TYM | 11

908 119 9
                                    

"Kalian tau nggak ada anak baru di kelas X," seorang pemuda dengan rambut cukup panjang itu membuka suara, kini Ia tengah berada di sebuah ruangan yang dibuat sedemikian rupa seperti ruang berkumpul atau basecamp. Tapi ruangan ini berada di tempat yang mungkin cukup aneh keberadaannya, karena letaknya berada di dalam lingkungan sekolah. Ya, lingkungan sekolah.

Bagaimana bisa?

"Jangan ngobrolin hal gituan, nggak ada gunanya," sahut pemuda lain yang tengah terfokus dengan ponsel di tangannya.

"Tapi kalo ada hubungannya sama Sam, gimana?"

Lima pemuda yang ada disana kompak menoleh ke sumber suara, menatap bingung kenapa tiba-tiba Sam masuk kedalam pembahasan pemuda tersebut.

"Bim, maksud Lo apa?"

Bima tersenyum tipis karena semua orang kini penasaran dengan apa yang mau Ia katakan. "Kalo gue bilang Sam kayaknya suka sama anak baru, gimana?"

"Gila Lo," sahut Jake "Sam suka sama cewek? Kayaknya kiamat deket."

"Untung yang dia suka cowok," ucap Bima lagi yang sontak membuat kelima pemuda itu terkejut. Bahkan Eric yang tengah meminum susu cokelatnya harus tersedak.

"Mak-"

"Mulut Lo selalu nyebarin berita hoax ya anjir," ucap Sam yang baru saja masuk kedalam ruangan itu, Ia melengos begitu saja lalu menidurkan dirinya di sebuah sofa. "Lo jangan bikin omongan gitu deh, Bim."

"Gue jadi penasaran," celetuk Jeno yang sedari tadi diam tanpa suara.

Sam yang tau betul bagaimana sifat Jeno langsung menegakkan tubuhnya, "Nggak usah aneh-aneh Lo, Jen."

Jeno menaikkan satu alisnya sambil menatap Sam curiga, bibirnya tersenyum kecil melihat perubahan wajah Sam. "Gue nggak mau ngapa-ngapain, kenapa Lo panik anjir?"

"Ya keliatan aneh aja anjir, Lo nggak pernah mau deket sama siapapun, bahkan kalau ada yang mepet Lo, Lo nggak segan-segan nolak bahkan bikin malu dia tanpa pikir panjang." tambah Eric yang juga ikut penasaran.

Dengusan keluar dari bibir Sam, "Intinya Lo jangan macem-macem, dia masih kecil dan nggak tau apa-apa."

Tawa keluar dari bibir Sandi yang sedari tadi belum membuka suara, "Oh jadi tipe seorang Samuel itu yang polos-polos ya."

"Anjing semua Lo."

Semua orang yang ada disana kompak menertawakan Sam, kecuali dengan satu orang yang sedari tadi fokus dengan buku fisika di genggamannya. Ia melirik Sam sesaat lalu bangkit dari duduknya bersiap-siap untuk pergi dari sana.

"Mau kemana Lo, Sat?"

"Perpus," jawabnya singkat lalu melengos begitu saja meninggalkan mereka.

___________

Jihan, Ajun dan Haikal sudah menyelesaikan makannya. Kini ketiga pemuda tersebut tengah berkeliling sebentar, hitung-hitung memberi school tour untuk Jihan.

"Lo mau liat apa lagi? Mumpung jam istirahat disini cukup lama juga," ucap Ajun yang masih setia merangkul pundak Jihan.

"Kalau perpustakaan dimana? Aku mau lihat perpustakaan disini gimana."

Haikal menghembuskan napas panjang, "Dari seluruh tempat di sekolah, kenapa Lo mau ke perpus. Maksud gue, duh, baru liat tumpukan buku aja gue udah mual."

Ajun mendengus kecil, "Lebay Lo."

Setelah perdebatan kecil antara Ajun dan Haikal, akhirnya mereka benar-benar mengantarkan Jihan ke perpustakaan sekolah. Namun yang masuk ke dalam sana hanya Jihan dan Ajun, sedangkan Haikal memilih menunggu di luar. Karena memang jujur, Haikal mual lihat tumpukan buku segitu banyaknya.

The Young Marriage (Chansung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang