TYM | 24

1.1K 119 21
                                    

Kembali lagi dengan dek Ji><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali lagi dengan dek Ji><

____________

Chan tidak tahu apa yang tengah Ia pikirkan saat ini, Ia juga tidak tahu apa yang Ia rasakan saat ini. Yang jelas, Ia ingin meyakinkan sesuatu, meyakinkan bagaimana perasaannya yang sebenarnya kepada Jihan, apakah Ia sudah jatuh cinta pada pemuda manis itu atau Ia merasakan hal asing yang Ia rasakan hanya karena menganggap Jihan sebagai istrinya saja.

Ya, Ia ingin meyakinkan sesuatu.

"Kalau mau ngeyakinin perasaan apa Lo udah jatuh cinta belum sama seseorang, jawabannya adalah kissing. Kalau Lo ngerasa debaran yang begitu hebat saat itu, berarti hati Lo udah bener-bener jatuh ke dia."

Pria berkulit pucat itu menatap Jihan yang menatapnya balik dengan tatapan begitu polos, mata bulat itu beberapa kali berkedip, pipi bulat itu berangsur memerah secerah tomat saat tangan Chan terulur untuk mengelusnya pelan.

Begitu lembut dan kenyal.

"Ji, boleh?"

"Ha? Boleh apa kak?" Jihan menatapnya bingung.

Entah kenapa, namun wajah kebingungan yang polos itu membuat kadar manis Jihan menambah begitu saja.

Entah dorongan dari mana, namun Chan perlahan mendekatkan wajahnya ke arah Jihan. Ia bisa melihat begitu jelas wajah istri kecilnya itu, semakin dekat dan semakin terlihat begitu manis.

Semakin Ia mendekat, Jihan perlahan memejamkan matanya. Dan di detik selanjutnya, Chan berhasil menempelkan bibirnya dengan bibir mungil Jihan yang begitu... Lembut?

Jihan tidak memberikan perlawanan berarti, namun dapat Chan rasakan jika tubuh pemuda mungil itu menegang.

Degup jantung Chan kini berdetak begitu cepat, bahkan rasanya hampir menyesakkan dadanya.

"Saya nggak akan menyentuh Jihan sebelum umurnya legal."

Teringat kalimat yang pernah Ia ucapkan dulu saat pertama kali tahu umur Jihan, Chan sontak memundurkan tubuhnya.

Bisa Chan lihat wajah terkejut Jihan dengan seluruh raut muka yang memerah padam, "M-maafkan saya, Ji."

Sial sial sial.

Jihan tidak menjawab, Ia justru memalingkan wajahnya dan langsung membaringkan tubuhnya begitu saja ke kasur, "A-aku mau tidur siang, kak." tuturnya lalu langsung menutup tubuhnya dengan selimut.

___________

Chan menutup pintu kamarnya dengan sedikit keras, entah kenapa namun Ia sangat menyesali tindakannya barusan.

Salahnya terlalu penasaran akan perasaannya, yang sialnya benar-benar sudah jatuh dalam pelukan pemuda manis. Namun, penolakan yang barusan Jihan berikan membuatnya tersadar jika hanya dirinya yang mempunyai perasaan lebih, hanya dirinya yang tertarik dan hanya dirinya yang ingin membuat hubungan ini lebih dalam dan intim lagi.

The Young Marriage (Chansung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang