>>>>>

1.9K 329 257
                                    

Jeongwoo nampak menunggu risau di depan ruangan dimana Haruto di periksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongwoo nampak menunggu risau di depan ruangan dimana Haruto di periksa. Ia menundukan kepala nya dalam sebari memikirkan hal-hal buruk tentang kakak nya itu.

Sampai akhirnya pintu ruangan terbuka dan menampakan dokter muda yang menangani Haruto. Jeongwoo segera bangun dari posisi duduknya dan berjalan mendekat.

"Gimana keadaan Kakak saya? Dia baik-baik aja kan? Dia ngga apa-apa kan?" tanya Jeongwoo merasa begitu cemas dengan keadaan Haruto.

Dokter itu malah mengulas senyumnya dan menepuk pundak Jeongwoo. "Kakak kamu udah sadar, kamu bisa liat di dalam."

Jeongwoo mengerutkan dahinya, bukan nya menjawab pertanyaan nya tadi. Dokter itu malah menyuruhnya untuk masuk ke dalam. Tapi ia senang mendengar Haruto sudah sadar.

"Oh iya, apa besok pagi kamu bisa ke ruang saya untuk mengambil hasil tes Kakak kamu?" sebelum benar-benar pergi, dokter itu tampak bertanya pada Jeongwoo.

"Hasil tes?"

"Iya, saya melakukan beberapa tes untuk Kakak kamu tadi. Dan kamu bisa mengambilnya besok pagi," Jeongwoo terlihat diam termenung beberapa saat.

"Hei," tepuk dokter itu saat Jeongwoo malah melamun. "Bagaimana? Bisa kan?"

"Ah, iya. Saya bisa,"

"Baiklah kalo begitu, saya pergi dulu." dokter itu langsung pergi setelah mengatakan itu semua.

Saat dokter itu sudah pergi, Jeongwoo bergegas masuk ke dalam ruangan dan melihat Haruto yang terbaring di atas brangkar. "Kak,"

Tanpa sadar melihat Haruto yang seperti itu membuat dirinya ingin menangis kembali.

Haruto menoleh saat namanya di panggil, ia mengulas senyumnya saat melihat Jeongwoo yang kembali menangis.

"Bego! Masih bisa lo senyum disaat gue panik hah?!" kesal Jeongwoo tapi air matanya itu tidak bisa berhenti turun.

"Maaf ya, maaf buat lo khawatir."

"Rasanya gue mau mati aja tau ngga sih tadi! Gue bener-bener takut ditinggalin, gue takut banget." Jeongwoo menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan karena tidak ingin Haruto melihatnya.

"Jongu liat gue,"

"Ngga mau!" tolak Jeongwoo masih menyembunyikan wajahnya.

"Lo jahat! Gue benci lo!"

"Jongu,"

"Diem!" Haruto menghembuskan napasnya panjang melihat Jeongwoo sekarang ini.

"Dek," panggil Haruto sekali lagi dengan nada terdengar lembut.

Jeongwoo tampak mengintip saat Haruto memanggilnya seperti itu. Dan perlahan-lahan ia menatap sang kakak.

"Jangan gini, lo buat gue merasa bersalah." ucapnya dengan wajah merasa bersalah.

JejalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang