Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejak hari itu, keduanya saling menjauh.
Lebih tepatnya Ricky yang menjauh.
Ketika di asrama pun tak ada percakapan santai seperti biasa. Benar-benar mengabaikan sebagaimana mestinya tak ada orang.
Baik Ricky maupun Gyuvin tampak dengan pikiran masing-masing. Namun, alasan lain Gyuvin menjauhi Ricky adalah sebagai bukti bohong bahwa mereka memang tak ada hubungan lebih dari seorang teman. Gyuvin tak ingin Ricky-nya terluka karena orang-orang.
Oleh sebab itu, ketika Wonyoung menyeretnya menuju halaman belakang gedung kedokteran dan memaksanya untuk bermaafan dengan Ricky, Gyuvin menolak.
"Minta maaf, Gyuvin. Kamu harus minta maaf!" paksa gadis itu.
Gyuvin berdiri. Menatap Wonyoung dengan nyalang. "KAMU GAK NGERTI POSISI AKU SAMA RICKY, WONYOUNG!" pekiknya emosi.
Mendengar itu, emosi Wonyoung juga tersulut. Si gadis ikut berdiri dan menampar Gyuvin.
Plakk
"AKU PAHAM! AKU NGERTI! MAKANYA AKU SURUH KALIAN SALING MINTA MAAF, AGAR KITA BISA CARI JALAN KELUAR SAMA-SAMA, GYUVIN! KAMU PIKIR AKU GAK TAKUT? KAMU PIKIR AKU TENANG? ENGGAK, AKU JUGA SAMA TAKUTNYA!" ia memekik hingga suaranya berubah parau dan bergetar.
Wonyoung menangis. Ia juga sama takutnya tentang hubungan Gyuvin dan Ricky. Ia nyaris membawa kabur kedua sahabatnya itu jika sang Ibu tidak mencegah.
"Aku juga takut, Gyuvin. Aku takut. Aku gak mau kehilangan sahabat ku. Kehilangan kalian sama aja bikin hidup ku hancur."
Gyuvin terdiam. Menoleh kearah Ricky yang berdiri tak jauh di belakang Wonyoung. Menatap mereka dengan mata yang berkaca-kaca di balik kaca matanya. Gyuvin yakin bahwa Ricky mampu mendengar segalanya dari awal.
Ini semua memang salah mereka berdua yang sejak awal sudah melakukan kesalahan besar. Maka, saat semuanya terbongkar, mereka turut membuat Wonyoung menderita tanpa sadar.
Seharusnya mereka berdua sadar bahwa resikonya terlalu berat. Meskipun saling mencintai, namun pada akhirnya juga mereka saling menyakiti.
"Wonyoung," panggil Ricky. Ia berjalan mendekat dan memeluk Wonyoung dari samping. Mengelus surai panjang sahabatnya. "It's okay. Ini semua salah kami berdua, maaf bikin kamu ikut menderita." ujar Ricky lirih penuh penyesalan.
Wonyoung selalu membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi entah hari ini, besok, ataupun kapan. Kemungkinan buruk bahwa ia berakhir harus kehilangan kedua sahabat terbaiknya.
Wonyoung tak sanggup akan hal itu.
---
Ricky tertawa pelan membayangkan kisah cintanya yang tak berujung manis seperti di sebuah cerita-cerita buku yang pernah ia baca. Meskipun begitu, setitik air juga turut menetes dari ujung matanya membuat ia buru-buru mengusap.