"Leukemia Limfoblastik Akut. Jika tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan kematian hanya dalam hitungan minggu bahkan hari."
Rasanya telinga Jeongwoo berdengung mendengar itu, pandangan nya kosong dengan suara disekitarnya yang terdengar samar untuk dia dengar.
"Woo," Jaehyuk menepuk pundak Jeongwoo, mereka berdua sedang berada diruang dokter untuk mendengarkan kondisi Haruto yang ternyata buruk.
"Iya?" balas Jeongwoo seperti orang linglung, dia menatap Jaehyuk dan membuat orang yang ditatap itu merasa sedih melihat orang dihadapan nya sekarang.
"Lo bisa keluar kalo ngga mau denger ini lebih lanjut, biar Abang yang ngobrol sama Dokter." Jeongwoo menggelengkan kepala nya cepat dan memaksa ingin tetap disini.
"Ngga apa-apa, gue mau denger semuanya."
Dokter itu tampak mengulas senyum tipisnya saat memperhatikan Jeongwoo yang begitu lemas dengan pandangan kosong.
Jaehyuk mengangguk paham dan kembali fokus pada dokter yang berbicara tadi, "Apa yang harus kami lakukan sekarang? Apa Adik saya bisa sembuh?"
"Adik kalian bisa sembuh jika menjalani pengobatan dengan baik dan benar."
"Salah satu pengobatan nya adalah kemoterapi,"
Jaehyuk tampak menghela napas panjang, pasti itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sampai suara Jeongwoo mengalihkan perhatian nya.
"Tolong ..." sahut Jeongwoo tampak menundukan kepala dan mengepalkan kedua tangan nya kuat. "Tolong lakuin apapun untuk Kakak saya,"
"Tolong dia, saya hanya memiliki dia di dunia ini. Tolong Kakak saya, tolong Kakak kembar saya." dan setelah itu pundaknya tampak bergetar karena mencoba menahan tangis dihadapan dokter dan Jaehyuk.
"Saya mohon lakuin apapun buat dia, saya akan membayarnya. Berapapun, jika perlu dengan nyawa saya sendiri." pungkasnya dan pada akhirnya pertahanan yang dia bangun beberapa menit yang lalu hancar, Jeongwoo kembali menangis terisak tanpa bisa dia tahan.
Jaehyuk menatap nanar Jeongwoo disebelahnya. Terlalu sakit untuk melihat dia kembali menangis seperti ini.
▪︎
▪︎
▪︎Matanya perlahan-lahan terbuka, ia mengerjapkan matanya sesaat untuk membiasakan cahaya yang masuk kedalam matanya. Sampai akhirnya dia tersadar jika sebelah tangan nya berat.
Haruto melirik perlahan dan mendapati Jeongwoo yang tertidur sebari memeluk sebelah tangan nya. Ia menatap sendu sang adik, hatinya merasa sakit melihat wajah sembab Jeongwoo.
Dia juga baru mengingat apa yang terjadi sampai dia bisa kembali ke rumah sakit. Rasanya Haruto saat itu sedang memasak untuk Jeongwoo dan setelah selesai, ia merasakan sakit pada kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejal
Short Story__________________ Walau rumah kita sudah hancur dan tidak sehangat dulu. Gue bakal berusaha jadi rumah terbaik buat lo. Sebuah kisah tentang sepasang anak kembar yang dibiarkan begitu saja oleh kedua orang tua mereka. Hilang tanggung jawab dan men...