Serakan kain berwarna abu-abu dengan tulisan Calvin Klein terlihat berceceran di sepanjang jalan dari arah pintu masuk ke atas ranjang.
Seseorang dibalik selimut menggeliat dan menyadari orang yang semalam tidur disampingnya menghilang. Decakan terdengar, "Babe!"
"Humm?"
Dengan langkah gontai dan rambut acak acakan dia berjalan menuju sumber suara dimana dia dapat menemukan seorang perempuan dengan cepolan rambut asal tengah mengaduk kopi diatas pantry. Hanya kemeja putih kebesaran yang membalut tubuh mungilnya, dan itu terlihat menggairahkan karena setengah pahanya yang terekspos.
"Kopi?"
Dia menggeleng dan berjalan mendekat, meletakkan dagunya diatas pundak perempuannya dengan manja lalu berbisik...
"Hotspot dong."
Oasu
"Apa pagi pagi minta hotspot"
"Kuota aku habis." dia membalikkan tubuh kekasihnya dan memberikan wajah memelas "kemarin ada kumpul keluarga dan pada hotspot ke aku. Kesel deh."
Gadis berambut hitam itu hanya mengerlingkan matanya "nanti aku kirim."
Senyuman cerah pun terbit "thanks babe." kembali dia memeluk tubuh itu. "Kamu pake kemeja aku ya?" tanyanya masih memeluk si mungil.
"Iya."
"Pantes, aku bangun tidur bingung mau pake apa. Untung bawa jaket." pelukan terlepas.
"Suruh siapa sobekin baju aku semalem?"
"Inisiatif sih." dia menerima secangkir kopi dari sang kekasih lalu menyeruputnya "gapapa kali ya ngopi sebelum sarapan."
"Yaudah jangan lanjutin, sarapan dulu. Aku mau mandi." dia menarik si jangkung menuju meja makan "kalo ada yang nganter baju ambilin yah."
"Ya sayang."
"Ya apa?"
"Yash babe, honey bunny swetty my wifey."
Mendengar itu senyuman muncul di pipi gembul wanita berkepala tiga itu. "Kiss?"
Mwah
"Satu ciuman cukup, aku belum gosok gigi."
Kerlingan mata kembali terjadi sebelum dia benar-benar pergi ke kamar mandi. Si blonde kertawa geli lalu memakan sarapan yang kekasihnya buatkan itu.
Roseanne, gadis dengan perawakan tinggi semampai dan ramping, kaki jenjang, kulit putih bening bak kwetiaw itu memiliki kekasih yang usianya terpaut cukup jauh, mungkin 12 tahun.
Ah ya kekasihnya bernama Jennie Ruby Jane.
Hanya itu informasi yang kita dapatkan saat ini.
Selebihnya baca sampe tamat. Jangan ada yg di skip, skip iklannya aja.
o0o
Sebuah mobil berhenti didepan pintu gerbang bercat warna emas. Pohon pohon menjulang tinggi menjadi hiasan dirumah itu. "Pulang dulu."
Roseanne mengangguk "hati-hati dijalannnnn."
"Malah nyanyi."
Setelah mencium bibir kekasihnya mereka berpisah. Memasuki pagar tinggi itu dan hilang termakan jarak.
Suara ketukan heels terdengar menggema di ruangan besar itu. "Mommy!" teriak seorang anak yang tengah berlari menuju kearahnya.
"Rora sayang..."
Gadis kecil itu tenggelam didalam pelukan sang ibu "Mommy lama banget kerjanya."
"Maaf ya sayang. Mommy harus kerja."
Gadis kecil itu mengangguk dengan senyuman simpul. Melihat ekspresi sang putri dia tersenyum dan mengambil sesuatu dari tas mahalnya. "Tapi Mommy bawain ini buat Rora."
Melihat itu kedua mata anak itu membulat "oh my oh my gosh! My Little Pony?"
Jennie mengangguk "Rora mau boneka ini kan?"
Gadis kecil itu mengangguk antusias dan memeluk boneka kuda poni itu dengan erat "it's so fluffy i'm gonna die!"
Berbeda dengan kehidupan glamor Jennie, Roseanne kembali ke rumah orang tuanya. Rumah sederhana tanpa garasi sehingga mobil yang Roseanne bawa harus terparkir di pinggir jalan.
"Oje pulang,"
"Tumben pulang siang?"
"Abis lembur masa pulang sore sih Umi." senyuman tipis mincul menyambut pertanyaan sang ibu.
"Bawa apaan tuh?" tanya Ryujin sang adik.
"Martabak telor. Gak liat ini cucian kotor?"
Bruk
Seketika kantong kresek transparan itu mendarat diatas paha Ryujin "cuciin."
"Loh? Gue-
"Shut. Listen my money talk." selembar uang berwarna biru menempel dibibir gadis itu.
"Gue gak keberatan kok."
Roseanne tersenyum smirk lalu duduk diatas sofa, menuangkan air kedalam gelas lalu meneguknya. Sedangkan sang ibu sedang menjahit tepat disampingnya.
"Bawa mobil mulu,"
"Abis lembur disuruh bawa mobil perusahaan Mi."
"Disuruh sama bos nya?"
"Enggak sih dapat surat himbauan dari pemerintah. Bisa gak sih jangan mempertanyakan sesuatu yang gak perlu ditanyain?"
"Umi cuma nanya."
"Itu namanya Bahas sana bahas sini."
Sang ibu meletakkan kacamatanya lalu berbalik menatap luruh Roseanne yang sedang menutup matanya diatas sofa.
"Mandi sana."
"Udah mandi dong."
"Yaudah tidurnya di kamar. Nanti ada tamu datang."
"Siapa?"
"Oma sama bibi. Ke kamar gih."
"Iya deh iya." mau tak mau Roseanne bangkit dan pergi ke kamarnya.
"Oh ya udah makan belum?"
Langkahnya terhenti lalu berbalik menatap aneh sang ibu yang menanyakan hal itu. "Udah di terminal." setelah mengatakan itu dia menghilang dibalik pintu kamar.
Bersumbang
Lo percaya gak kalo gwehj dapat ilham buat nulis lagi dari mimpi 🗿
Sebenernya itu beberapa malam yg lalu, cuma baru sempet nulis sekarang aja:)
Mungkin semesta rindu tulisan prikk gwehjTapi ganjel bgt anjim. Mimpiin alur begini seharian kefikiran terus malah dapat ide buat sempurnain awal dan akhirnya bakal begimana:)
Kan aing teh mau hiatus!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fxck It Up
Fanfictionเรื่องนี้มีเนื้อหาสำหรับผู้ใหญ่ ไม่ว่าจะเป็น GxG การนอกใจ ความสัมพันธ์ใกล้ชิด และอื่นๆ ควรอ่านใบสั่งยาของแพทย์จะดีกว่า หากเรื่องราวยังคงดำเนินต่อไป ให้โทรแจ้ง 911