TYM | 18

796 113 21
                                    

Well come back guys!

Bel tanda istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu, Jihan dan Haikal sudah menunggu Ajun di depan kelas. Ketiganya akan pergi ke kantin, meskipun Jihan dengan terpaksa mengiyakan permintaan Haikal itu.

Sebenarnya Jihan membawa bekal, namun tetap saja Haikal memaksanya untuk ikut ke kantin untuk mencoba banyak jajanan enak disana, katanya. Ajun yang baru selesai mengemasi alat tulisnya menyusul dua temannya itu, setelahnya ketiga pemuda itu berjalan beriringan menuju kantin yang letaknya dekat dengan lapangan basket.

Entah perasaannya atau bagaimana, ketiga pemuda itu merasa tengah diperhatikan oleh orangtuanya. Lagi pula, ketiga pemuda itu memang menarik kan?

"Kita pilih meja agak belakangan aja ya, gue pengen mojok," kata Haikal membuka suara.

Ajun mengerutkan keningnya, "Emang dedemit sukanya yang dipojokkan," timpal Ajun yang membuat Jihan terkekeh geli, sedangkan Haikal merengut kesal.

Ketiganya duduk di meja yang kebetulan masih kosong, dan letaknya sesuai dengan yang Haikal inginkan. Jihan dan Ajun sudah duduk manis, sedangkan Haikal pergi memesan makanan. Saat berjalan menuju kesini, ketiganya sudah memilih makanan apa yang mau mereka makan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Haikal sudah kembali dengan nampan penuh. Bersyukur mereka tiba disaat kantin belum ramai seperti biasanya.

Jihan tersenyum saat melihat sebuah bakso tersaji di depannya, kepulan asap yang menari-nari di atas mangkok seakan menarik si manis untuk segera melahap habis makanan berkuah tersebut. Satu suapan yang hendak masuk ke dalam mulutnya harus tertunda saat Ajun menyenggol bahunya ringan, "Kenapa, Jun?"

"Ada crush Lo, tuh!"

Dahi si manis mengernyit tak mengerti, pandangannya teralih ke arah lorong kantin yang sedikit gaduh karena kedatangan beberapa siswa yang masih mengenakan baju basket. Di barisan paling depan ada Sam dengan rambut panjang lepek yang dihiasi bandana hitam juga Jeno yang mengampit bola basket di tangan kirinya. Barisan kedua entah siapa Jihan pun lupa namanya, yang jelas mereka orang-orang yang kemarin sempat Ia lihat saat tak sengaja menabrak Jeno.

Para pemuda itu menarik perhatian seisi kantin, ya bagaimana tidak? Siapa yang bisa menolak pesona pemuda kharismatik seperti mereka?

Tapi tunggu, crush?

"Ih, apaan sih Ajun!"

"Dih, telat banget Lo jawabnya," sahut Ajun.

Suasana kantin yang sebelumnya cukup tenang berubah ramai dan cukup riuh, bersyukur ketiganya duduk di meja paling sudut, setidaknya kegaduhan itu tak terlalu mengganggu aktivitas makan mereka.

Ya meskipun tak lama karena...

"Boleh gabung nggak?"

Jihan, Ajun dan Haikal kompak menoleh ke sumber suara.

Sam tersenyum ke arah Jihan sambil membawa sebotol air mineral di tangannya, Ia menoleh ke arah Haikal dan Ajun seakan meminta persetujuan.

"Ah, iya boleh kak," Ajun yang semula duduk disamping Jihan berdiri dan berpindah duduk di samping Haikal yang semula sendirian.

Kini keempat pemuda itu duduk saling berhadapan, Jihan dengan Ajun dan Haikal dengan Sam.  Suasana yang tadinya asik tiba-tiba menjadi sunyi, pasti kalian tahu sendiri apa alasannya.

"Oh iya, Ji. Kemarin aku lihat kamu balik dijemput, kan? Sama siapa?" Sam bertanya sambil menatap wajah Jihan yang tengah fokus dengan baksonya.

Si manis menoleh, "Oh, itu kakak aku."

The Young Marriage (Chansung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang