"Ya sudah kalau begitu?" Ulang Leo dengan tanda tanya.
"Hem, kalau menurutmu kita sempurna berarti begitulah adanya. Mungkin aku hanya terbawa suasana telenovela." Bohong Ara.
Ara coba menekan perasaannya, meyakini bahwa tidak semua rumah tangga harus berbagi cerita. Mengenai apa yang dilihatnya hari ini mungkin bukan sesuatu yang harus dibahas.
Ara menegakkan posisinya, tersenyum lembut lalu berkata, "Zo merengek lagi?"
Leo masih menatap Ara penuh tanya, berusaha menilik perasaan istrinya.
"Ada yang kau tutupi?"
"Sudah kukatakan aku terbawa suasana drama yang aku tonton." Ara mengelus rahang Leo dengan sayang, "lupakan saja ya?"
Leo mengecup bibir istrinya dengan lembut setelah itu berkata, "baiklah, aku percaya. Dan untuk Zo, putrimu sangat ingin mengetahui apa yang aku lakukan pada temannya. Tapi, aku sudah memberinya pandangan."
"Harusnya sedari awal jangan bilang apapun padanya. Aku takut Zo menjadi anak yang sulit memaafkan orang lain."
"Dia menuruni sifatmu, jangan khawatir."
"Kau ingin bilang kalau aku mudah memaafkan?" Ara tidak setuju dengan pernyataan suaminya.
"Memangnya tidak? Belle, kau wanita yang paling penuh kasih, ibuku saja tidak begitu." Leo memberikan tatapan mautnya. Ara langsung bangkit dan menjauh.
"Malam ini tidak bercinta." Putus Ara.
"Kenapa? Kau tahu aku tidak bisa tidur kalau belum bercinta. Ayolah ..., kita sudah banyak melewati kesempatan apalagi setelah ada Xavi."
Ara menggeleng, "aku sangat lelah. Hari ini aku dan mama belanja seharian, kakiku pegal." Wanita itu beralasan.
"Kalau begitu cukup berbaring dan buka kakimu, selebihnya aku yang bergerak." Ara tertawa kecil tapi tetap menggeleng.
"Jangan memaksaku, kita sudah berjanji untuk saling mendengarkan. Dan malam ini aku tidak mau bercinta." Putus Ara yang di tanggali Leo dengan helaan napas yang panjang.
Pria itu bangkit, meloloskan handuk yang melilit pinggulnya, Ara terkesiap dan langsung menutup matanya, "bagaimana aku bisa menenangkannya?"
"Cepat tutup kembali, jangan begitu." Kesal Ara tapi tetap dengan suara lembutnya.
Leo menggunakan kesempatan itu untuk mendekati istrinya, memeluknya dari belakang, mengangkat tubuh Ara dan membaringkannya dikasur.
Dia menindihnya.
"Aku tidak mau."
"Baiklah, kita tidak akan bercinta, aku ingin menatapmu dengan posisi seperti ini. Aku paling suka melihat wajahmu saat sedang menindihmu seperti ini, kau sangat cantik."
Ara melingkarkan tangannya dileher Leo, "kau semakin romantis, kadang aku berpikir yang aku hadapi bukan dirimu."
"Aku bisa memberikan semua yang kau inginkan, aku tahu kau suka pria romantis."
"Tidak, aku menyukai apa yang ada padamu. Tidak perlu berubah untuk menyenangkanku. Aku tidak suka kau yang bukan dirimu."
Ara memberanikan diri untuk bertanya, "apa cintamu ...." Mendadak ragu.
"Kenapa dengan cintaku?" Leo menatap lapar ekspresi Ara yang membangkitkan gairahnya. Ara terkesiap karena sesuatu yang cukup dikenalnya menyentuh pahanya.
Ara menarik tengkuk Leo lalu berkata, "aku berubah pikiran." Tatapan Leo menjadi gelap dan lapar.
***
"Hari ini aku ingin menemui Betty disekolahnya, bolehkah?" Ara sedang melayani Leo sarapan. Biasa, setelah anak-anaknya pergi sekolah dengan diantar supir kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Thompson : Perjalanan Cinta Arabella & Leonard Thompson
Storie d'amoreNovel ini merupakan sequel dari novel (La Passion et lamour d' Arabella yang tersedia di Novelife dan juga Fizzo. Bagi pembaca baru boleh mampir ke seri pertama lebih dulu agar lebih memahami isi cerita. Note : Bijaklah dalam memilih bacaan karena n...