Kediaman Thompson

1K 66 76
                                    

"Halo semuanya, kami kembali," ucap Ara dengan senyum menawan, "katakan sesuatu pada pembaca setiamu," ucapnya pada sang suami yang duduk tenang disebelahnya.

"Apa yang harus kukatakan? Kau sudah mewakili."

"Sapa mereka, sudah sangat lama mereka menunggu kita kembali."

"Tidak ada yang menyuruh mereka menunggu. Penulismu terlalu sibuk sampai menunda kisah kita." Ara melirik penulisnya dengan perasaan tidak enak hati.

Bukan salah penulisnya.

"Aku? Kau menyalahkanku?" Tanya Author dengan tatapan tidak percaya.

"Lalu salah siapa lagi? Aku? Mustahil! Sekarang luangkan waktumu untuk kami atau aku tidak bersedia kau tulis lagi."

"Oh ... memangnya apa yang bisa kau lakukan? Aku yang pegang kendali! Tanpaku, kau tidak bisa melakukan apapun!"

"Begitukah? Aku tak yakin." Leonard mengedik acuh dengan tatapan meremehkan, khas seorang Leonard Thompson.

"Kau terlalu sombong!"

"Kau yang membentukku seperti ini, bukan begitu author pemarah?" Dia menatap Ara, "ayo, jangan pedulikan dia, aku sudah tidak kuat menahan gairah yang membuatnya keras!"

Ara melirik arah tunjuk Leo yang berhasil membuat pipinya merona.

"LEONARD THOMPSON! KAU MESUMMMMM!" teriak author histeris yang di abaikan pria itu. Dia dengan santainya membawa Ara pergi tanpa mengatakan apapun pada para pembaca.

"Lihat saja! Akan kubuat hidupmu merana, Thompson!" Jerit author tanpa ada yang perduli.

Author menarik napas kasar berulang kali lalu berkata, "kalian lihatkan? Dia gila! Aku sudah kehabisan napas dan tenaga, tidak bisa mengatakan apapun lagi selain terima kasih sebesar-besarnya. Karena cinta kalian, mereka kembali menyapa. Ikuti kisah mereka yang pastinya tak kalah seru."

"Oh ... dan satu lagi, untuk chapter yang akan tayang di Karyakarsa jangan risau, aku akan memberikan harga paling murah agar kalian semua bisa mengikuti perjalanan mereka dengan santai dan hati gembira. Happy reading kesayangan."

:)

****

Ara menggeliat dibalik tubuh kokoh seorang pria tanpa busana dibalik selimut. Suara ponsel menyadarkannya dari tidur panjang setelah percintaan panas yang berakhir sekitar jam tiga pagi.

"Ponselmu berdering." Gumam Ara. Dia menepuk pelan pipi pria yang memeluknya dengan erat, deru napas teratur menandakan kalau tidurnya sangat nyenyak.

Perlahan Ara membuka mata dan mengumpulkan kesadaran. Menatap suaminya yang tidur nyenyak mulai menjadi kebiasaan yang sulit di abaikan setelah menikah.

Ara melepas pelukkan suaminya dengan gerakkan yang sangat pelan. Sekarang sudah pukul enam pagi, dia harus membersihkan diri lalu setelah itu menyiapkan sarapan untuk kedua buah hatinya.

Sekarang Ze dan Zo sudah masuk sekolah dasar, sekolah international yang menyiapkan segala kebutuhan keduanya termasuk makan siang dan cemilan sore, tapi kedua buah hatinya hanya ingin makan makanan yang dibuatnya.

Tidak ada pilihan lain selain melayani kedua buah hatinya.

"Sebentar lagi." Leo mengeratkan pelukkan, sedikit menindih Ara.

"Aku bisa kesiangan, sebaiknya kau juga bangun. Zo tidak akan bersiap sebelum kau datang." Ara mengelus pipi Leo yang sedikit berjambang, "kenapa belum cukuran."

"Kau menyukainya, kau tersentak saat janggut-janggut halus ini mengenai vaginamu, itu menguntungkanku." Wajah Ara seketika memerah.

Semakin semangat dia lepas dari kungkungan suaminya tapi Leo tidak melepaskannya sampai ronde penutup. Leo tidak pernah lelah, selalu buas jika berhubungan dengan tubuhnya.

The Thompson : Perjalanan Cinta Arabella & Leonard ThompsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang