak!! Brak!! Brak!!

"Bangun! Kuliah!"

"Apa itu kuliah!" Gumam Lolita, bermonolog. Sayup-sayup gendang telinganya mendengar keributan dibalik pintu kamar yang ia tempati.

"Maaf Loli nggak kenal yang namanya kuliah! Loli taunya Abang Adnan!" Ditengah matanya yang masih tertutup rapat, Lolita cengengesan tak jelas.

"LOLITAAA!!"

"His! Nenek sihir, hus! Jangan gangguin mimpi Loli dong! Mau nikah sama Abang Adnan nih!"

Gadis muda berusia 20 tahun itu mengubah posisi tidurnya. Tangannya meraih ujung selimut yang melorot ke bawah, menariknya ke atas sampai menutupi seluruh tubuhnya.

"Lolita Cantika, anaknya Fuad Gondo Joyo! Bangun apa Mami potong uang jajan kamu!!"

Kalimat terakhir yang terdengar ditelinganya, membuat Lolita menyibak selimut. Seluruh nyawanya langsung tertarik, meninggalkan alam mimpi.

Persetan dengan pak penghulu yang menanyakan sah atau tidaknya ijab qobul! Semua itu hanyalah bunga tidur belaka. Berbeda dengan ancaman sang mami yang pasti akan menjadi kenyataan, jika ia tak segera meninggalkan pulau kapuknya.

Heol!

Uang jajannya yang sudah menipis kini semakin terancam menuju kepunahan. Ia harus segera berada di depan wajah dan bersujud dibawah kaki maminya yang durjana.

"SATU!"

"Anjing! Gawat! Nenek sihir udah mulai ngitung!" Lolita panik sampai pantatnya berkedut. Maminya ini terkenal tak pernah menarik kata-katanya. Sekali wanita itu memutuskan sesuatu, air liurnya tidak akan pernah dijilat lagi.

"DUA!"

"SIALUN!" Decak Lolita.

Bruk!

Lolita melompat turun. Mengayuh tungkai kakinya untuk berlari secepat mungkin menuju gerbang kematian.

"TIG.."

Brak!!

"Mami! Annyeong! Loli udah melek!" Serunya, bertenaga.

"Liat nih! Liat!" Lolita melebarkan kedua kelopak matanya menggunakan jari-jari. Memperlihatkan pada maminya jika ia memang sudah tidak tidur lagi.

Kirana- Mamin Lolita, menghela napasnya. Ngidam apa dirinya sampai harus mempunyai anak perempuan seperti Lolita.

"Hem.. Mami tau kamu udah melek. Kalau nggak, nggak bakal mungkin bisa buka pintu!"

Tak jauh dari pintu kamarnya, Argam terkikik. Pemuda yang hanya berbeda satu tahun dengan Lolita itu mengolok-olok adiknya. Mengatai Lolita bodoh tanpa suara.

"Pasti semalem abis nyari kiat-kiat buat naklukin ketua BEM tuh, Mam. Makanya jadi bego begitu!"

"Bener, Lol?!" tanya sang mami. Nada suara meroket ke atas langit-langit rumah.

PELET CINTA LOLITA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang