__________________
Walau rumah kita sudah hancur dan tidak sehangat dulu. Gue bakal berusaha jadi rumah terbaik buat lo.
Sebuah kisah tentang sepasang anak kembar yang dibiarkan begitu saja oleh kedua orang tua mereka.
Hilang tanggung jawab dan men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari itu seperti biasa, Jeongwoo berada di sekolah meski sebenarnya dia malas. Satu-satunya alasan dia tetap hadir adalah janji yang dia buat dengan Haruto, saudara kembarnya. Haruto akan patuh menjalani perawatan asalkan Jeongwoo terus bersekolah.
Selepas jam pelajaran nanti, mereka akan pergi ke rumah sakit untuk membahas rencana pengobatan Haruto di depannya. Namun, pikiran Jeongwoo terus memenuhi pertanyaan yang sama: Bagaimana cara mendapatkan uang untuk membantu Haruto?
Di sudut kantin, Jeongwoo duduk melamun, mencoba mencari solusi.
"Woo!" panggil Sangwoo dari meja depan yang berkumpul bersama teman-temannya.
Dengan malas, Jeongwoo bangun dari posisi duduknya dan berjalan mendekati mereka. "Apa?"
"Kita bosen nih butuh hiburan, lakuin sesuatu dong. Kalo lo berhasil bikin kita ketawa, gue bakal bayar lo." tawar Sangwoo membuat Jeongwoo yang mendengarnya jadi tergiur.
"Serius?"
"Kapan gue bohong sama lo?" tanya balik Sangwoo.
Jeongwoo pun melirik sekitar kantin sebari berpikir untuk mencari sesuatu yang bisa membuat mereka tertawa. Sampai celetukan salah satu teman Sangwoo membuat Jeongwoo diam mendengarnya.
"Gimana kalo lo nyiram diri lo sendiri pake air bekas pel-an itu?" tunjuknya pada sudut kantin yang terdapat air bekas pel-an.
"Wih, boleh juga tuh. Berani ngga Woo?" tantang Sangwoo tertawa kecil dengan sebelah alis terangkat.
"Tawaran gue berakhir cepet loh. Kalo lo ngga mau ..."
"Gue mau!" sahut Jeongwoo cepat dan segera berjalan mengambil ember itu. Sangwoo bersama teman-teman nya tampak menertawai kebodohan Jeongwoo yang ingin saja diperintah karena uang.
Jeongwoo kembali lagi kehadapan mereka dengan ember berisi air kotor di tangan nya.
"Tunggu apalagi? Cepet siram," perintah Sangwoo dan tersenyum miring ke arah Jeongwoo yang tampak meneguk salivanya gugup.
"Ayo,"
"Jongu! Jongu! Jongu!" sorak-sorak teman Sangwoo yang mengundang perhatian mereka yang berada di kantin.
Jeongwoo menutup matanya mencoba meyakinkan diri, akhirnya dia pun menyiramkan air itu pada tubuhnya. Seketika bau tidak mengenakan menyeruak pada indra penciuman nya dan gelak tawa dari orang-orang mulai terdengar.
Sangwoo terlihat sangat puas melihat itu dan tertawa bersama teman-teman nya.
Belum berakhir sampai situ, Sangwoo melemparkan Jeongwoo dengan berbagai makanan sisa diikuti oleh teman-teman nya. Menurutnya sudah tanggung seperti itu kan.
"Woi! Perjanjian nya kan cuman nyiram gue doang!?" sentak Jeongwoo tidak terima dan ingin sekali marah.
"Eits, ngga boleh marah. Tenang aja, bakal gue tambahin deh duit nya." ujar Sangwoo menaik turunkan alisnya dan membuat emosi Jeongwoo harus dia tahan demi uang.