salapan

1.3K 140 15
                                    

Kaki yang terbalut sepatu berwarna putih itu berjalan menyusuri ubin demi ubin lantai dari tempat yang sudah tak asing lagi baginya. Beberapa orang menyapanya dan menawarinya kopi, namun dia menolaknya dengan halus. Karena dia hanya ingin pergi ke ruangannya dan secara halus menarik perhatian Bos wanitanya.

Tangannya yang baru saja menyentuh kenop pintu pun berhenti bergerak kala mendengar obrolan dari suara yang dia kenal.

"Jangan lupa dipake. Habis selesai langsung pulang, aku yang jemput Rora."

"Iya Mas."

Kim Hanbin tersenyum mendengar jawaban sang istri. Tangannya bergerak membelai kepala itu dan mencium keningnya untuk beberapa saat sebelum akhirnya pergi.

Pria bermarga Kim itu sempat bertegur sapa dengan Roseanne dan beberapa orang dibelakangnya juga. Hasrat ingin menyapa sang kekasih dia urungkan karena ada karyawan lain di belakang.

"Gue baru denger Bu Jen manggil Pak Bos 'Mas' gini." Ujar salah seorang.

"Lagi ada sesuatu kali. Gue liat leher pak Hanbin ada anggurnya tadi." Ucap yang lain.

"Serius lo?"

"Iya, ada empat lagi cok. Gila brutal juga Bu Jen."

Roseanne mengatupkan rahangnya lalu masuk tanpa permisi, cemburu. Haruskah dia secemburu ini? Dia duduk di kursinya dan mengipasi tubuhnya dengan kertas yang dia temukan diatas meja.

Kecemburuan membuatnya panas dipagi hari yang dimana orang-orang saja belum mulai bekerja.

"Gue tau diri kok kalo gue cuma simpanan."

"Tapi harus gitu kayak gini?"

"Harus sesakit ini?"

"Gwenchana..."

o0o

Setelah pertemuan pagi tadi Jennie tidak pernah mnemuinya diseluruh penjuru kantor. Nomornya juga tak aktif, kemana dia pergi?

Tiba-tiba pintu diketuk dan terbuka, terlihatlah Lalisa yang datang membawa beberapa kertas. "Akhirnya..."

Lisa menoleh kanan kiri, siapa yang Jennie maksud?

"Kenapa masih disana? Ayo masuk."

Lisa meneguk ludahnya susah payah lalu masuk kedalam dengan was-was. "Sorry kalo gue khilaf Sé, gue gak bermaksud nyuri tante girang lo kok, cuma..
Barang bagus gak boleh ditolak."

"Ya Bu?"

"Roseanne masuk?"

Lisa mengangguk, "masuk Bu, dia ada di ruangannya menyelesaikan yang kemarin."

Jennie mengangguk "kamu bawa apa?"

"Oh ya dokumen ini...



Tak jauh Berbeda dengan Jennie yang masih memikirkannya, Roseanne pun terdiam di ruangannya dengan pandangan kosong. Tangannya mulai memijat pelipisnya sendiri yang terasa pening.

Ting..

Notifikasi pada ponselnya sedikit membuatnya tersenyum. Setelah mengirimkan beberapa pesan Roseanne menyimpan kembali ponselnya, tentu sebelum layar benar-benar mati dapat kita lihat jika nama kontak itu bukan nama Jennie, atau panggilan sayang mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fxck It UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang