Kau Akan Tetap Bertahan?

408 43 17
                                    

Betty mengikuti arah pandang Ara, "ah ... itu ibunya seniorku. Masih sangat muda bukan?"

Ara menoleh pada Betty, "mungkin dia menikah disaat usianya masih sangat muda."

"Sepertimu?"

"Aku tidak nikah muda."

"Tapi kau punya anak di usia muda. Bagaimana kabar Ze dan Zo? Akhir pekan aku ingin bertemu dengan mereka."

"Baiklah, supir akan menjemputmu. Ze dan Zo pasti senang bertemu denganmu. Dan kau harus tahu senakal apa Zo sekarang."

"Anak kecil memang harus nakal kalau tidak, tidak ada yang dikenang saat dewasa. Aku pendukung garis keras Zo, bagaimana Ze? Dia masih setenang air?"

Ara tertawa kecil lalu berkata, "hem, dan dia semakin tampan."

"Aku yakin banyak gadis yang menyukainya, sayangnya aku lahir lebih dulu. Hanya bisa menjadi kakaknya, tidak kekasihnya." Betty tersenyum dengan menunjukkan deretan giginya yang putih.

Saat Ara ingin mengatakan sesuatu ponselnya berdering, senyum menawannya langsung terbit karena yang menghubunginya adalah Leo.

Dia memberikan kode pada Betty, remaja itu mengangguk sambil mengacungkan jempol.

"Halo," jawab Ara lembut. Hatinya berbunga dan berdebar. Bicara dengan Leo di telpon sangat jarang terjadi, karena itu dia gugup sekarang.

Lebih baik menghadapi suaminya secara langsung daripada di telpon begini, tidak tahu mau bilang apa. Akhirnya dia hanya menunggu pertanyaan Leo dan bersuara ketika menjawabnya.

"Kau diluar?" Ara terkejut karena Leo mengatakan kalau dirinya saat ini ada diluar sekolah Betty. Ara langsung berjalan menuju luar dengan sedikit berlari.

Senyumnya mengembang saat melihat mobil Buggati Chiron milik Leo terparkir diluar. Kaca mobil perlahan turun, menampilkan Leo yang menatap kearahnya sambil melambaikan tangan.

"Kalau sudah selesai kita pergi," ucap Leo dari sebrang telpon. Dia dapat melihat tatapan cinta dan senyum menawan istrinya.

"Kemana?"

"Kencan, aku punya waktu tiga jam untuk membawamu kesuatu tempat. Mencuri waktu disela pekerjaan untuk berkencan bukan ide yang burukkan?" Ara mengangguk dengan senyum yang semakin menawan.

"Kalau begitu tunggu sebentar, aku pamit pada Betty." Leo mengangguk.

"Hem, sampaikan salamku padanya. Katakan kalau aku sedang malas masuk kedalam sekolahnya." Ara tertawa kecil kemudian mengiyakan.

Ara berbalik sambil menyudahi panggilan dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang tak lain adalah wanita yang dia lihat kemarin.

"Maaf." Ara membungkuk sambil meminta maaf.

"Oh ... tidak masalah, aku juga salah, maaf," ucap wanita itu sambil menelisik penampilan Ara lalu tatapannya beralih pada Leo yang menatapnya dari jauh.

Ara menghela napas panjang lalu berkata, "kalau begitu, aku permisi."

"Apa anda nyonya Thompson?" Ara mengangkat kepala lalu menatap wanita yang ada didepannya.

"Aku pernah melihat wajahmu di majalah. Tidak ada yang tidak tahu istri kedua tuan Thompson." Ara tersenyum canggung.

Kata istri kedua sangat tidak enak didengar tapi kenyataannya dia memang istri kedua.

"Kalau begitu, saya permisi." Wanita itu meninggalkan Ara yang masih terpaku.

Setelah menenangkan diri Ara kembali melanjutkan langkah untuk menemui Betty dan berpamitan. Betty mengantar Ara lalu menyapa Leo, sebelum berpisah remaja itu mengatakan kalau akhir pekan ini akan datang kemansionnya.

The Thompson : Perjalanan Cinta Arabella & Leonard ThompsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang