•--------------•
typo ada dimana-mana!
jangan lupa vote and comen minnasan!chapter ini fokus flashback Brother Itoshi, dimana mula tali persaudaraan terputus sebelum [name] belum ditemukan sama keluarga Itoshi.
Cerita ini di ambil dari manga dan imajinasi sendiri.
•--------------•
⚠️WARNING‼️⚠️
backstory itoshi brother.
Keesokan harinya. Di bandara, mereka mengantar Sae akan berangkat ke Spanyol, tentu kedua orang tuanya dan juga Rin.
"Semoga beruntung, Sae!" Ucap sang Ibu melambaikan tangan kepada Sae.
"Jaga kesehatanmu" Sahut sang ayah melipatkan kedua tangan di dada seakan bangga dengan Sae.
"Nii-chan, hati-hati di jalan!"
Mendengar suara Rin menggema penjuru lobi bandara, Sae menoleh sebuah senyuman dibibirnya. Senyuman itu hanya ditunjukkan oleh adiknya, Rin.
"Sampai jumpa! Aku pergi untuk jadi terbaik di dunia. Dan setelah itu akan menemukan adik kita!"
Mata Sae tertuju pada dunia. Dia akan menjadi kartu as tim mereka dan memenangkan kompetisi pemuda nasional.
Melihat punggung kakaknya, Rin sudah mengambil keputusan membulatkan tekad.
***
Bertahun lamanya setelah Sae pergi ke Spanyol menuju mimpinya dan menemukan sang adiknya.
Bahkan Rin selalu melihat berita tentang kakaknya dan saat senggang, Rin waktu luang mencari keberadaan sang adik siapa lagi jika bukan (name) bahkan dia sendiri tidak ingat dengan wajahnya karena dulu Rin masih kecil.
Ia ingat hanya helai rambutnya seperti sang kakak dan tidak lupa ada helai garis hijau sepertinya dan juga mata teal yang indah.
Bahkan Rin rela berkurang nonton film horor, dan rajin belajar bahasa asing. Bahkan saat Rin mencari (name) tak sengaja ada turis asing (?) Tersesat dan Rin fasih bicara bahasa inggris seperti orang asing asli.
Bahkan saat berbicara dengan turis asing itu menanyakan sesuatu seperti 'apakah melihat rambut coklat gelap dengan helai rambut hijau dan bermata teal sepertiku?' dalam bahasa inggris, dan sang turis hanya bisa mengucapkan maaf dan tidak melihatnya.
Hari ganti hari kini musim salju mungkin suhunya sudah mulai turun, namun sang rambut hijau gelap berada di lapangan, fokus dengan bolanya tak peduli dengan tubuhnya begitu dingin.
"Kerja bagus! Hari ini lembur juga?" Tanya temannya mengendong ransel.
"Yoi." Jawab singkat Rin.
"BRR! Dingin sekali! Kami duluan ya, Rin." Pamit teman satunya berenjak pergi dari lapangan.
Kedua rekan satu timnya pergi. Salah satu rekannya bernafas tersengal-sengal karena kedinginan.
Rin tidak mengindahi hanya fokus menendang bola ke gawang walaupun sedikit melenceng.
Bruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐒𝐓𝐑𝐎𝐏𝐇𝐈𝐋𝐄, ɪᴛᴏꜱʜɪ ꜱɪʙʟɪɴɢ
General Fiction[ on going ] ❛❛ 𝐬𝐭𝐚𝐲 𝐡𝐞𝐫𝐞, 𝐛𝐞𝐜𝐚𝐮𝐬𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐫𝐞 𝐨𝐮𝐫 𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭 ❜❜ (+15) -fanfiction -harsh word -comedy, sibling issue © ʙʟᴜᴇ ʟᴏᴄᴋ ᴅᴀɴ ᴄʜᴀʀᴀᴄᴛᴇʀ ʟᴀɪɴɴʏᴀ, ᴋᴇᴄᴜᴀʟɪ ᴍɪʟɪᴋ ᴍᴜɴᴇʏᴜᴋɪ ᴋᴀɴᴇꜱʜɪʀᴏ ᴅᴀɴ ʏᴜꜱᴜᴋᴇ ɴᴏᴍᴜʀᴀ. © ʏᴏᴜʀᴅ0ʏʏɪ ,2023